Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fakta Baru Tragedi 6 Anak Tewas di Kubangan Bekas Tambang Balikpapan, 3 Korban Bersaudara

Duka menyelimuti warga Balikpapan Utara setelah enam anak meninggal tenggelam di kubangan bekas galian proyek di kawasan Grand City, Kelurahan Graha

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Tribun Kaltim
KUBANGAN BEKAS TAMBANG - Penampakan cekungan dalam di Jalan Pipa PDAM RT 37, Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang menjadi lokasi tenggelam 6 anak. 

Dua korban lainnya, Muhammad Rifai (9) dan Kartika Ardayanti (9), merupakan teman bermain mereka yang tinggal di RT 37.

“Jarak rumah mereka dengan lokasi hanya sekitar 500 meter. Tidak ada pagar atau pembatas sama sekali, sehingga anak-anak bisa keluar masuk dengan mudah,” jelas Andi.

Bagi keluarga korban, kehilangan empat anak sekaligus dalam satu hari menjadi pukulan emosional yang sangat berat.

 

5. Pengembang Dinilai Tak Pernah Koordinasi dengan RT, Pengawasan Lokasi Nol

Keluhan paling keras disampaikan Ketua RT terkait minimnya komunikasi pihak pengembang Grand City kepada warga. 

Ia menyebut tidak pernah ada pemberitahuan saat pengembang melakukan penggusuran maupun aktivitas proyek di wilayah tersebut.

“Selama ini tidak ada koordinasi sama sekali. Andaikan pihak Sinarmas masih beraktivitas dan mengawasi area itu, saya yakin kejadian ini tidak akan terjadi,” tegas Andi.

Ia juga menanggapi pernyataan Wakil Wali Kota yang menyebut tanah itu bukan milik Sinarmas.

“Betul mungkin bukan milik mereka, tapi akibatnya tetap muncul dari kegiatan yang dilakukan. Tidak mungkin rokok terbakar kalau tidak ada api,” ujarnya lantang.

Andi meminta pemerintah dan pihak terkait bertanggung jawab serta tidak menjadikan warga sebagai korban akibat kelalaian proyek.

 


6. RT Mendesak Lokasi Segera Dipagari dan Perizinan Dikaji Ulang

Dalam RDP, Andi mendesak OPD terkait untuk segera memagari lokasi bekas galian agar tidak lagi membahayakan anak-anak.

“Saya mohon, pagar dibuat secepat mungkin. Jangan tunggu ada korban berikutnya,” katanya.

Andi juga menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur perizinan, pengerjaan proyek, hingga pengawasan lapangan. Ia mengeluhkan pejabat yang tidak hadir ke rumah duka.

“Jangan cuma hadir waktu cari suara saja,” sindirnya.
Desakan pemagaran ini mendapat dukungan dari warga karena lokasi kubangan berada tidak jauh dari pemukiman padat.

 

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved