Tribunjateng Hari ini
Tambang Emas Maut di Hutan Kebumen, Warga Dengar Teriakan Minta Tolong
Tambang emas ilegal di area Perhutani Kebumen menelan korban jiwa. Seorang penambang tewas tertimbun longsor.
Penulis: Yayan | Editor: M Syofri Kurniawan
- Seorang penambang emas ilegal, Edi Sutamaji (47) asal Grobogan, tewas tertimbun longsor di lubang tambang sedalam tujuh meter di Desa Jladri, Kebumen, Selasa (28/10).
- Warga yang sempat mendengar teriakan minta tolong korban berusaha melakukan pertolongan, namun korban ditemukan sudah meninggal dunia.
- Tambang ilegal tersebut merupakan lokasi baru di lahan Perhutani yang sebelumnya sudah ditutup pada Juli 2025.
TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Penambang emas ilegal di kawasan perbukitan Dukuh Londeng, Desa Jladri, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, ditemukan tewas tertimbun longsor di lubang berkedalaman sekitar tujuh meter, Selasa (28/10) sore, sekitar pukul 15.30. Korban adalah Edi Sutamaji (47), warga Kabupaten Grobogan.
Diketahui, korban melakukan penambangan emas secara ilegal seorang diri di tebing dekat aliran sungai, pada lahan milik Perhutani Petak 70. Korban mengalami luka lecet di kepala bagian kanan dan memar di dada hingga dinyatakan meninggal dunia setelah dievakuasi ke RSUD Purwogondo, Kebumen.
Di sekitar lokasi, ditemukan sejumlah alat pertambangan sederhana. Di antaranya ember, serok, cangkul, linggis, dan beberapa karung plastik yang digunakan korban untuk menambang secara manual di lokasi kejadian.
Baca juga: Perhutani Ungkap Tambang Ilegal di Kebumen Tempat Tewasnya Warga Grobogan Adalah Lokasi Baru
Baca juga: Longsor di Kawasan Tambang Banyumas, ESDM Jateng Akan Investigasi, Operasi Tambang Dihentikan
Kepala Desa (Kades) Jladri, Marno, menyampaikan korban melakukan penambangan seorang diri di lokasi kejadian. Dituturkan, di saat cuaca hujan, peristiwa nahas tersebut terjadi. Korban yang berada di kedalaman lubang, tertimbun tebing yang longsor.
Peristiwa itu, sambung Marno, kali pertama diketahui warga setempat yang tengah mencari rumput. "Ada warga yang mencari rumput di sekitar, dengar teriakan minta tolong dari korban. Warga yang mencari rumput itu kemudian mengajak kawannya mendatangi lokasi, bermaksud menolong," katanya, Rabu (29/10).
Marno menambahkan, sejatinya pihak berwenang telah memasang papan informasi mengenai larangan melakukan aktivitas penambangan di sekitar lokasi sejak Juli 2025 lalu. "Tapi masih ada saja orang yang nekat melakukan aktivitas tambang ilegal di sekitar lokasi," ujarnya.
Sementara, Dadan (40) yang merupakan warga sekitar mengatakan, korban sudah cukup lama melakukan aktivitas penambangan. Menurutnya sudah hampir tiga tahun korban menambang.
Dia menerangkan, korban membuat gubuk di tepi sungai untuk tempat istirahat saat melakukan aktivitas penambangan. "Tapi tidak mesti, kadang datang kadang pergi, tidak setiap hari ada di situ," terangnya.
Personel Satreskrim Polres Kebumen telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi tambang ilegal yang menelan korban jiwa itu. Kanit Tipiter Satreskrim Polres Kebumen, Iptu Muhammad Shidqy Fauzan, mengungkapkan lokasi tambang berjarak sekitar 1,5 km dari perkampungan.
Di lokasi kejadian ada dua lubang dengan kedalaman sekitar lima meter dan tujuh meter. Sedangkan tingginya 1,5 meter dan lebar 70 centimeter (cm). Di sekitar lubang itu, sambung dia, terdapat gubuk kecil.
"Tempat kejadian perkara di lubang kedalaman tujuh meter," jelasnya.
Sementara, Wakapolres Kebumen, Kompol Faris Budiman, mengatakan faktor alam dan minimnya pengamanan menjadi penyebab utama kecelakaan maut tersebut. “Hujan membuat tanah labil. Selain itu, aktivitas dilakukan tanpa sistem keamanan yang memadai,” jelas Kompol Faris.
Di sisi lain, polisi menyebut pihak keluarga menyatakan menerima peristiwa tersebut sebagai musibah.
Kepolisian masih terus melakukan pendalaman terkait kejadian itu. Selanjutnya kepolisian akan berkoordinasi dengan Perhutani dan dinas terkait supaya melakukan penyuluhan terkait tambang ilegal dan patroli guna mengantisipasi kejadian serupa.
Lokasi Tambang Baru
| Jalur Tawang-Alastua Terendam, 16 Perjalanan KA Dibatalkan |
|
|---|
| Mega Tewas saat Bangunan Tua Timpa Rumahnya di Pedamaran Semarang |
|
|---|
| Banjir Kaligawe Naik Lagi setelah Hujan Deras di Tengah Modifikasi Cuaca |
|
|---|
| Syaiful Beserta Istri dan Dua Anaknya Tewas dalam Tabrak Lari di Sragen |
|
|---|
| Murid SD Korban Banjir Dievakuasi dengan Motor Roda Tiga |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.