Berita Kriminal
Tampang 2 Pedofil Semarang Incar Anak SD Pulang Sekolah, Terjadi di Gunungpati dan Semarang Utara
Dalam rentang waktu antara Agustus hingga Oktober 2025, dua kasus dugaan kekerasan seksual terhadap anak
Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
Dari dua kasus ini, Andika mengatakan motifnya sama yakni pelaku ingin melakukan pencabulan terhadap korban.
Berkaitan dengan narasi penculikan yang sekarang beredar, ia masih mendalaminya.
"Yang jelas motif utamanya adalah pencabulan," bebernya.
Melihat dua kasus ini yang terjadi dalam tiga bulan terakhir, Andika mengungkapkan bakal meningkatkan keamanan terutama di tingkat Polsek.
"Sekolah juga harus meningkatkan keamanan pula terutama pihak security sekolah yang harus memastikan keamanan anak-anak ketika pulang," bebernya.
Menanggapi kasus itu, Yayasan Setara Semarang yakni sebuah lembaga yang fokus pendampingan ke anak-anak korban eksploitasi dan kekerasan mengungkapkan, perlu kerjasama semua pihak agar kasus serupa dapat dicegah.
Koordinator Hubungan Masyarakat (Humas) Yayasan Setara, Bintang Alhuda menuturkan, semua pihak peluru melakukan pengamanan bersama untuk melindungi para anak-anak.
Terlebih kasus kekerasan terhadap anak masih cukup tinggi di Kota Semarang. Bersumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Semarang, kurun Januari-Oktober 2025, tercatat ada 134 kasus.
Upaya pengamanan tersebut bisa dimulai dari sekolah yang harus menyiagakan petugas keamanan.
Sementara orangtua yang memastikan keamanan anaknya ketika beraktivitas di luar rumah.
Kemudian polisi yang harus melakukan upaya peningkatan keamanan di lingkungan pendidikan.
"Jangan lupa, harus ada edukasi ke anak-anak agar tidak mudah diiming-imingi oleh orang asing," ucapnya kepada Tribun.
Setara menilai, kasus pedofil menyasar pelajar SD Semarang semakin nekat beraksi karena terpengaruh oleh pornografi
"Dari pengamatan kami, para pelaku semakin nekat melakukan tindakan tersebut karena terdorong selepas melihat tontonan pornografi," katanya.
Terhadap pelaku yang sudah ditangkap, Setara mendesak agar pelaku dihukum maksimal.
Tak kalah penting, Huda meminta para korban harus mendapatkan pendampingan psikologi.
"Pemerintah harus turun tangan untuk membantu memulihkan kondisi korban dengan pendampingan yang secara menyeluruh," ujarnya. (Iwn)
Guru Cabul dari Jatilawang Banyumas Kini Sudah Dinonaktifkan dan Dilaporkan ke Cabdin Pendidikan |
![]() |
---|
Ayah Bejat dari Kebumen Cabuli Anak Tiri Sejak Masih SD, Korban Diancam Bakal Dibunuh Jika Lapor |
![]() |
---|
Pemuda Semarang Incar Anak SD untuk Masturbasi Sambil Direkam, Alasan Tugas Kuliah Dibayar Rp12 Ribu |
![]() |
---|
Kelakuan Oknum Brimob Mabuk Rudapaksa Gadis 16 Tahun, Keluarga Pelaku Ikut Intimidasi Korban |
![]() |
---|
Bukannya Pikir Akhirat, Kakek 69 Tahun Ini Malah Rudapaksa Siswi SMA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.