Berita Semarang
Teknologi Hidrogen hingga PLTS Cerdas, Inovasi Dua Guru Besar Baru Polines untuk Indonesia
Politeknik Negeri Semarang (Polines) kembali mengukuhkan dua guru besar baru di Gedung Kuliah Terpadu
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Politeknik Negeri Semarang (Polines) kembali mengukuhkan dua guru besar baru di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) lantai 2 kampus tersebut pada Kamis (9/10/2025).
Kampus yang berlokasi di Tembalang ini menggelar Rapat Terbuka Senat dalam rangka Pengukuhan Dua Guru Besar Baru dari Jurusan Teknik Mesin, yakni Prof. Dr. Ir. Dwiana Hendrawati, S.T., M.T. dan Prof. Ir. Yusuf Dewantoro Herlambang, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Ir. Yusuf Dewantoro Herlambang memaparkan risetnya bertajuk 'Hydrogen For Future Mobility: Inovasi Otomotif Hidrogen Fuel Cell dan Infrastruktur Pengisian Hidrogen'.
Ia menjelaskan bahwa teknologi hidrogen akan menjadi kunci masa depan energi transportasi global karena mampu menghasilkan energi tanpa emisi.
Menurutnya, meskipun kendaraan listrik dianggap ramah lingkungan, sumber listrik yang digunakan masih banyak berasal dari pembangkit batubara.
Kondisi ini hanya memindahkan sumber pencemaran dari perkotaan ke area pembangkit.
"Dengan teknologi hidrogen, air dipecah menjadi H2 dan O2. Hidrogen kemudian disimpan dan diubah menjadi energi listrik melalui fuel cell.
Prosesnya tidak menghasilkan emisi, sehingga benar-benar mendorong terciptanya energi bersih," terangnya saat ditemui usai pengukuhan.
Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan dengan pendanaan dari hibah Penelitian Terapan Luaran Prototipe Kementerian Sains dan Teknologi.
Hasilnya, tim berhasil menciptakan prototipe Hydrogen Refueling Station (HRS), stasiun pengisian bahan bakar hidrogen yang dapat digunakan untuk kendaraan listrik berbasis fuel cell.
Saat ini, prototipe tersebut telah mencapai tahap pengujian Technology Readiness Level (TRL) 7, yang artinya sudah siap diuji di lapangan.
Pengembangan riset juga melibatkan kerja sama dengan PT Sogi Energi Indonesia, PT Al Berindo Prima Persada, dan PT New Armada Magelang.
Selain di laboratorium, Prof. Yusuf juga aktif dalam pengabdian masyarakat melalui proyek-proyek energi alternatif.
Ia dan timnya telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Rawapening berkapasitas 20.000 watt, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Kendal sebesar 10.000 watt, serta pembangkit tenaga angin untuk irigasi di Kabupaten Semarang.
"Di Kendal, kami membantu desa yang sebelumnya belum memiliki pasokan listrik.
Sekarang, masyarakat bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh dari pembangkit mikrohidro.
Ini bukti nyata bahwa riset bisa langsung berdampak sosial," ujar Prof. Yusuf.
Ia menambahkan, fokus penelitiannya ke depan tidak hanya pada efisiensi teknologi, tetapi juga pada integrasi sistem energi bersih yang dapat diimplementasikan secara luas di Indonesia.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Dwiana Hendrawati, S.T., M.T. menyoroti pentingnya peningkatan efisiensi energi surya.
Dalam orasi ilmiahnya pada pengukuhan ini, sebagai pakar instrumentasi dan kontrol, ia membawa satu topik menarik yakni 'Energi Surya dengan Kendali Cerdas dan Instrumentasi Digital sebagai Penggerak Industri Hijau dan Masyarakat Mandiri Energi'.
Selama lima tahun terakhir, ia fokus pada riset sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), terutama dalam mengatasi persoalan efisiensi dan intermitensi daya akibat cuaca.
"Energi surya sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Tantangan kami adalah bagaimana merancang sistem yang tetap stabil meski terjadi perubahan intensitas cahaya.
Karena itu, kami mengembangkan teknologi deteksi anomali yang bisa menyesuaikan sistem secara otomatis," ujarnya.
Penelitiannya mencakup pengembangan dari panel surya (photovoltaic/PV), inverter, hingga penerapan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Internet of Things (IoT) untuk sistem kontrol dan monitoring.
Pendekatan ini memungkinkan PLTS beroperasi lebih efisien dan adaptif.
Lebih dari itu, Prof. Dwiana juga membawa hasil risetnya untuk memberdayakan masyarakat, khususnya sektor UMKM.
Ia bersama timnya menginisiasi program pemanfaatan PLTS bagi pelaku industri kecil agar dapat menghemat biaya listrik dan meningkatkan daya saing.
"Kami ingin energi terbarukan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Saat ini, beberapa UMKM di Tembalang, Meteseh, dan Mangunharjo sudah memanfaatkan PLTS skala kecil untuk kebutuhan produksinya," jelasnya.
Di kampus sendiri, Polines telah memiliki berbagai instalasi PLTS untuk mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan, mulai dari sistem berkapasitas 150 kWp hingga laboratorium PLTS 5 kWp yang digunakan untuk pelatihan dan uji kompetensi mahasiswa.
"Kami juga membuka laboratorium PLTS sebagai tempat pelatihan bagi mahasiswa dan masyarakat.
Ini menjadi wadah pembelajaran sekaligus kontribusi nyata Polines dalam mendukung transisi energi bersih," pungkasnya.
Hati-hati! Ibu-ibu di Semarang Dihipnotis, Pelaku Ngaku Kyai dari Jawa Timur: Pakai Gelang Haram |
![]() |
---|
Penculik Anak di Semarang Sasar Siswi SD & SMP untuk Beradegan Tak Senonoh lalu Diberi Es Teh Jumbo |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 9 Oktober 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
2 Mahasiswa Undip Semarang Yang Sekap Intel Langsung Hirup Udara Bebas, Meski Divonis Bersalah |
![]() |
---|
Parkir Semrawut di Pusat Keramaian Kota Semarang, Agustina: Masuk Kajian Brida |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.