Sosok Syaikhona Kholil Bangkalan yang Kini Jadi Pahlawan Nasional: Pengembaraan hingga Ajarannya
Sosok Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan kini resmi menyandang gelar Pahlawan Nasional
Setelah dinilai cukup matang dalam ilmu dasar, ayahnya mengirim Kholil untuk belajar ke berbagai pesantren di Jawa Timur, termasuk Pesantren Langitan di Tuban, Cangaan di Bangil, Keboncandi, dan Sidogiri.
Ke Mana Syaikhona Kholil Mengembara Menuntut Ilmu?
Pada usia 24 tahun, setelah menikah dengan Nyai Asyik binti Lodra Putih, Syaikh Kholil melanjutkan perjalanannya menuntut ilmu ke Makkah.
Ia menumpang kapal laut menuju Tanah Suci dengan berpuasa sepanjang perjalanan.
Di sana, ia berguru kepada sejumlah ulama besar seperti Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syekh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Makki, dan Syekh Abdul Hamid bin Mahmud Asy-Syarwani.
Sekembalinya ke tanah air, Syaikh Kholil mendirikan pesantren di Jengkebuwen, Bangkalan.
Dari sinilah lahir generasi santri yang kelak berperan besar dalam sejarah bangsa.
Syaikhona Kholil wafat pada 29 Ramadhan 1343 H atau 24 April 1925 M, dan dimakamkan di Desa Martajasah, Bangkalan.
Mengapa Syaikhona Kholil Disebut Guru Para Pahlawan Nasional?
Ketua Tim Pengusul Yayasan Kajian Akademik dan Biografi Syaikhona Kholil, Muhaimin, menjelaskan bahwa Syaikhona memiliki peran besar dalam membentuk jaringan ulama dan santri di Nusantara.
Dalam seminar bertajuk Syaikhona Kholil: Pejuang Kultural, Guru Para Pahlawan Nasional pada 14 Oktober 2021, Muhaimin menyebut bahwa Syaikhona adalah sosok ulama yang tidak hanya berperan dalam bidang agama, tetapi juga sosial, pendidikan, dan politik.
"Eksistensi dan kontribusi Syaikhona Muhammad Kholil dalam bidang agama, pendidikan, sosial kemasyarakatan, politik dan sebagainya sangat besar," kata Muhaimin.
Ia juga menegaskan bahwa jejaring keilmuan Syaikhona membentang dari pesantren-pesantren Jawa hingga ke Haramain, Makkah dan Madinah.
Santri-santri Syaikhona kemudian menjadi tokoh besar dalam sejarah Indonesia.
Di antara mereka adalah pendiri Nahdlatul Ulama dan bahkan Presiden pertama RI, Sukarno.
Catatan manuskrip peninggalannya menunjukkan bahwa Syaikhona menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada para santrinya, dengan mengajarkan bahwa mencintai bangsa adalah bagian dari iman.
Apa Itu Ajaran "Ngetan" dan "Masantren" yang Dikenal dari Syaikhona?
Peneliti Belanda Snouck Hurgronje dan peneliti Jepang Hiroko Horikoshi mencatat tentang ajaran "ngetan" dan "masantren" yang terkait dengan Syaikhona Kholil.
| Penculik Bilqis Bocah 4 Tahun Ternyata Pernah Jadi Honorer di Pemprov |
|
|---|
| Warga Kendal Bersiap Hadapi Musim Hujan: Longsor di Utara, Banjir di Kota, Angin Kencang di Pesisir |
|
|---|
| Kondisi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Akibatkan 96 Orang Luka, ke TKP Bawa 7 Peledak |
|
|---|
| Aktivis 98 Sebut Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto dan Marsinah Bersamaan Bentuk Absurditas Sejarah |
|
|---|
| Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kurikulum 2013 Kelas 9 SMP/MTs Halaman 113 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251110_PAHLAWAN.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.