Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Inilah Sosok Sopir Pikap Tabrak Lari yang Tewaskan 1 Keluarga di Sragen, Ditangkap di Solo

Pelaku tabrak lari yang menewaskan satu keluarga di Jalan Gedongan–Pungsari, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, telah ditangkap.

|
Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
DOKUMENTASI TRIBUN SOLO
CEK CCTV - Dokumentasi polisi mengecek rekaman CCTV untuk mengungkap tabrak lari di Jalan Gedongan-Pungsari, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Selasa (28/10/2025). Pelaku tabrak lari kini telah ditangkap. 

"Mendekati lokasi kejadian, diduga pengendara motor Honda Beat melintas lumpur yang berada di badan jalan, kemudian tergelincir dan terjatuh," ungkapnya.

"Bersamaan dari arah berlawanan, melaju mobil pikap tak dikenal, sehingga membentur pengendara dan pembonceng motor Honda Beat. Setelah benturan, mobil tak dikenal tersebut meninggalkan lokasi kejadian," tambahnya.

Baca juga: Suami Istri dan 2 Anak Kecil Tewas Ditabrak Lari di Sragen, Beat Tergelincir lalu Disambar Pikap

Chiko Pembuat Konten Skandal Smanse Terancam DO? Begini Kata Dekan FH Undip

Empat Liang Berjajar

Empat liang lahat berjajar menjadi tempat peristirahatan terakhir satu keluarga yang terlibat tragedi tabrak lari di Jalan Gedongan–Pungsari, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Senin (27/10/2025) malam. 

Di pemakaman Desa Jembangan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Selasa (28/10/2025) dini hari itu suasana duka menyelimuti.

Awalnya, jenazah ayah SA (32), ibu UY (28), dan dua anaknya AN (7) serta AS (5) tiba di rumah duka sekira pukul 00.00. 

Proses pemakaman berlangsung sekira pukul 01.00 dan selesai pukul 02.00.

Paman korban, Harno menyampaikan bahwa seluruh jenazah dimakamkan di empat liang lahat berbeda, namun posisinya berdampingan.

"Tidak dimakamkan satu liang lahat, ada empat liang lahat, tapi berjajar," ujarnya seperti dilansir dari TribunSolo.com, Selasa (28/10/2025).

Harno menuturkan, keluarga tidak memiliki firasat apa pun sebelum peristiwa maut tersebut terjadi.

"Tidak ada (firasat), tidak ada sama sekali. Baru mendapat informasi jika meninggal itu sebelum Isya," sambungnya.

Dia juga tidak mengetahui ke mana para korban pergi sebelum kecelakaan.

"Tidak tahu (dari mana dan ke mana), biasanya mungkin mau makan atau apa," jelasnya.

Dalam keseharian, keluarga kecil ini dikenal warga sekitar sebagai sosok yang baik dan ramah. Mereka hidup sederhana dengan membuka usaha toko kelontong di rumah.

Hingga Selasa (28/10/2025) siang, tetangga dan kerabat terus berdatangan untuk melayat dan memberikan doa. (*)

Sumber TribunSolo.com

 

Sumber: Tribun Solo
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved