Berita Pati
Suara Semar dari Lereng Kendeng: Jerit Petani Pati yang Tanah dan Airnya Dirampas Tambang
Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) bersama sejumlah kelompok petani dan aktivis lingkungan lainnya, Rabu (24/9/2025).
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: raka f pujangga
“Brokohan ini merupakan wujud dari petani yang selalu bersyukur pada Ibu Bumi yang selalu memberi hidup. Kami ingatkan dulur-dulur selalu bersyukur pada Ibu Bumi. Eling, jangan pernah melukai atau merusak Ibu Bumi, yang mengakibatkannya tidak mendukung kehidupan semua orang,” ujar dia.
Baca juga: Misteri Keberadaan Abdul Hamid Kades Tunggulsari Kendal, Hilang Usai Didemo Warganya Soal Galian C
Ada pula aksi teatrikal yang ditampilkan srikandi-srikandi JMPPK. Aksi itu dilakukan untuk memberikan semangat pada para petani untuk menjadi “petani utun”.
Dalam terminologi masyarakat samin, petani utun adalah mereka yang meyakini bahwa pilihan hidup menjadi petani, menjadikan bertani sebagai mata pencaharian, bisa untuk mencukupi hidup dan kehidupan.
“Aksi teatrikal tadi tadi ada tembang ‘tuk nong tuk gung, cep menengo anakku wong tani’. Menggambarkan buyut kerti among tani untuk memberi semangat para petani untuk tetap menjadi petani utun. Tetap menghormati Ibu Bumi dengan tidak berlebihan menggunakan bahan kimia, pestisida. Kalau bertani tapi merusak alam, tidak menjadi petani utun,” tandas dia. (mzk)
Janji Bantuan Stimulan Gagal Panen untuk Petani Pati Oleh Jokowi Sejak 2023 Belum Cair hingga 2025 |
![]() |
---|
Lelah Menunggu Bantuan Puso Rp 45 Miliar: Petani Korban Banjir Pati Geruduk BNPB |
![]() |
---|
Ini Alasan Gerindra Tidak Bisa Usulkan Pemecatan Bupati Pati Sudewo |
![]() |
---|
Seni Bela Diri Gongcik & Terbang Jawan dalam Peringatan Maulid Nabi di Pati Bentuk Akulturasi Budaya |
![]() |
---|
Anggota Pansus Hak Angket Pati Dirombak, Jadwal Pemanggilan Bupati Sudewo Ditunda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.