Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

4 Kisah Pilu Korban Selamat Longsor di Cilacap: Dengar Suara Gemuruh, Semua Terjadi Begitu Cepat

Empat kisah warga yang selamat dari longsor di Cilacap, menceritakan detik-detik gemuruh hingga upaya mereka menyelamatkan diri.

Editor: Awaliyah P
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
EVAKUASI LONGSOR - Tim gabungan melakukan pencarian di lokasi longsor di Desa Cibeunying, Cilacap, Jumat, (14/11/2025). Kondisi tanah yang masih labil membuat proses evakuasi berlangsung hati-hati. Simak kisah 4 korban selamat. 

4 Kisah Pilu Korban Selamat Longsor di Cilacap: Dengar Suara Gemuruh, Semua Terjadi Begitu Cepat

Ringkasan Berita:
  • Warga Cibeunying mendengar gemuruh sebelum longsor menerjang pemukiman pada Kamis malam.
  • Empat korban selamat menceritakan detik-detik upaya menyelamatkan diri di tengah tanah bergerak.
  • Tim SAR masih melakukan pencarian korban di area longsor yang labil

 

TRIBUNJATENG.COM - Suara gemuruh dari arah perbukitan Cibeunying mengawali malam penuh duka bagi warga Tarukahan dan Cibuyut, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.

Hujan deras sejak sore membuat struktur tanah rapuh hingga akhirnya meluncur deras, menimbun belasan rumah dan puluhan jiwa dalam hitungan detik.

Sebanyak 46 warga terdampak dalam tragedi yang terjadi Kamis malam (13/11/2025).

Baca juga: 3 Riwayat Pelanggaran Briptu Yuli Polisi Viral: Terbaru Gelapkan Mobil Rental dan Bolos 3 Bulan

Baca juga: 3 Korban Longsor Majenang Cilacap Dimakamkan Beriringan, 20 Orang Masih Hilang

Baca juga: Terungkap, Tanda-tanda Sebelum Longsor Terjang 2 Dusun di Majenang Cilacap: Retak 25 Meter

Dari jumlah itu, 23 berhasil selamat, 2 ditemukan meninggal, dan 21 orang lainnya masih dalam pencarian.

Di balik angka tersebut, tersimpan cerita getir dari para korban dan keluarga yang menyaksikan rumah, harta benda, bahkan nyawa orang-orang tercinta hilang seketika.

Berikut 4 kisah pilu yang menggambarkan mencekamnya detik-detik longsor di Cilacap:

 
1. Rislam: Kakek Selamat dari Patahan Tanah, 2 Cucu Meninggal dalam Pelukan

Rumah Rislam berada tepat di jalur longsoran.

Malam itu, ia bersama dua cucunya, Lia (23) dan Maya (pelajar SMP), berada di rumah ketika suara seperti raungan besar datang dari atas bukit.

"Rislam masih sempat memeluk erat dua cucunya," kata Wardi, saksi mata yang melihat bagaimana detik-detik keluarga itu diterjang tanah.

Gelombang tanah besar merobohkan rumah mereka.

Rislam selamat meski tulang tangan, kaki, dan pinggangnya patah.

Namun cucu-cucunya tak berhasil diselamatkan.

Mereka ditemukan tewas, begitu pula Julia (20), yang kebetulan sedang bermain di rumah Rislam sebelum kejadian.

 
2. Daryana: Terdorong 15 Meter, Kehilangan Istri dan Anak

Daryana baru pulang dari tahlilan saat tanah di atas desanya runtuh.

Ia mendengar suara menggelegar dan berusaha memperingatkan istrinya, Yuni, yang sedang berada di dalam rumah.

"Saya teriak, tapi longsornya datang lebih cepat," katanya lirih.

Gelombang tanah menabraknya hingga ia terdorong sekitar 15 meter.

Separuh badannya tertimbun, hanya kepalanya yang muncul di permukaan.

Ia masih bisa berteriak meminta bantuan, meski dalam kondisi syok.

Namun istri dan anaknya tidak selamat.

Padahal sehari sebelumnya, Daryana sudah mengecek kondisi tebing di atas rumah. 

Ia sempat melihat retakan tanah sekitar empat meter, namun mengira longsor tidak akan sampai ke permukiman. 

Ia juga sudah memperingatkan keluarganya untuk segera berlari apabila terdengar bunyi gemuruh.

Kepada keluarganya ia pernah mengingatkan, 'Kalau ada bunyi gemuruh, harus segera lari melarikan diri.'

Daryana tinggal bersama istrinya, Yuni, dan anaknya, Maya. 

Namun kebetulan pada malam kejadian, Maya sedang berada di rumah kakeknya, Rislam, dan bermain bersama sepupunya, Julia.

3. Yayung: Detik-detik Rumah Rata dengan Tanah, 2 Anaknya Patah Tulang

Yayung (62) hanya ingin mencuci kaki di teras setelah tahlilan ketika suara seperti pesawat jatuh datang dari arah bukit.

Orang-orang berteriak, angin tiba-tiba sangat kencang, dan tanah mulai bergerak.

"Anak saya telat keluarnya, sudah kejatuhan reruntuhan, tapi masih bisa lari. Alhamdulillah selamat," kata Yayung.

Dua anak Yayung yang berusia 28 dan 11 tahun berhasil keluar, tetapi mengalami patah tulang akibat tertimpa bagian atap.

Istrinya selamat karena berada di teras, namun rumah mereka runtuh, menimbun seluruh barang dan empat sepeda motor.

Kini keluarga itu selamat, tetapi rumah yang mereka bangun selama puluhan tahun hilang tak bersisa.

"Barang tidak ada yang selamat, semua ketimbun. 4 sepeda motor, semua hilang," kata Yayung sembari menatap kosong puing-puing rumahnya.

 
4. Edi: Gendong Anak Sambil Nangis

Kisah Edi menggambarkan betapa cepatnya bencana itu datang.

Sekitar pukul 19.30 WIB, ia sedang ngopi di rumah tetangga ketika suara aneh terdengar dari arah bukit.

"Bunyinya keras banget. Kayak truk nurunin material," tuturnya.

Beberapa detik kemudian, ia melihat angin kencang menyapu desa dan tanah bergerak seperti gelombang besar.

"Tahu-tahu gelap semua. Saya lihat pohon kelapa jalan di atas tanah," katanya menggambarkan betapa mencekamnya malam itu.

Edi langsung teringat anaknya yang sedang tidur di rumah.

Ia berlari pulang di tengah gelap dan debu tebal. Rumahnya sudah roboh.

"Alhamdulillah kamar anak saya tidak kena longsoran," katanya dengan suara bergetar.

Ia menggendong anaknya sambil menangis karena syok luar biasa.

Semua isi rumahnya tertimbun, tetapi ia bersyukur masih bisa memeluk anaknya hidup-hidup.

Hingga saat ini, proses evakuasimasih berlangsung dengan membagi lokasi ke lima sektor.

Tanah yang labil membuat tim SAR harus bergerak dengan sangat hati-hati. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved