Berita Banyumas
21 Rumah Bergeser Perlahan: Kisah Warga Desa Ketanda Banyumas Hidup di Zona Merah Bencana
Pergerakan tanah terjadi di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Rabu (12/11/2025) pagi.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: raka f pujangga
Menurutnya, hujan dengan intensitas tinggi lebih dari dua jam, atau hujan sedang yang berlangsung lebih dari dua hari berturut-turut, harus menjadi alarm kewaspadaan bagi masyarakat.
"Hujan berkepanjangan akan membuat tanah jenuh air, meningkatkan beban, dan memicu pergerakan tanah," ujarnya.
Mahendra juga menyoroti perubahan fungsi lahan di kawasan perbukitan yang memperparah kerentanan bencana.
"Kawasan perbukitan yang sudah berubah fungsi jadi permukiman atau pertanian tanpa tanaman pengikat tanah jauh lebih rentan.
Vegetasi yang tidak cocok justru mempercepat risiko longsor," tegasnya.
Baca juga: Rumah Retak Akibat Tanah Bergerak, Lansia di Kebumen Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudaranya
Ia menyarankan warga di kawasan rawan untuk membentuk ronda tanggap bencana di tingkat desa atau dusun sebagai bentuk kesiagaan mandiri.
"Kalau bisa dibuat ronda kebencanaan di kampung-kampung rawan.
Deteksi dini dan respon cepat sangat penting karena pemicunya bisa datang sewaktu-waktu," ujarnya. (jti)
| BRAK, Honda Freed Tabrak Warga Purwokerto yang Lagi Belanja Sayur, 2 Tewas 3 Luka-luka |
|
|---|
| Bencana Pergerakan Tanah Terjadi di Sumpiuh Banyumas, 21 Rumah Warga Terdampak |
|
|---|
| Banyumas Jadi Contoh Nasional, Pompa Hidram Serayu Mampu Aliri 1.004 Hektare Sawah Tanpa Listrik |
|
|---|
| Dekatkan Layanan Kesehatan, Semua Puskesmas di Banyumas Bakal Dilengkapi Fasilitas Ruang Rawat Inap |
|
|---|
| Warga Desa Wiradadi Banyumas Siaga Malam Hari, Rumah Retak Akibat Hujan Deras |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251113_Lokasi-pergerakan-tanah-di-Desa-Ketanda-Sumpiuh-Banyumas_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.