Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Pesona Bangunan di Kampung Tua Bang Inggris Semarang, Potensi Wisata Sejarah yang Layak Dikembangkan

Di Kampung Bang Inggris Semarang terdapat sejumlah bangunan rumah tua masih berdiri kokoh dan bisa jadi destinasi wisata sejarah.

Penulis: Moh Anhar | Editor: galih permadi
Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Minggu 12 Oktober 2025 

Johanes menyebut, kemungkinan besar banyak tanah di kawasan ini dulunya milik keluarga Tasripin, yang kemudian berkembang dan dibagi-bagi menjadi permukiman warga.

"Kemungkinan kalau di kemudian hari dikuasai keluarga Tasripin ya sangat mungkin," imbuhnya.

Potensi wisata

Kayanya nilai sejarah Kota Semarang selayaknya menjadi potensi wisata yang harus bisa dikelola secara baik. Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Suharsono, menyebutkan, sejarah dan budaya menjadi satu potensi yang dimiliki Kota Semarang.

Secara rinci, Suharsono menyebutkan, potensi wisata kota beragam. 

Di antaranya Sejarah dan Budaya (Lawang Sewu, Kota Lama), Alam (Goa Kreo, Pantai Marina), Religi (MAS, Gereja Blenduk), hingga Pusat Gaya Hidup (Simpang Lima).

Suharsono menggarisbawahi fokus strategis pariwisata di tahun 2025 akan berlandaskan pada tiga pilar utama. Yakni quality tourism untuk menciptakan pengalaman bernilai tambah tinggi (heritage, kuliner, waterfront) dengan standar layanan yang merata.

Lalu, resilience & inklusi: mengembangkan destinasi pesisir yang aman-bersih serta mendorong UMKM naik kelas sebagai bagian dari ekowisata yang inklusif, serta konektivitas & integrasi Kawasan.

Baca juga: Moncernya Wisata Kalikesek Kendal Jawa Tengah, Pemuda Nganggur di Desa Sriwulan Berkurang

Baca juga: Dinas Pariwisata Dorong Desa Wisata Kabupaten Semarang Bangkit dari Tidur

Untuk mewujudkan strategi tersebut, ia mengajukan serangkaian usulan kebijakan yang diharapkan menjadi prioritas di tahun 2025, seperti rancangan paket wisata menginap dan belanja bagi wisatawan, aktivasi rute udara, sertifikasi pariwisata yang berkualitas, hingga pusat data pariwisata.

Suharsono juga menekankan, pariwisata Semarang harus fokus pada kualitas dan harus mampu membuat wisatawan tinggal lebih lama.

Suharsono mengusulkan program inovatif seperti "Two-Night Semarang" dan penciptaan "12 Bulan, 12 Event" agar kegiatan pariwisata tidak hanya terpusat pada musim tertentu saja.

"Rembug Pariwisata ini sudah menghasilkan banyak ide. Kini saatnya kita bergerak bersama. Mari kita jadikan Tourism Data Hub sebagai kompas kita, dan program Two-Night Semarang sebagai target. Dengan sinergi seluruh stakeholder, visi pariwisata Semarang yang inklusif pasti terwujud," ujar Suharsono.

Dalam kegiatan Rembug Pariwisata yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pekan ini, ia menilai perlunya peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan.

Masyarakat diharapkan dapat memberikan aspirasi sebagai bahan utama penyusunan program prioritas pariwisata.

Tujuan utamanya adalah membentuk ekosistem pariwisata di Kota Semarang, mengidentifikasi potensi, serta menyusun prioritas program untuk tahun anggaran berikutnya.

Ditambahkannya, daya tarik wisata di Kota Semarang disebutkan menunjukkan tren positif pasca-pandemi Covid-19. Namun, juga masih menghadapi tantangan. 

Ia menyebut, jumlah daya tarik wisata melonjak dari 197 pada tahun 2021 menjadi 258 pada tahun 2022, menunjukkan pemulihan dan pengembangan baru. Namun, sejumlah tantangan masih dihadapi.

“Angka 258 daya tarik wisata menunjukkan Semarang sudah bangkit pasca-pandemi. Tapi tantangan kita ke depan adalah menjamin semua tempat ini punya standar layanan yang merata, higienis, dan yang terpenting, inklusif," kata Suharsono. (Idayatul Rohmah)

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved