Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kebumen

Imbas Pegawai BUMN Tewas Tertemper Kereta di Kebumen, Perlintasan Sebidang Ditutup Permanen

Perlintasan sebidang di wilayah Desa Mekarsari Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen ditutup permanen pasca kecelakaan.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: raka f pujangga
Tribunjateng/Agus Iswadi
PERLINTASAN SEBIDANG DITUTUP - Kereta api melintas di perlintasan sebidang yang kini telah ditutup wilayah Desa Mekarsari Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen, Minggu (14/9/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Perlintasan sebidang di wilayah Desa Mekarsari Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen ditutup permanen pasca kecelakaan yang mengerenggut nyawa seorang pegawai BUMN.

Seperti diketahui sebelumnya, pengemudi Mitshubshi Xpander Nopol AB 1605 UY, Helly Septemrijanto (55) meninggal dunia di lokasi kejadian seusai mobil miliknya tertemper Kereta Api (KA) Argo Dwipangga di perlintasan sebidang pada Kamis (11/9/2025).

Baca juga: Akibat Kecelakaan KA Argo Dwipa vs Xpander di Kebumen, Sejumlah Perjalanan Kereta Terlambat

Pantauan di lokasi, tampak akses penghubung antar dusun di Desa Mekarsari itu kini tidak dapat dilalui sepeda motor atau mobil lantaran ditutup permanen pada Minggu (14/9/2025).

Perlintasan sebidang itu ditutup pihak KAI karena demi faktor keselamatan.

Warga setempat, Dwi (54) menyampaikan, sudah ada tiga kejadian yang merenggut tiga nyawa di lokasi tersebut karena tertemper kereta api sejak tiga tahun terakhir. Masing-masing yakni pengemudi mobil, dan dua pengendara sepeda motor.

"Terakhir ya kemarin itu, pengemudi mobil," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu.

Dia mengungkapkan, perlintasan sebidang itu ditutup oleh pihak KAI pasca kejadian beberapa hari lalu.

Warga sekitar biasanya melintasi perlintasan sebidang itu untuk beberapa aktivitas seperti bekerja dan mengantar anak ke sekolah.

Dengan ditutupnya perlintasan sebidang itu, terangnya, kini warga harus memutar melintasi jalan lain.

Sementara itu Manager Humas Daop 5 Purwokerto, Krisbiyantoro mengatakan, penutupan perlintasan sebidang tersebut demi faktor keselamatan dan tidak terulang lagi kejadian serupa beberapa hari lalu.

Dalam rangka antisipasi, terang Krisbiyantoro, pihaknya meminta kepada pemda untuk melakukan evaluasi tentang kondisi perlintasan sebidang di wilayahnya.

Baca juga: Viral Detik-detik Kereta Api Ranggajati Hantam Mobil Mogok di Perlintasan Curahtulis Probolinggo

Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, lanjutnya, pemda wajib mengevaluasi tentang kondisi perlintasan sebidang di wilayahnya setahun sekali terkait kategori apakah sudah layak dijaga, layak ditutup atau sudah layak dibuat flyover atau underpass.

"Kepada pemda untuk bisa mengevaluasi perlintasan sebidang yang ada di wilayahnya minimal 1 tahun sekali untuk bisa menjadikan perlintasan sebidang tersebut menjadi tidak sebidang atau ada pengelolaan perlintasan sebidang model dijaga," ungkapnya.

Apabila memang perlintasan sebidang harus dijaga, jelas Krisbiyantoro, petugas dan pembiayaan menjadi ranah dari pemda. (Ais)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved