Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Wonosobo

Waspada! Uang Palsu Serupa Kertas HVS Beredar di Wonosobo, Kenali Ciri-cirinya

Pengungkapan kasus peredaran uang palsu di Kabupaten Wonosobo mendapat perhatian dari Bank Indonesia. 

Penulis: Imah Masitoh | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Imah Masitoh 
UANG PALSU - Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Nita Rachmenia hadir dalam konferensi pers Polres Wonosobo ungkap kasus peredaran uang palsu di wilayah Pasar Kertek, Kamis (11/9/2025). Dua pelaku bernama Supono dan Bambang telah ditetapkan sebagai tersangka. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Pengungkapan kasus peredaran uang palsu di Kabupaten Wonosobo kepolisian setempat mendapat perhatian dari Bank Indonesia

Dalam konferensi pers, Nita Rachmenia, Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, menyampaikan apresiasi atas kerja cepat aparat penegak hukum.

Ia menegaskan BI komitmen dalam mendukung proses hukum serta edukasi masyarakat.

Baca juga: Kejelian Mbah Tuminah Tangkap Pengedar Uang Palsu di Pasar Kretek Wonosobo, Teriak Maling!

Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti proses hukum serta melakukan identifikasi keaslian uang yang dijadikan barang bukti.

“Kami akan membantu untuk memberikan klarifikasi ataupun keterangan terhadap barang bukti," ungkapnya, Kamis (11/9/2025).

Dari hasil pemeriksaan terhadap barang bukti yang ditemukan oleh kepolisian, Bank Indonesia menerangkan bahwa barang bukti tersebut adalah uang rupiah tidak asli.

Nita menjelaskan uang palsu yang ditemukan dalam kasus ini sangat mudah dikenali dengan metode sederhana yang dikenal sebagai 3D yakni dilihat, diraba, diterawang.

“Sangat mudah sekali bisa kita identifikasi dengan kasat mata.

Pertama dilihat, warnanya kalau dilihat itu sudah berbeda dibandingkan dengan uang asli.

Kedua diraba, tulisan nominal itu tidak terasa kasar.

Jadi kayak kita megang kertas HVS biasa.

Ketiga diterawang, tanda airnya itu tidak presisi. Rektoverso-nya tidak membentuk logo Bank Indonesia," jelasnya.

Bank Indonesia mengapresiasi kewaspadaan masyarakat dalam kasus ini, khususnya pemilik kios di Pasar Kertek yang mencurigai adanya uang tidak asli.

“Pemilik toko sudah mempunyai awareness juga mencurigai bahwa ini uang rupiah tidak asli dan melaporkan,” ucapnya.

Untuk itu, BI berkomitmen meningkatkan edukasi ke berbagai kelompok masyarakat agar lebih mengenali ciri-ciri uang palsu.

Nita juga menjelaskan bahwa berdasarkan data nasional, peredaran uang palsu menunjukkan penurunan signifikan dalam lima tahun terakhir.

“Jadi dalam 5 tahun terakhir, rasio jumlah uang palsu per 1 juta lembar uang itu signifikan turunnya mulai dari 9 lembar di tahun 2020, lalu di tahun 2022-2023 turun menjadi 5 lembar, dan akhir tahun 2024 kemarin 2 lembar," jelasnya.

Meski demikian, upaya pencegahan terus dilakukan melalui pembaruan fitur pengaman dan peningkatan edukasi kepada masyarakat.

Baca juga: Waspada Begini Cara Kerja Jaringan Uang Palsu di Wonosobo, Incar Lansia di Pasar-pasar

Sebelumnya penemuan peredaran uang palsu di Pasar Kertek, Wonosobo, menarik perhatian berbagai pihak. 

Dua orang pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka, setelah tertangkap saat membelanjakan uang palsu kepada pedagang pasar.

Dari pengungkapan kasus ini, polisi menyita barang bukti berupa ratusan lembar uang palsu pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu, serta alat cetak dan perlengkapan sablon yang digunakan untuk memproduksi uang palsu. (ima)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved