Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Longsor di Banjarnegara

25 Warga Masih Hilang, Tim SAR Buru Korban Longsor Banjarnegara di Tengah Ancaman Bencana Susulan

Ada 25 orang yang masih dalam pencarian pasca terjadinya longsor di Dusun Situkung Desa/Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: raka f pujangga
Tribunjateng/Agus Iswadi
RAPAT KOORDINASI - Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Tanah Longsor, Letkol CZI Teguh Prasetyanto memberikan keterangan saat rapat koordinasi di Posko Kantor Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025) petang. 

Sementara itu Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungqn UGM, Profesor Dwikorita Karnawati mengungkapkan, terdapat batuan kedap yang menjadi penyebab tanah bergerak di lokasi longsor.

Batu lempung tersebut seketika dapat berubah menjadi plastis atau seperti odol ketika terkena air dan ketika kering akan keras seperti mejam. 

Bantuan itu mengandung monmorilonit.

"Sehingga saat air hujan meresab lewat tumpukan tanah akhirnya sampai lapisan batu lembung yang kedap tadi. Itu tertahan, air hujannya di batu lempung yang kedap tadi dan menjadi jenuh air, lempung ini berubah menjadi bubur. Bergerak merayap, tumpukan tanah yang di atasnya ikut terseret bergerak. Ini yang berbeda dengan yang di Cilacap," jelasnya.

Dia telah menyampaikan rekomendasi kepada satgas untuk terus memonitor pergerakan retakan tanah karena itu menunjukan keaktifan pergerakan tanah.

Selain itu diharapkan dapat dibatasi orang masuk ke lokasi. 

Mengingat masih berpotensi terjadi longsor susulan.

Baca juga: Misi Belum Usai, Tim SAR Berpacu Waktu Temukan 3 Bocah yang Masih Tertimbun Longsor Majenang Cilacap

"Mohon modifikasi cuaca jangan kendor. Biarkan para tim penyelamat mengevakuasi sampai selesai," tuturnya.

Adanya mata air dan kolam di sektor B juga harus diwaspadai karena apabila meluap berpotensi terjadi banjir.

"Kami mohon itu diwaspadai. Saat ini dilakukan, kekuatan air dikurangi sedikit demi sedikit. Dialirkan ke aliran sungai lalu dipompa. Itu pun masih kurang. Saya menyarankan sebaiknya disudet sedikit demi sedikit tapi harus hati-hari. (Ais)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved