Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UKSW Salatiga

SWC Theology 2025: Perkuat Internasionalisasi dan Jejaring Akademik Fakultas Teologi UKSW

Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menegaskan arah internasionalisasinya melalui dua agenda unggulan

Penulis: Adi Tri | Editor: abduh imanulhaq
IST
Fakultas Teologi UKSW menegaskan arah internasionalisasinya melalui dua agenda unggulanya itu Satya Wacana Conference of Theology SWCT dan program tahunan Visiting Scholar belum lama ini. 

TRIBUNJATENG.COM, SALATGIA - Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menegaskan arah internasionalisasinya melalui dua agenda unggulan, yaitu Satya Wacana Conference of Theology (SWCT), dan program tahunan Visiting Scholar, belum lama ini.

Keduanya menjadi pilar saling melengkapi.

SWCT membuka ruang dialog akademik global, sementara Visiting Scholar memperdalam kolaborasi riset lintas negara.

SWCT 2025 mengusung tema “Undergraduate Student Conference on Theology and Social Solidarity in South East Asia.”

Diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas (SMF), konferensi ini menghadirkan pembicara internasional dan lokal untuk membahas isu-isu sosial kontemporer Asia Tenggara dari kemiskinan, perdagangan manusia, kekerasan berbasis gender, hingga kejahatan digital. 

20251103_uksw66
Fakultas Teologi UKSW menegaskan arah internasionalisasinya melalui dua agenda unggulanya itu Satya Wacana Conference of Theology SWCT dan program tahunan Visiting Scholar belum lama ini.

“Konferensi ini merupakan wujud nyata profil lulusan creative minority UKSW yang menekankan Academic Expertise dan Cross-Cultural Understanding,” ujar Ketua Panitia SWCT Saglyoga Mongkol.

Inisiatif ini dirancang sebagai wadah penguatan kompetensi global mahasiswa.

Menurut Steering Committee Yesika Alesia Maubanu, SWCT yang semula ditujukan bagi mahasiswa S1 kini diperluas hingga jenjang S3 untuk memperkaya perspektif lintas tingkat akademik.

Peserta yang lolos review abstrak mempresentasikan hasil penelitiannya dalam sesi paralel, sekaligus membangun jejaring lintas negara.

Kehadiran pembicara internasional seperti Dr. Limuel Equina dari Association for Theological Education in Southeast Asia (ATESEA), Philippines), J. Dorcas Gordon, Ph.D., dari Toronto School of Theology, dan Profesor Pendeta Izak Y.M. Lattu, Ph.D., dari Fakultas Teologi UKSW turut memperdalam diskursus teologi kontekstual dan solidaritas sosial.

Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyediakan hadiah total Rp 12.000.000 bagi enam makalah terbaik.

Pengalaman Belajar Transformatif 

Program Visiting Scholar melengkapi langkah ini melalui kehadiran akademisi bereputasi global.

Tahun ini, Fakultas Teologi menerima kunjungan Profesor Masaaki Okamoto dari Kyoto University, Jepang yang berbagi pengalaman riset dan mengajar selama satu minggu. 

 

Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Sosiologi Agama Dr. Suwarto Adi, M. Si., menjelaskan bahwa program yang sebelumnya dikenal sebagai Giant Visit UKSW kini difokuskan pada penguatan kerja sama riset dan pertukaran akademik.

“Internasionalisasi tidak boleh berhenti pada slogan. Melalui jejaring global ini, dampaknya harus nyata bagi civitas academica,” tegasnya. 

Kedua program tersebut menjadi instrumen strategis internasionalisasi fakultas, SWCT sebagai wahana publikasi dan jejaring ilmiah, sedangkan Visiting Scholar sebagai media pendalaman kolaborasi jangka panjang.

“Kami berharap SWCT menjadi tradisi ilmiah berkelanjutan yang meneguhkan peran UKSW sebagai pusat studi teologi kontekstual di Asia Tenggara,” pungkas Saglyoga Mongkol.

Bagi mahasiswa, kegiatan ini menghadirkan pengalaman belajar transformatif yang memperluas wawasan akademik dan membangun koneksi personal dengan pakar global. 

Melalui penyelenggaraan SWCT dan program Visiting Scholar, Fakultas Teologi UKSW menunjukkan bahwa internasionalisasi bukan sekadar orientasi kelembagaan, tetapi manifestasi nyata dari komitmen terhadap pembangunan manusia dan kemitraan global.

Inisiatif ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, ke-10 berkurangnya kesenjangan, dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan, serta mendukung arah Asta Cita Presiden, khususnya pada poin ke-3 pengembangan sumber daya manusia unggul dan poin ke-5 transformasi sosial yang inklusif dan berkeadilan.(***)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved