Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Pendemo Bakar Bangunan Dekat Hotel Tempat Tecky Afifah Menginap di Nepal 

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang menjadi satu dari puluhan WNI yang sempat terjebak di tengah kerusuhan Nepal.

|
Tribunjateng/bramkusuma
Jateng hari Ini 18 September 2025 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang, Tecky Afifah Santy Amartha, menjadi satu dari puluhan WNI yang sempat terjebak di tengah kerusuhan Nepal.

Kepada Tribun Jateng, Tecky menuturkan kondisi mencekam di Negeri Seribu Kuil itu sebelum dievakuasi ke Tanah Air. 

Asap hitam mengepul di berbagai penjuru Kota Kathmandu, Nepal.

Bunyi ledakan terdengar bersahut-sahutan.

Sirene ambulans meraung nyaring di jalanan.

Dari tempatnya menginap di Hotel Himalaya, Tecky menyaksikan api membakar bangunan tak jauh dari hotel.

Pendemo membakar bangunan tersebut.

Itulah suasana mencekam yang disaksikan langsung Tecky, dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang, saat terjebak di tengah kerusuhan besar di Kathmandu, Nepal, awal September lalu.

Tecky bersama dua dosen Poltekkes lain sempat tak bisa meninggalkan Nepal, setelah pemerintah setempat memberlakukan jam malam dan menutup Bandara Internasional Tribhuvan, menyusul meluasnya aksi protes yang berujung ricuh. 

"Walaupun kami tinggal di hotel, rasa panik dan waswas tetap ada," ungkap Tecky kepada Tribun Jateng, Rabu (17/9/2025).

"Kami tidak bisa istirahat dengan tenang karena kami harus selalu berkoordinasi dan update kondisi dengan WHO Nepal dan SEARO, melaporkan kemajuan kondisi kami ke KBRI dan tim Paskal Kemenkes dan Ditpen SDM Kes," jelasnya.

Suasana sedemikian mencekam, bahkan untuk mandi pun mereka masih harus pikir-pikir.

"Untuk mandi saja kami tidak bisa karena takut sewaktu-waktu harus melakukan evakuasi," kata Tecky.

Penugasan akademik

Perjalanan Tecky ke Nepal sejatinya berawal dari penugasan akademik yang membanggakan.

Poltekkes Kemenkes RI saat ini telah ditetapkan sebagai WHO Collaborating Centre (WHO-CC) for Nursing and Midwifery Development.

Sebuah pengakuan dari WHO atas kapasitas Poltekkes dalam mendukung pengembangan tenaga kebidanan dan keperawatan di tingkat global.

Sebagai anggota sekretariat WHO-CC untuk kebidanan, sekaligus ketua Gugus Kendali Mutu Program Pascasarjana Poltekkes Kemenkes Semarang, Tecky aktif dalam program Midwifery Leadership Programme (MLP).

Program ini bertujuan menyiapkan bidan agar menjadi pemimpin, advokat kebijakan, sekaligus penggerak perubahan.

"Program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi bagian dari strategi besar menyiapkan bidan sebagai agen perubahan di masa depan. Saya merupakan peserta TOT MLP Batch 1 dan terpilih menjadi co-fasilitator untuk Batch 2 di Jakarta," kata Tecky.

"Dengan bekal itu, saya bersama dua dosen lain dari Poltekkes Kemenkes Jakarta 3 dan Pontianak ditugaskan ke Nepal," sambungnya.

Di Kathmandu, mereka menjadi fasilitator Training of Trainers (TOT) Midwifery Leadership Programme yang diikuti bidan klinik dan akademik Nepal.

Dalam penugasan ini, tiga dosen Poltekkes yang menjadi fasilitator adalah Tecky Afifah Santy Amartha (Poltekkes Semarang), Hetty Astri (Poltekkes Jakarta 3), dan Riska Regia Catur Putri (Poltekkes Pontianak), bersama Ai Tanimizu dari WHO SEARO. 

“Selain untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan bidan, kegiatan ini juga menjadi kesempatan membangun jejaring global,” kata Tecky.

Tecky dan tim tiba di Kathmandu pada Minggu, 7 September 2025, tanpa mengetahui adanya potensi gejolak politik.

Hari pertama pelatihan berjalan lancar, namun pada sore harinya situasi berubah drastis.

"Awalnya demo damai, tapi kemudian ricuh dan meluas ke wilayah lain," ujar warga Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang tersebut.

Kondisi semakin parah.

Pada hari Rabu, pemerintah memutuskan mengevakuasi fasilitator.

Namun, bandara ditutup, semua penerbangan dibatalkan, dan jam malam diberlakukan.

"WHO meminta kami tetap di hotel sampai keadaan membaik," kenangnya.

Pernyataan Kemenkes

Di bagian lain, Kementerian Kesehatan RI memastikan, ketiga dosen Poltekkes yang sempat terjebak kerusuhan di Nepal kini sudah kembali ke Indonesia dalam keadaan selamat. 

“Tiga dosen Poltekkes yang sempat terjebak dalam kerusuhan di Kathmandu, Nepal, dipastikan selamat dan telah tiba di Indonesia dalam keadaan sehat," ungkap Kepala Pusat Kebijakan Strategi dan Tata Kelola Kesehatan Global Kemenkes, Harditya Suryawanto, Selasa (16/9/2025). 

Ketiga dosen pulang menggunakan penerbangan Maliando Air dari Kathmandu, pada Kamis (11/9) pukul 21.55 waktu setempat.

Mereka tiba di Jakarta, pada Jumat (12/9/2025) pukul 08.15 WIB.

Tecky kemudian melanjutkan perjalanan ke Semarang, pada Jumat malam. (F Ariel Setiaputra) 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved