Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

"Cinta Monyet" Pemicu Kasus Viral Pengeroyokan Siswa SD di Probolinggo

Cinta monyet menjadi pemicu kasus pengeroyokan terhadap seorang siswa SD oleh siswa SMP di Kabupaten Probolinggo.

Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
POLRES PROBOLINGGO
MEDIASI - Polisi dari Polsek Gading memediasi kasus pengeroyokan yang melibatkan siswa SD dan SMP di Kabupaten Probolinggo, Selasa (18/11/2025). Kasus tersebut sempat viral di media sosial. 

Polsek Gading pun telah menangani kasus perundungan ini.

Mereka memanggil pihak sekolah, orangtua, dan siswa yang terlibat.

Baca juga: FAKTA Terbaru Dosen Muda Untag Tewas di Kamar Kostel Semarang: Sempat Berobat ke RS

Ulah Toni Main Judi Online Harus Dibayar Mahal, Orangtuanya di Kendal Gagal Terima Bansos

Tidak Terima Dimaki-maki

Polisi menyebut, insiden ini bermula dari kejadian pada Senin (10/11/2025), ketika korban D ditarik rambut oleh salah satu siswi berinisial A di ruang kelas. 

“Korban kemudian memaki siswi A dan pelaku E (pacar korban) tidak terima."

"E kemudian memukul wajah korban,” ujar Kapolsek Gading, AKP Maskur Ansori.

Dua hari kemudian, yakni Rabu (12/11/2025), seusai bermain voli di halaman sekolah, korban kembali mengalami kekerasan dari B dan E.

B memukul perut D, sedangkan E melakukan pemukulan lagi karena merasa tersinggung.

Polisi juga memanggil semua pihak, termasuk orangtua dan guru, untuk melakukan pendalaman.

AKP Maskur menegaskan, penanganan kasus ini dilakukan dengan pendekatan hati-hati karena semua anak yang terlibat masih di bawah umur.

Kasus ini mendapat perhatian dari DPRD Kabupaten Probolinggo.

Pada Selasa (18/11/2025), anggota DPRD Khairul Anam bersama Kepala Disdikbud mendatangi sekolah tempat kejadian.

Anam mengatakan, peristiwa ini jadi pengingat bahwa sekolah harus ramah anak.

Peran orangtua dan sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan penuh pengawasan harus dijaga.

“Orangtua sebagai sekolah umat harus mengawasi anak dengan penuh kasih dan mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan, empati, dan akhlak,” ujarnya.

Anam berharap, kejadian ini bisa menjadi evaluasi bersama dan memperkuat sistem pencegahan serta penanganan perundungan agar anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan bermartabat. (*)

Sumber Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved