Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Pesona Bangunan di Kampung Tua Bang Inggris Semarang, Potensi Wisata Sejarah yang Layak Dikembangkan

Di Kampung Bang Inggris Semarang terdapat sejumlah bangunan rumah tua masih berdiri kokoh dan bisa jadi destinasi wisata sejarah.

Penulis: Moh Anhar | Editor: galih permadi
Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Minggu 12 Oktober 2025 

Ia menambahkan, ciri khas lain dari rumah ini adalah keberadaan tiga pintu utama yang tersusun sejajar dari depan, tengah, hingga belakang rumah. 

Ciri ini, menurut Zaenuri, juga ditemukan di sejumlah rumah lain yang masih mempertahankan bentuk aslinya di kampung tersebut.

Ia menyebut, total ada enam keluarga yang masih mempertahankan bangunan rumah seperti milik Zaenuri. Zaenuri mengungkapkan, alasannya mempertahankan bangunan tersebut agar tetap lestari. Ia lebih jauh juga mengenang masa-masa ketika sebagian besar rumah di kampung ini masih dihuni oleh keluarga besarnya.

"Jadi di sini ini banyak yang masih terikat jalian keluarga semua, dari keluarga Haji Maksum," bebernya.

"Kalau rumah yang bangunannya masih terjaga, ada enam," sebutnya.

Ia menyebut, Haji Maksum sebenarnya tinggal di Pusporagan, kampung sebelah. Namun, akar keluarga besarnya menyebar hingga ke kampung ini.

Meski kini hanya tersisa beberapa rumah keluarga di kampung ini, sementara di kampung sebelah masih ada tiga rumah yang dihuni oleh cucu dan cicit Haji Maksum.

Baca juga: Tumpah Ruah, Warga Antusias Tonton Wayang Orang on The Street di Kota Lama Semarang

Baca juga: Datang ke Kuliner Pasar Sentiling di Kota Lama, Fanny Cari Jajan Khas Semarang

Hingga kini hubungan kekeluargaan menurutnya tetap hangat.

“Kalau di kampung sebelah itu masih ada cucu-cucunya, bahkan mungkin cicit-cicit juga. Masih dari keluarga saya juga, keluarga besar Haji Maksum,” tambahnya.

Menurutnya, yang membuatnya terkesan, bukan hanya soal kepemilikan rumah atau jumlah keluarga yang tersisa di kampung ini, tapi bagaimana hubungan itu tetap dijaga lintas generasi.

Ia merasa bertanggung jawab untuk terus menarik dan menghubungkan sanak saudara agar tetap berkumpul dan saling mengenal.

"Mungkin saya yang harus lebih aktif ke mereka-mereka, saya tarik-tarik biar kumpul. Ya alhamdulillah kemarin sudah ada dari perkumpulan Pak Haji Maksum," imbuhnya.

Terpisah, Nurul Hidayati (55), warga setempat, masih menyimpan memori masa kecil tentang kampung yang dulu dikenal dengan nama Kebon Inggris.

Ia lahir dan besar di sana, menyaksikan sendiri bagaimana kampung ini berubah bentuk, namun tetap membawa jejak-jejak sejarah yang diwariskan dari cerita orang tuanya.

"Dulu nama kampung ini Kebon Inggris. Tapi gak tahu, kenapa sekarang penamaannya bisa berubah jadi Bang Inggris," kata Nurul Hidayati.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved