Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

TRIBUN JATENG HARI INI

Imam Teriak Takbir saat Longsor Terjang Desa Cibeunying

Tiga orang meninggal dunia dan 20 orang lainnya hilang saat longsor menerjang Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Kamis (13/11/2025) malam.

Penulis: Achiar M Permana | Editor: M Zainal Arifin
Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Sabtu 15 November 2025 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Tanah longsor menerjang Dusun Cibuyut dan Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada Kamis (13/11/2025) malam.

Hingga hari kedua pencarian, Jumat (14/11/2025), tiga orang ditemukan meninggal dunia dan 20 orang lainnya dalam pencarian. 

Ketiga korban yang ditemukan meninggal, yakni Wahyuni (50), Maya (15), dan Julia Lestari (20), ketiganya warga Dusun Tarukahan RT 06 RW 03.

Pada Jumat sore, ketiga korban longsor dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tarukahan, Desa Cibeunying, pada Jumat sore. 

Ketiga korban meninggal merupakan satu keluarga.

Maya merupakan anak Wahyuni, sedangkan Julia kemenakannya.

Suami Wahyuni, Daryana, selamat dari terjangan material longsor, meski kehilangan istri, anak, dan kemenakannya.

Jenazah Wahyuni ditemukan, pada Jumat (14/11/2025) pukul 11.00, dalam kondisi tertimbun tanah. 

Saat ditemukan, jasad korban tertindih kasur, dan di dekat lokasi juga ditemukan sepeda motor.

Tim SAR sempat mengalami kesulitan mengevakuasi jasad korban karena material longsoran cukup tebal.

Proses evakuasi dilakukan secara manual dan menggunakan alat berat. 

"Alhamdulillah, pada siang hari ini (Jumat kemarin—Red) ditemukan satu korban meninggal dunia," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Taryo, di lokasi. 

Baca juga: Kesaksian Warga Lihat Langsung Tanah Longsor di Cibeunying Cilacap: Kaya Dibanting-banting Rumah Itu

Dengan ditemukannya satu korban ini, kata Taryo, ada 20 warga yang masih dalam proses pencarian.

Mereka terdiri atas 6 warga Dusun Tarukahan dan 14 warga Dusun Cibuyut.

Tim gabungan masih melanjutkan proses pencarian di titik-titik yang diduga terdapat korban tertimbun.

“Tambahan alat berat akan segera didatangkan untuk mempercepat proses pencarian,” imbuhnya.

Kesaksian

Imam Faedi, warga Dusun Tarukahan, merupakan saksi mata tanah longsor di Cibeunying. 

Saat ini sejumlah keluarganya masih belum ditemukan dalam peristiwa tersebut.

"Saudara semua. Total ya keseluruhan yang belum ketemu ada enam orang," tuturnya.

Kepada Tribun Jateng, Imam bercerita detik-detik tanah menelan permukiman.

Malam itu, kata dia, hujan rintik turun perlahan.

"Saya tahu pergerakan tanahnya, saya sedang ngopi karena malam Jumat itu turun hujan rintik-rintik sedikit. Saya lihat saat-saat terjadi longsor,” tutur Imam. 

“Bahwa yang diinformasikan yang longsor adalah bagian atas (Dusun Cibuyut—Red), tapi yang bawah juga kena," sambungnya.

Dalam kepanikan, ia hanya bisa pasrah dan berteriak melihat tanah menelan permukiman.

"Saya cuma teriak ‘Allahuakbar’ saat melihat kejadian tanah menutup rumah-rumah,” paparnya. 

“Saya lihat pas lagi brugnya. Kaya dibanting-banting rumah itu," lanjutnya.

Hari kedua

Pada pencarian hari kedua, Jumat kemarin, tim SAR gabungan dibagi ke dalam lima sektor (worksite) dengan fokus pencarian pada titik-titik yang diperkirakan terdapat korban tertimbun.

"Proses pencarian dilakukan menggunakan alat berat, peralatan ekstrikasi, serta peralatan manual untuk menjangkau area yang sulit," ujar Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR (Basarnas) Cilacap sekaligus On Scene Coordinator (OSC) dalam operasi SAR ini, Priyo Prayudha Utama.

Pada Jumat pukul 17.00, operasi SAR ditutup sementara untuk evaluasi dan pemulihan kondisi personel.

Operasi akan dilanjutkan kembali, pada Sabtu (15/11/2025) pagi ini mulai pukul 07.00.

Kepala Kantor Basarnas Pos SAR Cilacap, M Abdullah, menjelaskan penghentian sementara dilakukan setelah seluruh unsur SAR yang berada di lintasan evakuasi melihat peningkatan risiko longsor susulan.

 "Operasi SAR dihentikan sementara karena terkendala cuaca yang hujan dan tanah yang masih labil yang dapat membahayakan petugas," ujar Abdullah.

Meski begitu, ia menegaskan pencarian tetap akan dioptimalkan begitu kondisi memungkinkan.  

Keselamatan tim menjadi prioritas utama dalam operasi ini.

"Proses pencarian tidak ada target berapa hari, tapi biasanya tujuh hari.  Namun akan tetap dilaksanakan secara maksimal," lanjutnya.

Tanah labil

Abdullah menjelaskan, longsoran besar yang terjadi, pada Kamis malam, menyapu area seluas kurang lebih 32.000 meter persegi.

"Untuk ketinggian bukit ini data di kami sampai dengan 60 meter. Luncuran itu, kalau kami lihat dari titik awal terjadinya longsoran sampai ke sini, sekitar 540 meter," ujar Abdullah.

Baca juga: BPBD Kabupaten Semarang Kirim Tim Bantu Pencarian Korban Hilang Longsor Cilacap

Menurutnya, arah longsoran tidak mengikuti aliran sungai seperti yang lazim terjadi pada bencana tanah longsor.

"Kalau saya lihat malah bukan mengikuti alur sungai, tapi mengikuti alur rendahnya vegetasi alam. Jadi kalau kita lihat tadi ada genangan, itu malah ada sungai yang terlewati," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan mengatakan, longsor dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi, sejak Kamis sore, dan kondisi kontur tanah yang labil.

"Material tanah tebing kemudian ambruk dan menimbun permukiman warga sekitar pukul 20.00," kata Budi. 

Pernyataan bupati 

Sementata itu, Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman memastikan penanganan pascabencana akan dibahas setelah operasi SAR diselesaikan.

“Setelah operasi selesai kami bahas relokasi serta penanganan rumah warga yang terdampak,” kata Syamsul.

Dia juga menjelaskan, lima korban luka masih menjalani perawatan di RSUD Majenang dan berada dalam kondisi stabil.

“Saat ini ada lima korban luka yang masih dirawat dan kondisinya sudah baik,” ungkapnya.

Mitigasi jangka panjang akan dilakukan bersama pemerintah provinsi, BNPB, dan para ahli untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.

“Kami akan melibatkan ahli untuk menilai kerawanan dan merumuskan langkah mitigasi terbaik,” ujarnya. (Permata Putra Sejati/Rayka Diah)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved