Berita Banjarnegara
Energi Hijau yang Bertahan di Tengah Endapan
PLTA Panglima Besar (PB) Soedirman atau dikenal PLTA Mrica Banjarnegara, Jawa Tengah, yang bergantung pada alam kini menjadi sorotan.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: raka f pujangga
PLN Indonesia Power tidak bisa berjalan sendiri, ia membutuhkan banyak pihak untuk mengatasi permasalahan ini untuk menciptakan EBT yang andal dan berkelanjutan.
“Jika sedimentasi tidak diatasi, ada saatnya nanti akan penuh,” tandas Nazrul.
Menurutnya, sedimentasi menjadi masalah umum di hamper seluruh PLTA PLN Indonesia Power UBP Mrica.
Mrica mengelola 34 unit pembangkit yang tersebar di Sembilan kabupaten kota di jawa tengah dengan kapasitas terpasang 333,78 megawatt yang terdiri dari PLTA dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.
Selain mempertahankan operasional PLTA yang sudah ada, akselerasi untuk mengejar bauran EBT dilakukan dengan menambah PLTMH. Sejumlah PLTMH yang dikelola PLN Indonesia Power antara lain di Gunung Wugul, Siteki, Plumbungan (Banjarnegara), PLTMH Lambur dan Harjosari di Pekalongan.
Meskipun memproduksi daya yang tidak banyak atau di bawah 10 megawatt, namun kontribusi PLTMH dalam pemenuhan ketersediaan listrik cukup vital.
Masalah di Hulu
Di kedalaman yang tak terlihat, butiran lumpur terus bekerja diam-diam, mengendap, menumpuk, dan perlahan menantang kekuatan listrik yang dihasilkan dari arus Sungai Serayu. Bagi PLN Indonesia Power, sedimentasi bukan sekadar tumpukan material di dasar waduk, melainkan ancaman nyata bagi keberlanjutan energi hijau.
Setiap tahun, jutaan meter kubik endapan terbawa arus Sungai Serayu dan mengisi ruang tampung waduk, menurunkan kapasitas air yang dibutuhkan untuk menggerakkan turbin.
Untuk menahan laju itu, berbagai upaya terus dilakukan, mulai dari pengerukan, sistem flushing, hingga koordinasi lintas sektor dalam rehabilitasi daerah tangkapan air di hulu.
Kerusakan di Daerah Aliran Sungai atau DAS Serayu yang mengakibatkan sedimentasi besar-besaran di PLTA Mrica, dikarenakan degradasi lingkungan di hulu. Terutama di wilayah dataran tinggi Dieng.
Selain pihak PLTA, masyarakat di sepanjang DAS Serayu dinilai punya peran vital untuk ikut menjaga keberlanjutan Waduk Mrica.
Nazrul pun menyayangkan bahwa pihaknya seolah jadi penanggung jawab tunggal atas berbagai permasalahan di DAS Serayu, terutama sedimentasi.
PLN Indonesia Power pun menginisiasi program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dalam bentuk rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu dan Optimalisasi Waduk Panglima Besar Jenderal Sudirman, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Langkah ini dilakukan, sebagai salah satu upaya menjaga keandalan pembangkit.Keandalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) tentunya tidak lepas dari kondisi waduk yang merupakan sarana atau media penampung energi primer PLTA.
Dalam kondisi saat ini, dan sebagai upaya investasi jangka panjang, PLTA Mrica bergerak untuk laksanakan program pemeliharaan di daerah waduk secara berkala. Di antaranya dengan melakukan kegiatan maintenance dredging, merintis sekolah lapangan, dan program hijaunesiapower yang juga bekerjasama dengan stakeholder terkait, untuk program-program yang berhubungan dengan kelestarian di DAS Serayu.
| Merawat Serayu, Menjaga Harapan Energi Berkelanjutan |   | 
|---|
| Kamar Warga Binaan Rutan Banjarnegara Digeledah Petugas Gabungan, Sejumlah Barang Terlarang Disita |   | 
|---|
| Desa Wisata Pagak Banjarnegara Hadirkan Wisata Petik Melon Akhir Pekan Ini |   | 
|---|
| Alasan Anas Hidayat Ketua DPRD Banjarnegara Mundur, Ini Respons Partai Demokrat Jateng |   | 
|---|
| HUT ke-80 PMI, Aksi 'Tali Asih' Relawan Banjarnegara Menyentuh Hati Pengemudi Ojol hingga Lansia |   | 
|---|

 
			
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.