Tangis Warga Suku Anak Dalam Lepas Bilqis Balita Korban Penculikan: Sudah Sangat Dekat
Pengakuan Suku Anak Dalam Jambi Soal Balita 4 Tahun Dijual ke Kelompoknya Rp80 Juta, Diminta Merawat
TRIBUNJATENG.COM - Kisah penculikan Bilqis Ramadhani alias BQ balita usia 4 tahun asal Makassar menjadi viral.
Penculikan dilakukan sebuah komplotan. Bilqis kemudian dijual dan dibawa melintasi pulau dengan jarak ribuan km.
Terakhir, Bilqis dijual ke Suku Anak Dalam (SAD) Jambi seharga Rp 80 Juta.
Saat bersama SAD, Bilqis tampak sudah dekat dengan mereka.
Warga SAD bahkan sempat tak rela melepas Bilqis.
Lantas bagaimana ceritanya SDA bisa mendapatkan Bilqis?
Baca juga: "Tidak Mau," Bisik Balita Bilqis yang Diculik, Salah Mengenali saat Mau Ditolong Polisi
• Daftar 13 Titik Gempa Megathrust di Indonesia, Termasuk Jawa Tengah? BMKG: Terbesar M 9,2
• BREAKING NEWS! Kecelakaan Truk Terguling Kembali Terjadi di Jalur Tengkorak Kalijambe Purworejo
• Sosok Rasnal Eks Kepsek SMAN 1 Dipenjara dan Dipecat Tak Jadi ASN Lagi Gegara Uang Rp 20 Ribu
Salah satu warga SAD bernama Bedengang angkat bicara terkait BQ yang dijual ke kelompoknya.
Begedang menyebut awalnya istrinya didatangi seorang dari luar.
Wanita tersebut diketahui membawa anak perempuan bernama BQ yang diubah namanya jadi Kiky.
Orang luar yang diduga penculik balita BQ tersebut meminta untuk merawat karena diklaim berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak sanggup membiayai kehidupannya.
"Penyerahan anak ini disertai selembar surat bermaterai Rp 10 ribu yang menyatakan bahwa anak ini diserahkan oleh ibu kandungnya, dan tidak akan ada tuntut menuntut di kemudian hari," ujar Anggota Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Robert Aritonang dalam pernyataannya, Senin(10/11/2025) melansir dari Tribunnews.com, Senin (10/11/2025).
Namun, sekitar dua hari anak tersebut berada di kawasan Suku Anak Dalam Jambi ada informasi tentang penculikan.
"Begendang pun menyerahkan anak tersebut ke pihak berwenang," ujar Robert.
KKI Warsi menegaskan dalam kasus ini, Suku Anak Dalam Jambi atau Orang Rimba merupakan korban dari sistem yang lebih besar korban dari kemiskinan struktural. Mereka kehilangan wilayah hidup dan ketidakadilan sosial.
"Ada pihak lain yang memanfaatkan kerentanan mereka. Melalui narasi palsu, janji ekonomi, atau bujukan emosional. Orang Rimba dijadikan alat dalam jejaring kejahatan yang mereka sendiri tidak pahami," kata Robert.
| Kasus Bullying di SMP N 1 Blora, Dewan Pendidikan : Sekolah Harus Jadi Tempat Aman bagi Anak |
|
|---|
| Mampukah Ega Raka Buktikan Omongannya Ingin PSIS Semarang Balas Dendam di Kandang Persiku Kudus? |
|
|---|
| Bulan Arwah, Umat Katedral Semarang Kenang yang Telah Berpulang dengan Doa dan Persembahan Kasih |
|
|---|
| Kemenkum Jateng Ikuti ToT Regulatory Impact Assessment |
|
|---|
| Tumbuhkan Kepekaan Kemanusiaan, MI Al Muttaqin Cilacap Kenalkan Sosok Pahlawan Lewat Seni Grafis |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251109_Bilqis-Ramadhany-balita-korban-penculikan_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.