Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Sweeping Ratusan Remaja secara Serampangan oleh Polisi di Semarang, Tak Ada Pendampingan Hukum

Tindakan salah tangkap terhadap ratusan remaja usai kerusuhan di depan Polda Jateng, Jalan Pahlawan Kota Semarang disayangkan.

Penulis: Moh Anhar | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
MENUNGGU ANAK - Para orangtua menunggu di depan Mapolda Jateng, Minggu (31/8/2025). Mereka bermaksud untuk menjemput anak-anaknya yang sebelumnya dikabarkan terjaring sweeping pasca demo rusuh. 

"Mereka hanya beli es teh di sekitar lokasi kejadian, lalu ditangkap polisi," terang Witi.

Para korban tersebut juga telah bersikeras memberikan keterangan kepada para polisi yang menangkapnya bahwa mereka tidak ikut aksi demonstrasi.

"Namun, polisi tetap menangkapnya," sambung Witi.

Menurut Witi, jumlah anak-anak yang ditangkap oleh Polda Jateng dalam penangkapan tersebut sebanyak 200 anak, dari total sebanyak 400-an orang yang ditangkap.

"Anak-anak itu dari SD hingga SMA. Ada disabilitas tuli dan disabilitas wicara yang ikut ditangkap," paparnya.

Meskipun telah dibebaskan, LRC-KJHAM menemukan ada anak SD yang ikut ditangkap polisi mengalami trauma berat.

"Ada anak SD menalami trauma, dia ngomong sendiri dan terus menangis pada saat ditangkap."

"Kami menghubungi psikolog untuk menangani anak tersebut," bebernya.

Sementara, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Ahmad Syamsuddin Arief menjelaskan, ada beberapa indikasi polisi melakukan dugaan tindakan salah tangkap yakni penangkapan dilakukan secara acak.

"Kemudian tidak ada surat penangkapan dan penahanan," bebernya.

Selepas ditangkap, para korban yang mayoritas anak juga ditahan lebih dari 1x24 jam.

"Mereka yang masih anak-anak ditangkap dengan tangan terikat di belakang, diduga alami kekerasan tanpa akses kesehatan yang tidak jelas," ungkapnya.

Selain ditangkap, para anak malah dituding sebagai kelompok Anarko.

Stigma polisi terhadap Anarko adalah biang kerusuhan.

Arief menilai, narasi itu hanyalah akal-akalan polisi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved