Berita Tegal
Dede dan Kusnaeni Jadi Champions Teacher di Tegal, Bermula Ikut Fasda Perubahan Tanoto Foundation
Kisah inspiratif datang dari dua guru di Kabupaten Tegal, mereka adalah Dede Munalip dan Kusnaeni menjadi champions teacher.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM,TEGAL - Kisah inspiratif datang dari dua guru di Kabupaten Tegal, mereka adalah Dede Munalip dan Kusnaeni.
Dua guru itu menjadi champions teacher atau percontohan bagi guru lain dalam mengelola pembelajaran literasi dan numerasi.
Keterampilan dalam memanajemen guru didapatkan mereka saat menjadi Fasilitator Daerah (Fasda) Perubahan dari Tanoto Foundation.
Baca juga: Sosok Dian Marta: Pencetus Program Gajah Keris, Inovasi Literasi Dari SDN 3 Gajahmungkur Semarang
Mereka mengikuti program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR).
Kini keduanya sudah menjadi kepala sekolah, Dede Munalip sebagai Kepala SDN Pasangan 02 dan Kusnaeni sebagai Kepala SDN Kajen 02.
Kepala SDN Pasangan 02, Dede Munalip bercerita, dia menjadi Fasda Perubahan setelah mengikuti proses seleksi yang melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal, pada 2020.
Saat itu dia masih berstatus sebagai guru biasa.
"Alhamdulillah, banyak manfaat yang saya peroleh. Terkait pembelajaran yang baik seperti apa, umpan balik yang baik seperti apa, dan sampai sekarang masih saya rasakan ketika menjadi kepala sekolah," ungkap Dede kepada tribunjateng.com, Kamis (20/11/2025).
Pada 2023, Tanoto Foundation melalukan projek PINTAR dengan membentuk Tim Fasda Perubahan.
Dede tergabung dalam Tim Pembelajar Merdeka pada 2023, Tim Pembelajar Merdeka pada 2024, dan Tim Lintang Edukasi pada 2025.
Melalui pelatihan dan pengelolaan program tersebut, dia merasakan adanya peningkatan kompetensi guru yang lebih profesional.
"Saya merasa kompetensi lebih meningkat. Saya memiliki pengetahuan yang lebih dan bisa mengondisikan guru," ujar Dede yang tahun ini menjadi Ketua Tim Lintang Edukasi.
Dede mengaplikasian keterampilan leadership atau kepemimpinan yang didapatkannya saat menjadi kepala sekolah.
Contohnya, saat dia melakukan observasi, ada guru yang mengalami kesulitan membuat siswa fokus dalam pembelajaran.
Maka dia akan melakukan pembinaan mandiri, menanyakan kesulitannya apa lalu berdiskusi untuk mencari solusi.
"Bagaimana nih cara memfokuskan siswa. Bisa dengan melakukan ice breaking yang menarik di dalam pembelajaran," jelasnya.
Perencanaan yang Lebih Matang
Keterampilan leadership dalam Fasda Perubahan Tanoto Foundation juga mematangkan strategi dan rencana pembelajaran, terutama saat sudah menjadi kepala sekolah.
Hal itu dirasakan oleh Kusnaeni yang saat ini menjadi Kepala SDN Kajen 02.
Dia menjadi bisa memetakan kekurangan di dalam sekolah yang dipimpinnya untuk membuat perencanaan yang lebih baik.
"Ketika menjadi kepala sekolah otomatis kan pindah tempat. Di situ saya mempelajari karakteristik pembelajaran masih seperti ini, kurangnya di sini, dan sebagainya," ungkapnya.
Langkah pertama yang dilakukan Kusnaeni, kemudian adalah observasi kinerja guru.
Dia lalu mengajak diskusi bersama tentang yang akan difokuskan, kemudian ada juga saran dan masukan.
Meski begitu sebagai pemimpin atau kepala sekolah, dia tetap memberikan ruang kepada guru tersebut tentang rencana pembelajaran yang ingin terapkan.
"Kami refleksi bersama, kita inventarisir apa yang perlu dikembangkan, lalu dicari solusinya bersama," katanya.
Kusnaeni mengatakan, keterampilan leadership itu menjadi poin plus baginya setelah mengikuti Fasda Perubahan Tanoto Foundation, sejak 2021.
Dia mendapatkan kompetensi guru profesional dalam merancang konsep pembelajaran dan memecahkan masalah sehari-hari di sekolah.
Termasuk tentang menyusun perangkat ajar yang bisa membuat siswa belajar dengan senang.
"Ketika kemudian jadi kepala sekolah, kita bisa membimbing guru dengan ilmu-ilmu yang telah didapatkan. Sekaligus pengalaman ini menjadi nilai tambahan sebagai guru di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud)," jelasnya.
Peningkatan Praktik Baik
Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati mengungkapkan, program PINTAR sudah berlangsung sejak 2018 di Indonesia.
Dari program tersebut menunjukkan hasil yang signifikan dalam penerapan pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan literasi dan numerasi.
Pola kerjanya, Tanoto Foundation memilih guru sebagai champions teacher untuk dilatih dan membagikan inovasinya kepada guru lain.
"Saat ini ternyata para mentor (red, guru) yang sudah dilatih oleh Tanoto Foundation, beberapa di antaranya diangkat jadi kepala sekolah, lalu beberapa di antaranya juga diangkat sebagai pejabat di dinas pendidikan," ungkap perempuan yang akrab disapa Ari, Kamis (13/11/2025).
Ari menjelaskan, program PINTAR sudah menjangkau sebanyak 41 kabupaten, bermitra dengan 1.571 sekolah sebagai modeling, dan memberikan dampak kepada sebanyak 1 juta siswa.
Berdasarkan studi, ada peningkatan sebanyak 27 persen praktik baik yang dikerjakan oleh guru dalam meningkatkan kualitas belajar siswa.
Kemudian ada skor 10 persen lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang tidak diintervensi oleh Tanoto Foundation.
"Yang diintervensi oleh Tanoto Foundation, di mana kepala sekolahnya meningkatkan leadership-nya, lalu gurunya menerapkan praktik baik di dalam proses pembelajaran," jelasnya.
Fokus Literasi dan Numerasi
Berdasarkan hasil studi, menurut Ari, Indonesia di level global menjadi negara yang memiliki siswa dengan kemampuan literasi dan numerasi terendah dibandingkan negara-negara yang lain.
Indonesia menduduki ranking ke-69 dari sejumlah 81 negara.
Hasil assessment Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), sejumlah 2 dari 3 anak Indonesia masih belum mumpuni di bidang kemampuan numerasi.
Kemudian sejumlah 1 dari 3 anak Indonesia masih belum mampu belajar memahami bacaan dengan baik.
"Jadi belum mampu menggunakan pengurangan, penambahan ataupun perkalian untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Kemudian bisa membaca tapi informasi yang tertulis di teks tidak dipahami dengan benar," jelasnya.
Ari mengatakan, dua hal tersebut yang menjadi dasar Tanoto Foundation bersama-sama dengan pemerintah melakukan inovasi di bidang literasi dan numerasi.
Baca juga: Mencetak Problem Solver Bangsa di Semarang: Penguatan Literasi Gajah Keris Jadi Investasi Masa Depan
Melakukan penguatan dan perbaikan kualitas pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dengan fokus literasi dan numerasi.
Pola kerjanya berinteraksi dengan sekolah untuk menemukan suatu inovasi tentang belajar yang meningkatkan pemahaman siswa.
"Kemudian kami menggunakan program tersebut untuk bisa membantu pemerintah kabupaten/kota memperbaiki kebijakannya dan anggarannya. Sehingga inovasi itu bisa diterapkan oleh seluruh populasi sekolah," ungkapnya. (fba)
| Pemkot Tegal Luncurkan Program Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak |
|
|---|
| "Jangan Takut" Wawali Tegal Mbak Iin Ajak Korban Perundungan untuk Speak Up |
|
|---|
| Pasien ODHIV di Kota Tegal Capai 529 Jiwa, Pemkot Tegal Ajak Warga Kuatkan Kepedulian |
|
|---|
| Wali Kota Tegal Dedy Yon Ajak Warga Hapus Diskriminasi Terhadap Penderita HIV/AIDS |
|
|---|
| Inovasi Bapak Asuh Anak Stunting Kota Tegal Juara 3 SDGs Action Awards 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251123_Fasilitator-Daerah-Fasda-Perubahan-Tanoto-Foundation_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.