UIN SAIZU Purwokerto
Mahasiswi Pascasarjana UIN Saizu Torehkan Prestasi Internasional di AICIS+ 2025
Mahasiswi Pascasarjana UIN Saizu, Fira Miftahul Ulum, raih prestasi internasional di AICIS+ 2025 lewat riset perdamaian perempuan Aceh.
Penulis: Adi Tri | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Mahasiswi S2 Program Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas B Pascasarjana UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Fira Miftahul Ulum.
Fira berhasil mempresentasikan hasil penelitiannya tentang model perdamaian berbasis komunitas perempuan Aceh “Inong Carong” pada konferensi internasional Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) 2025 yang digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, 28–31 Oktober 2025.
Keikutsertaan Fira dalam forum bergengsi ini menandai prestasi internasional keduanya, setelah sebelumnya tampil dalam konferensi ISRES di Turki.
Dalam presentasinya, Fira mengupas strategi peacebuilding atau pembangunan perdamaian yang dilakukan komunitas perempuan Inong Carong di Aceh pasca-bencana dan pasca-konflik.
Pendekatan unik yang dikembangkannya memadukan nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal yang hidup dalam masyarakat Aceh.
Penelitiannya menemukan bahwa Inong Carong berhasil membangun modal sosial dengan tingkat kepercayaan antaranggota mencapai 70 persen, serta membentuk jaringan yang solid dengan pemerintah dan berbagai komunitas lain setelah Perjanjian Helsinki 2005.
“Keberhasilan presentasi di AICIS+ 2025 ini menjadi bukti bahwa penelitian berbasis kearifan lokal Indonesia memiliki relevansi dan signifikansi di tingkat global,” ujar Fira.
Baca juga: Rektor UIN Saizu Jadi Pembahas pada Sesi Paralel AICIS 2025: Bahas Hukum Islam dan Isu Gender
Ia menambahkan bahwa model perdamaian yang dikembangkan Inong Carong menawarkan perspektif baru dalam rekonsiliasi pasca-konflik, dengan mengintegrasikan spiritualitas Islam dan etika kepedulian feminis.
Partisipasi Fira dalam dua konferensi internasional bergengsi secara berurutan ISRES di Turki dan AICIS+ 2025 di Indonesia menjadi bukti nyata kemampuan mahasiswa UIN Saizu bersaing di panggung akademik global.
Penelitiannya mendapat apresiasi tinggi dari peserta konferensi karena kontribusinya dalam memperkaya wacana peacebuilding di dunia Islam, khususnya dalam konteks pemberdayaan perempuan dan masyarakat berbasis nilai keislaman.
Fira juga menyampaikan pesan motivatif kepada rekan-rekan mahasiswa UIN Saizu agar lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan akademik internasional.
“Saya mengajak teman-teman mahasiswa untuk aktif mencari informasi tentang seminar atau konferensi internasional. Bertemu dan berdiskusi dengan akademisi dari berbagai negara sangat membuka wawasan dan meningkatkan kualitas penelitian kita,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya memahami perkembangan scope Scopus terbaru agar penelitian mahasiswa selalu relevan dengan arah perkembangan ilmu pengetahuan global.
“Dengan memahami tren penelitian terkini, kita bisa menghasilkan karya yang tidak hanya bermutu tetapi juga berdampak internasional,” tambahnya.
Baca juga: Dosen FEBI UIN Saizu Angkat Isu Krisis Lingkungan di Forum ICNARA 2025
UIN Saizu Purwokerto terus berkomitmen mendorong mahasiswa dan dosen untuk aktif dalam forum akademik internasional.
 
			
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
												      	 
												      	 
												      	 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.