Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Jumlah Pasien Stroke Terus Melonjak, RS Mardi Rahayu Kudus Aktif Kampanye Melalui Komunitas

Di antara upaya dalam mencegah terjadinya strok, Mardi Rahayu telah membentuk komunitas peduli stroke.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Rifqi Gozali
CEK KESEHATAN - Pengecekan kesehatan kepada anggota Komunitas Peduli Stroke di RS Mardi Rahayu Kudus, Rabu (29/10/2025). 

Komunitas yang sudah terbentuk sejak 2017 tersebut berangkat dari kekhawatirannya akan kesehatan warga.

Pasalnya strok merupakan penyakit paling mematikan di Indonesia dengan angka kematian 131,8 jiwa per 100.000 penduduk. Kemudian berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023, sebanyak 8,3 per 1.000 penduduk Indonesia terkena strok.

Sementara dari data RS Mardi Rahayu sendiri, pasien strok yang rawat jalan sepanjang 2023 terdapat 14.804 pasien atau rata-rata per bulan terdapat 1.233 pasien. Kemudian pada 2024 pasien rawat jalan meningkat menjadi 27.901 pasien atau rata-rata pasien per bulan 2.325 pasien.

Sedangkan pada 2025 sampai pada September sudah terdapat 24.887 pasien strok yang rawat jalan atau rata-rata per bulan mencapai 2.765 pasien.

“Kalau sampai akhir tahun pasien strok rawat jalan bisa sampai lebih dari 30 ribu ke atas, karena trennya selalu meningkat,” katanya.

Sementara untuk pasien strok yang menjalani rawat inap di RS Mardi Rahayu pada tahun 2023 terdapat sebanyak 2.243 pasien atau rata-rata per bulan terdapat 187 pasien.

Kemudian pada tahun 2024 pasien rawat inap terdapat 2.952 pasien atau rata-rata per bulan sebanyak 246 pasirn.

 Selanjutnya pada 2025 sampai September Mardi Rahayu sudah merawat pasien strok rawat inap sebanyak 2.358 pasien atau rata-rata per bulan 262 pasien.

Faktor yang paling mendasar yang mengakibatkan strok yaitu gaya hidup dan pola makan. Selain itu, perlu adanya olahraga berkala agar tubuh tetap fit dan bugar.

“Gaya hidup dan pola makan tidak dijaga kemudian kalau ada kencing manis tidak dikendalikan, aktivitas sehari-hari kurang.

Olahraga kurang sudah sibuk kerja tidak cukup waktu untuk olahraga,” katanya.

Kemudian yang lebih mencengangkan lagi, bahwa strok kini tidak hanya menyerang lansia yang usianya di atas 60 tahun.

Kata Pujianto, Mardi Rahayu pernah merawat pasien strok yang usianya baru menginjak 35 tahun.

Untuk itu bagi mereka yang mengalami gejala strok, Pujianto menyarankan agar segera dibawa ke rumah sakit.

Sebab dengan pelayanan di rumah sakit, akan diketahui apakah pasien tersebut strok karena penyumbatan pembuluh darah atau perdarahan pembuluh darah.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved