Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Labib Murojaah Kitab Kuning pada Bab Kematian sebelum Tragedi Singorojo

Mahasiswa KKN UIN Walisongo sempat melakukan murojaah atau membaca kitab kuning, pada malam sebelum Tragedi Singorojo.

Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Jumat 7 November 2025 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ada informasi menarik, berkait dengan Tragedi Singorojo, yang menewaskan enam mahasiswa UIN Walisongo, Selasa (4/11/2025) lalu.

Saat kejadian, keenam mahasiswa tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, yang juga menjadi lokasi mereka hanyut. 

Infomasi yang diterima Tribun Jateng, pada malam sebelum kejadian, para mahasiswa KKN itu sempat melakukan murojaah atau membaca kitab kuning, yang kebetulan membahas tentang kematian.

“Pada malam hari, Labib dan teman-teman sedang membaca kitab kuning yang membahas tentang kematian. Tidak disadari mereka mengkaji tentang bab-bab kematian,” kata M Yusrul Rizanul Muna, mahasiswa UIN Walisongo, yang terlibat langsung dalam proses evakuasi para korban di Singorojo, Rabu (5/11/2025).

Murojaah kitab kuning berarti mengulang dan memperkuat pemahaman terhadap teks-teks klasik Islam (kitab kuning), bukan hanya menghafalnya.

Proses ini penting untuk menjaga dan meningkatkan pemahaman, kefasihan, serta kualitas bacaan kitab.

Metode murojaah bisa dilakukan secara mandiri atau berkelompok, seringkali diiringi dengan disiplin belajar yang ketat, seperti yang lazim di pondok pesantren.

Labib, yang disebut Yusrul, adalah M Labib Rizqi, salah satu korban tewas dalam peristiwa mahasiswa UIN Walisongo hanyut di Tubing Genting Jolinggo, Getas, Singorojo.

Jenazah mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI), Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), UIN Walisongo itu ditemukan, pada Selasa pukul 15.58, sekira tiga jam setelah kejadian.

Labib memang lekat dengan kehidupan pesantren.

Sejal usia SMP, pemuda asal Kelurahan Noyontaansari RT 02 RW 09, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, itu sudah mondok di Pesantren Darrul Muqorrobin, Kendal.

Dia berada di pesantren itu selama enam tahun. Labib berkhidmah selama setahun di pesantren, sebelum melanjutkan kuliah di UIN Walisongo.

Hingga meninggalnya, Labib tercatat sebagai salah satu pengajar di Pesantren Darrul Muqorrobin.

“Tidak disadari, (dalam murojaah itu—Red) mereka mengkaji tentang bab-bab kematian,” tutur Yusrul. 

“Bahkan ada korban selamat yang bermimpi akan tertimpa musibah. Tentunya, itu firasat yang tidak terpikirkan sama sekali,” sambungnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved