Berita Feature
Kisah Rizky, Putri Buruh Harian Lulus Cumlaude sebagai Wisudawan Terbaik FH Unsoed
Di tengah perkuliahan yang menuntut fokus dan bacaan tebal khas fakultas hukum, Rizky tak hanya duduk di bangku kelas, karena ia juga bekerja
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Wajah Rizky Setyaningsih tampak tak bisa menyembunyikan haru.
Bersama ribuan mahasiswa lain, ia resmi menyandang gelar sarjana hukum.
Namun, dibalik toga dan senyumnya yang tenang, tersimpan perjalanan panjang penuh perjuangan.
Rizky bukan mahasiswa biasa.
Ia adalah putri keempat dari enam bersaudara, berasal dari keluarga sederhana asal Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Kisah Perempuan Muda Tuna Rungu Jalan Kaki 61 Km Lewati Suramadu, Endingnya Bikin Mewek
Ayahnya, Jumadi, adalah buruh harian lepas, sementara ibunya, Jaetun, adalah ibu rumah tangga.
Kedua orangtua Rizky setia menemani langkah-langkahnya menuju masa depan.
Namun, keterbatasan ekonomi tak pernah menyurutkan langkah Rizky.
Justru menjadi bara semangat yang terus menyala.
Sejak bangku sekolah, Rizky sudah menunjukkan sikap hidup yang jauh lebih dewasa dibandingkan usianya.
Ia terbiasa bangun pagi, memulai hari lebih awal, dan memanajemen waktu dengan ketat.
"Dari bangun tidur saya sudah harus bisa memanajemen waktu dengan baik sehingga tidak buru-buru," ujarnya saat seusai prosesi wisuda ke-158 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), di Gedung Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Rabu (10/9/2025).
Di jenjang SMK, Rizky yang mengambil jurusan Administrasi Perkantoran.
Tak hanya mampu mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi juga menjadi siswi dengan nilai rata-rata kelulusan tertinggi di jurusan, dan peringkat kedua tertinggi di sekolah.
Prestasi itu mengantarkannya diterima di Fakultas Hukum Unsoed melalui jalur undangan SNMPTN jalur yang hanya bisa diraih siswa berprestasi.
Padahal, dari sisi akademik, Rizky datang dari dunia yang sama sekali berbeda dengan hukum.
Ia sempat canggung.
Namun, keinginan belajar dan bertumbuh mengalahkan rasa ragu itu.
"Awalnya saya minder karena teman-teman saya dari SMA unggulan dan jurusan mereka relevan.
Tapi saya yakin, dengan belajar keras saya bisa mengejar," katanya.
Di tengah perkuliahan yang menuntut fokus dan bacaan tebal khas fakultas hukum, Rizky tak hanya duduk di bangku kelas, karena ia juga bekerja.
Rizky menjadi guru les privat bagi anak-anak sekolah dasar, dan sempat menjadi petugas sensus di Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya saya lakukan meringankan beban biaya yang orangtua saya tanggung selama saya kuliah," katanya.
Kesibukan itu tak membuat nilainya anjlok.
Justru sebaliknya, ia tampil sebagai lulusan terbaik Fakultas Hukum Unsoed pada periode ini.
Dengan IPK 3,81, ia mencatatkan diri sebagai peraih indeks prestasi kumulatif tertinggi pada wisuda September 2025.
Tanggal 28 Juli 2025 menjadi saksi perjuangannya menuntaskan tugas akhir.
Dari seminar hasil hingga ujian pendadaran, semua ia lewati dengan lancar.
Dan hari itu, ketika namanya dipanggil dalam prosesi wisuda, air matanya tak terbendung.
"Ini semua untuk Bapak dan Ibu," ucapnya lirih.
Rizky tak ingin berhenti sampai di sini.
Ia bercita-cita mengabdikan ilmunya membantu masyarakat, terutama mereka yang kesulitan mendapatkan keadilan hukum.
Ia juga bermimpi bisa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi apabila ada kesempatan beasiswa.
Baginya, pendidikan bukan hanya tentang gelar, tapi juga tentang keberanian bermimpi lebih besar dari batasan yang ada.
"Pesan saya untuk adik-adik yang sedang menempuh studi di Fakultas Hukum, jangan lelah untuk terus berusaha dan imbangi dengan doa," tuturnya. (jti)
3 Hari Tersesat di Hutan Jati Blora, Truk Boks Berhasil Dievakuasi, Warga Gelar Selamatan Dulu |
![]() |
---|
Kondisi Terkini Pasar Kambing Semarang yang Melegenda, Patung Masih Berdiri Tapi Situasi Beda |
![]() |
---|
Alasan Mbah Yudi Warga Batang Tinggal Dengan Ayam, Sudah 4 Kali Pindahkan Rumah |
![]() |
---|
Cerita Indra Pemuda Tunadaksa di Tegal, Kembangkan Usaha Anyaman Bambu Hingga Buka Lapangan Kerja |
![]() |
---|
Kisah Hamdan Produsen Seragam Sekolah di Kudus, Modal Rp 10 Juta Pinjaman, Kini Sampai Tolak Orderan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.