Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

SKPG Catat Waspada Harga, Pemkot Semarang Sebut Genjot Intervensi Pangan 

Pemkot Semarang menyebutkan upaya memperkuat ketahanan pangan melalui intervensi di lapangan.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: M Syofri Kurniawan
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
BERBURU SAYUR - Hari bebas kendaraan bermotor (car free day/CFD) yang berlangsung setiap hari Minggu pagi di kawasan Simpanglima Semarang dipadati warga, beberapa waktu lalu. Di antara warga yang mendatangi CFD, tampak mengunjungi food truck Petruk Semar, mobil yang digunakan untuk penjualan hasil-hasil pertanian Kota Semarang. (Tribun Jateng/Idayatul Rohmah) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyebutkan upaya memperkuat ketahanan pangan melalui intervensi di lapangan.

Hal itu menyusul laporan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) yang masih mencatat status waspada harga di sejumlah kecamatan.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menjelaskan, respons awal di tahun 2025 difokuskan pada daerah yang mengalami tekanan harga.

Baca juga: Pemkot Semarang Terapkan Retribusi Khusus Agar Petani Tak Terbebani Tarif Komersial

"Langkah Pemkot Semarang menangani status waspada harga pangan di Genuk dan Pedurungan dilakukan melalui Gerakan Pangan Murah dengan Kempling Semar dan Pak Rahman," katanya dalam keterangannya, Minggu (23/11/2025).

Dijelaskan, program ini digelar di delapan titik di Kecamatan Genuk pada 25-28 November 2025 dan 19 November 2025, serta delapan titik di Kecamatan Pedurungan pada 10-13 November 2025.

Menurutnya, program Kempling Semar menjadi instrumen utama pengendalian harga pangan di Kota Semarang.

"Program Kempling Semar menjangkau kelurahan hingga RW dan memotong rantai pasok sehingga harga lebih stabil," jelasnya.

Sejak diluncurkan pada 10 Juli 2025 hingga 31 Oktober 2025, kata dia, program ini telah hadir di 640 titik. Adapun lokasi operasional ditentukan berdasarkan tingkat kerentanan warga.

"Wilayah dengan jumlah warga kurang mampu menjadi prioritas, seperti Genuk pada November ini," tambahnya.

Selain stabilitas harga, lanjutnya, Pemkot Semarang juga memperkuat aspek keamanan pangan sebagai bagian dari ketahanan pangan Kota Semarang.

Agustina menyebut capaian Kota Semarang melebihi target. "Capaian keamanan pangan post market 87,3 persen dan bila digabungkan dengan pre market menjadi 94,27 persen. Target 90 persen sudah terlampaui," katanya.

Menurutnya, pengawasan juga dilakukan melalui sejumlah program, antara lain Jempol Pak Kuat, MATA DEWA, Tim JKPD, kader Dermawan, serta pembentukan PASEMARANG di 34 pasar rakyat Kota Semarang.

Sementara itu, isu food waste juga menjadi fokus dalam penguatan ketahanan pangan Kota Semarang melalui program Srikandi Pangan.

"Kegiatan ini berupa edukasi Gerakan Sayang Pangan dan pembentukan agen perubahan, dengan Ibu Rumah Tangga sebagai sasaran utama dan target penyelamatan pangan minimal 10 persen," jelas Agustina.

Sementara itu, program jangka panjang ini untuk mendorong perubahan perilaku konsumsi masyarakat Kota Semarang agar tidak mudah membuang pangan. (idy)

Baca juga: Pemkot Semarang Janji Bayarkan Insentif Nakes Rp 3 Miliar Tahun Depan

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved