Tribunjateng Hari ini
Riefqie Hanyut di Selokan Dekat MI Tarbiyatus Sibyan Sepulang Sekolah
Hanya dalam tempo lima hari, tercatat tiga orang meninggal dalam peristiwa banjir Semarang.
Penulis: Achiar M Permana | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Jumlah korban meninggal dalam peristiwa banjir di Kota Semarang, yang terjadi sejak sepekan lalu, bertambah.
Hanya dalam tempo lima hari, tercatat tiga orang meninggal dalam peristiwa banjir Semarang.
Kasus yang terakhir, Rabu (29/10/2025) kemarin, seorang murid madrasah ibtidaiah (MI) di Pedurungan ditemukan tewas setelah hanyut di selokan saat pulang sekolah.
Seorang bocah laki-laki, Achmad Riefqie Arzan (7), murid kelas 1 MI Tarbiyatus Sibyan, hanyut saat pulang sekolah di selokan tak jauh dari sekolahnya di Tlogomulyo, Pedurungan, Selasa (28/10/2025) pada pukul 11.00.
Tim SAR gabungan langsung melakukan proses pencarian korban, sejak laporan pertama diterima.
Upaya penyisiran dilakukan di dua arah berbeda untuk memperluas area pencarian.
Penyisiran dilakukan dari lokasi kejadian ke arah utara sejauh dua kilometer dan dari arah utara ke barat sejauh dua setengah kilometer.
Dari hasil penyisiran, tim menemukan tas milik korban sebelum akhirnya bocah malang itu ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Putra Misbakhul Munir, warga Jamus Godo, Mranggen, Demak, tersebut ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di aliran Kali Kwaron, daerah Alastua, Bangetayu Kulon, Kecamatan Genuk, Rabu pada (29/10/2025) pukul 03.00 dini hari.
Jenazah korban telah dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat.
Pada hari yang sama, seorang bocah perempuan, Aurel (9), warga Sedayu Tugu, Kecamatan Pedurungan, terjatuh di selokan lalu hanyut di Jalan Argo Mulyo, Perumahan Mukti Asri, Kelurahan Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, pada Selasa sekitar pukul 17.56.
Korban tengah berjalan bersama ibunya, Fitria Indriyani, saat hujan menguyur kawasan perumahan tersebut.
Aurel yang berjalan di depan terperosok ke gorong-gorong yang sedang dalam proses perbaikan.
Sang itu yang mengetahui kejadian itu langsung berusaha mengejar, berusaha menyelamatkan anaknya dengan menceburkan diri ke saluran irigasi itu, tetapi tidak berhasil.
Ibu Aurel kemudian ditolong oleh warga setempat yang mendengar suara gaduh.
Aurel hanyut dalam aliran irigasi yang cukup deras menuju Kali Gasem di Jalan Wolter Monginsidi.
Hingga kini, tim masih mencari keberadaan Aurel.
"Korban anak laki-laki siswa MI ditemukan dini hari tadi sejuah 2,5 kilometer dari titik lokasi hanyut,” kata Relawan Semarang, Siswanto, kepada Tribun Jateng, Rabu.
“Satu korban lainnya, pagi ini (Rabu kemarin—Red) kami masih melakukan pencarian," sambungnya.
Siswanto menjelaskan, dua kejadian anak hanyut tersebut akibat hujan deras yang melanda Kota Semarang sehingga aliran air di selokan cukup deras.
Untuk korban yang sudah ditemukan, peristiwa sebelum hanyut di selokan terekam kamera CCTV sekolah.
"Ada pun kejadian korban anak perempuan, korban ketika itu bersama ibunya sedang berjalan di lokasi kejadian, tapi tidak tahu sedang ada perbaikan gorong-gorong, lalu mereka tercebur ke gorong-gorong sedalam 1,5 meter,” kata Siswanto.
“Ibu korban selamat, korban sampai sekarang belum ditemukan," imbuhnya.
Korban sebelumnya
Sebelumnya, pada Sabtu (25/8/2025) lalu, dua warga Kota Semarang meninggal dunia akibat tenggelam saat banjir.
Korban pertama, Faisal Azam Saputra, seorang anak yang tenggelam di kawasan Jembatan Pertigaan Masjid Gebangsari, Kecamatan Genuk.
Korban diduga terpeleset dan terseret arus saat bermain di sekitar aliran air yang meluap.
Korban lainnya, Eko Rusianto, warga Panggung Kidul, Semarang Utara, yang tenggelam di kolam retensi Trimulyo, Genuk.
Saat kejadian, Eko sedang bekerja membersihkan sampah di kolam retensi dengan menggunakan ban dalam mobil sebagai alat bantu, namun tanpa rompi pelampung.
Korban terpeleset dan kemudian tenggelam karena tidak bisa berenang.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, membenarkan satu korban hanyut di Tlogomulyo telah ditemukan.
"Satu korban berinisial ARA, anak 7 tahun sudah ditemukan selepas relawan gabungan menyisir dari utara ke barat sejauh 2,5 kilometer," papar Endro.
Dia menambahkan, tim gabungan dari berbagai institusi saat ini masih melakukan pencarian untuk mencari satu korban lainnya yang masih belum ditemukan.
90 sentimeter
Sementara itu, sejumlah ruas jalan di Kota Semarang masih direndam banjir, Rabu kemarin.
Titik tertinggi banjir terjadi di Jalan Kaligawe, Genuk, Kota Semarang yang mencapai 90 sentimeter.
Polisi menyebut ketinggian air banjir tersebut merupakan titik tertinggi selama delapan hari banjir di kota Semarang.
"Siang ini (Rabu siang—Red) ketinggian air 90 sentimeter (Jalan Kaligawe), merupakan angka tertinggi sehingga pengguna jalan harus menghindari Kaligawe, baik dari timur maupun barat," kata Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Yunaldi.
Pantauan Tribun Jateng, jalur Kaligawe dari SPBU Kaligawe hingga Terminal Terboyo Genuk direndam banjir dengan ketinggian bervariasi di atas 50 sentimeter.
Jalur ini hanya bisa dilalui kendaraan seperti tronton dan trailer.
Kendaraan berat itu harus bergerak lambat karena hanya ada satu jalur saja yang dianjurkan petugas kepolisian.
Titik banjir paling parah terjadi di depan kampus Universitas Sultan Agung Semarang (Unissula) dan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung.
Ada tiga truk mogok di lokasi tersebut.
Di tengah kondisi tersebut, Tribun Jateng sempat berpapasan dengan tiga pengendara sepeda motor bebek yang nekat menerabas banjir.
Motor dengan pelat kota Semarang itu alhasil mogok di tengah kubangan banjir.
Yunaldi menyebut, air banjir yang terus naik sehingga arus lalu lintas dialihkan ke Jalan Majapahit agar mengarah ke Pedurungan.
Namun, diakuinya jalur tersebut juga bermasalah karena sedang ada perbaikan jalan.
"Pengguna jalan harap bersabar karena tahun ini banjir datang bersamaan dengan pembangunan jalan," katanya.
Dia menambahkan, kepolisian mengantisipasi kondisi itu dengan rekayasa lalu lintas seperti contraflow yang menyesuaikan kebutuhan semisal ada kendaraan mogok.
"Seperti tadi pagi ada tujuh kendaraan mogok lalu kami terapkan contraflow. Kami juga siapkan tali seling untuk tarik kendaraan mogok," papar Yunaldi.
Kunjungan Kapolda
Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, yang melakukan kunjungan ke lokasi banjir Kaligawe telah memerintahkan Dirlantas dan Kasatlantas Polrestabes Semarang dan Demak melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas.
"Kami menggunakan sistem buka tutup, kita mau lakukan pengalihan arus dan rekayasa lalu lintas dalam menghadapi banjir. Kami juga menyiapkan angkutan bagi kendaraan-kendaraan yang mogok terutama roda dua," ungkap Ribut.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jateng, Kombes Pol M Pratama Adhyasastra mengatakan, durasi kecepatan rata-rata kendaraan yang menerabas banjir Semarang hanya bisa mencapai antara 10-20 kilometer per jam.
Angka tersebut masih di bawah angka ketentuan perlambatan arus, yakni 30-40 kilometer per jam.
"Saya rasa kondisi tidak ada yang macet, cuma ada perlambatan. Kami terus mengurai perlambatan ini dengan contraflow maupun pengalihan arus," jelasnya kepada Tribun.
Dia menyebut, telah mengerahkan semua petugas baik dari Satlantas Polrestabes Semarang maupun Polres Demak.
Pihaknya fokus ke titik arus kendaraan kecil di depan PT Hartono Istana Teknologi (HIT) atau pabrik Polytron, Sayung, Demak, yang dialihkan melalui Mranggen.
Sebaliknya arus dari barat yang menuju ke Demak hanya khusus kendaraan berat, sedangkan kendaraan lainnya dialihkan ke Pedurungan.
"Kami turunkan semua personel ke lapangan selama delapan hari ini," ucapnya. (Iwan Arifianto)
Banjir Semarang 2025
dampak banjir semarang
Tlogomulyo
multiangle
tribunjateng.com
m syofri kurniawan
| Penanganan Banjir Tiga Sungai di Kendal Belum Maksimal, Wabup Benny Protes Pemprov Jateng |   | 
|---|
| Tambang Emas Maut di Hutan Kebumen, Warga Dengar Teriakan Minta Tolong |   | 
|---|
| Alasan Netanyahu Perintahkan Israel Serang Gaza di Tengah Gencatan Senjata |   | 
|---|
| Jalur Tawang-Alastua Terendam, 16 Perjalanan KA Dibatalkan |   | 
|---|
| Mega Tewas saat Bangunan Tua Timpa Rumahnya di Pedamaran Semarang |   | 
|---|

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.