Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Ahli Pertambangan Unsoed Jelaskan Penyebab Longsor Darmakradenan Banyumas, Ini Analisis Lengkapnya

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi terjadinya longsor, yaitu faktor alam dan faktor aktivitas manusia. 

|
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Adi Candra, ST. 
LONGSOR TAMBANG - Ketua Tim Pendirian Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Ir. Adi Candra, ST, MT memberikan pandangannya, Kamis (30/10/2025). Longsor di kawasan tambang milik PT Sinar Tambang Artha Lestari (STAR) di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, pada Minggu (26/10/2025) sore, memunculkan beragam spekulasi dari warga.  

Lebih lanjut, Adi menjelaskan sistem penambangan secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air.

"Dasar penentuan sistem penambangan ditentukan dengan beberapa parameter seperti sifat karakteristik endapan, teknologi penambangan, rona awal daerah sekitar, dan faktor ekonomis," paparnya.

Tambang terbuka, kata dia, menjadi pilihan yang banyak dilakukan karena relatif lebih mudah dibandingkan sistem penambangan lainnya.

Metode tambang terbuka sendiri berdasarkan jenis bahan galiannya terdiri dari open pit/open cut/open cast (biasanya untuk tambang mineral), strip mine untuk batubara, quarry (kuari) untuk tambang galian industri, dan alluvial mine untuk tambang placer yang biasanya berada di dekat sungai.

"Quarry (Kuari) menjadi pilihan yang cocok untuk tambang pada bukit seperti yang dilakukan oleh PT Sinar Tambang Artha Lestari, karena endapan berada pada lereng bukit atau endapan berbentuk bukit yang dikenal dengan istilah Side Hill Type," jelasnya.

Adi menambahkan, longsor yang terjadi memiliki arah yang sama dengan arah miringnya batuan berlapis, sehingga arah luncurannya mengikuti bidang miring batuan atau disebut planar/sliding.

"Berdasarkan mekanika sederhana, pada batuan berlapis yang memiliki kemiringan yang sama dengan kemiringan lereng, maka gaya penahan relatif sangat kecil dibanding dengan gaya luncurannya. 

Sehingga potensi longsor menjadi besar," katanya.

Ia menyebutkan, terdapat faktor pendukung lain yang mempercepat longsor, yaitu adanya bekas lubang pada bagian kaki lereng sebelum operasi penambangan dilakukan.

"Bekas lubang tersebut merupakan hasil korekan atau congkelan untuk mengambil mineral phospat yang muncul setempat-setempat dan tidak layak tambang. 

Bekas lubang membuat lereng menjadi menggantung sehingga gaya penahan semakin melemah," ujar Adi.

Selain itu, lereng yang ditumbuhi banyak pepohonan juga memberi beban tambahan pada struktur tanah, memperbesar tekanan pada lereng.

"Untuk aktivitas penambangan sendiri dilakukan pada sisi berlawanan terhadap terjadinya longsor, tepatnya pada bagian selatan. 

Sedangkan longsor terjadi pada sisi bagian utara," terangnya.

Adi memastikan penambangan dilakukan dengan metode gali biasa tanpa menggunakan bahan peledak. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved