Berita Blora
Anggota DPRD Blora Minta Jembatan Alternatifnya Temuwoh Kembali Dibangun
Anggota DPRD Blora, Jariman, mendesak DPUPR Kabupaten Blora, untuk membangun kembali jembatan alternatif Temuwoh
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Anggota DPRD Blora, Jariman, mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, untuk membangun kembali jembatan alternatif Temuwoh, Desa Talokwohmojo , Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, yang rusak.
Jembatan itu awalnya hanyut diterjang derasnya arus sungai pada Rabu (22/10/2025), sehingga tidak bisa dilalui warga.
Ini sudah kedua kalinya jembatan alternatif Temuwoh rusak diterjang arus sungai, imbas hujan lebat.
Baca juga: Respon Anggota DPRD Terkait Insiden Kecelakaan Kerja di Proyek Jembatan Temuwoh Blora: Belum Dengar
Anggota DPRD Blora, Jariman, menyayangkan jembatan alternatif Temuwoh yang rusak dibiarkan terbengkalai.
Padahal, jembatan alternatif Temuwoh itu merupakan salah satu akses utama bagi para siswa-siswi yang hendak berangkat sekolah di SMP N 4 Ngawen. Selain itu juga sebagai akses pedagang kecil untuk ke Pasar Ngawen.
Sementara ini, masyarakat harus terpaksa lewat jalan alternatif yang aksesnya lebih jauh, ditambah dengan kondisi jalan yang rusak.
"Pokoknya masyarakat itu mintanya jembatan Alternatif segera diperbaiki, lah proyek besar kok," jelasnya, Rabu (5/11/2025).
Berdasarkan papan proyek yang terpasang di area pembangunan Jembatan Utama Temuwoh, rehabilitasi jembatan temuwoh dibangun dengan anggaran Rp 9,3 miliar, sumber dana dari APBD Kabupaten Blora. Dengan penyedia jasa dari CV Mulyo Joyo Berkah, dan Konsultan Pengawas dari CV Filkard Indonesia.
Menurut Jariman dengan anggaran sebesar itu, seharusnya penyedia jasa atau kontraktor dalam hal ini CV Mulyo Joyo Berkah, harus menyediakan jembatan alternatif yang standar.
"Pembangunan jembatan darurat itu harusnya mengikat, harus disediakan, wajib ada."
"Hanya kemarin prediksi dari pemborong proyeknya itu salah perkiraan. Dikira tahun ini curah hujan nggak tinggi, tapi ternyata curah hujan sangat tinggi, sampai dua kali jembatan alternatif itu hanyut karena arus sungai," jelasnya.
Oleh karena itu, politisi PPP itu meminta agar jembatan alternatif Temuwoh bisa dibangun kembali dengan standar, yakni dibangun agak tinggi. Tujuannya jika sewaktu-waktu hujan deras, tidak menghanyutkan jembatan lagi.
"Harusnya dibangun jembatan darurat yang lumayan tinggi, agar jembatan alternatif itu tidak rusak terkena banjir, karena ini sudah musim hujan."
"Ini kalau dibangun lagi, tapi dibangunnya rendah ya percuma, akan tergerus banjir lagi," paparnya.
Menurutnya jembatan alternatif itu perlu dibangun kembali. Sebab target pembangunan jembatan utama Temuwoh selesai masih sampai Desember 2025.
"Kasihan kalau anak-anak sekolah dan pedagang-pedagang kecil mau ke Pasar itu kasihan kalau harus lewat memutar," terangnya.
Warga saat ini terpaksa lewat jalan alternatif itu yakni, Desa Kedungsatriyan - Karangtengah - Sendangrejo - Gondang.
Jalur alternatif tepatnya di wilayah Desa Karangtengah - Desa Sendangrejo, kondisi jalannya sebagian rusak dan berbatu.(Iqs)
| Perubahan Musim Picu Lonjakan Kasus ISPA di Blora, Dinkesda Catat Hampir 9.000 Kasus di Oktober |
|
|---|
| Kepala BPBD Sebut Penyebab Banjir di Blora Karena Hutan Gundul |
|
|---|
| Masuk Puncak Musim Hujan, BPBD Blora Minta Warga Pinggir Aliran Sungai Tingkatkan Siaga Bencana |
|
|---|
| Anggota Dewan Desak DPUPR Blora Tambal Jalan Alternatif Rusak, Warga Sudah Banyak Mengeluh |
|
|---|
| Respon Anggota DPRD Terkait Insiden Kecelakaan Kerja di Proyek Jembatan Temuwoh Blora: Belum Dengar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251030-_-Kondisi-Rusak-Jembatan-Alternatif-Temuwoh-Blora.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.