Berita Semarang
Penyebab Bangunan Tua Roboh Hingga 1 Korban Tewas di Semarang, Polisi: Dinding Lapuk Karena Usia
Polisi mengungkap penyebab bangunan tua roboh yang menimpa satu keluarga di Kota Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Polisi mengungkap penyebab bangunan tua roboh yang menimpa satu keluarga di Kota Semarang.
Menurut polisi, tembok bangunan yang roboh tersebut karena struktur dinding bangunan sudah lapuk.
Baca juga: Rumah Roboh di Semarang, Pemkot Sebut Salurkan Bantuan
"Hasil olah tempat kejadian perkara dan keterangan saksi mata, kami menyimpulkan bangunan itu roboh karena lapuk," kata Kapolsek Semarang Tengah Komisaris Polisi (Kompol) Sugito dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun, Rabu (29/10/2025) malam.
Dalam olah tempat lokasi kejadian, jajaran Polsek menggandeng Inafis Polrestabes Semarang.
"Tidak ditemukan indikasi lain selain faktor usia bangunan yang sudah lama," sambung Sugito.
Pihak keluarga korban juga tidak memperpanjang kejadian tersebut.
Oleh karena itu, mayat korban langsung diserahkan ke pihak keluarga.
"Untuk mencegah kejadian serupa, warga yang tinggal di dekat bangunan tua agar segera memeriksa kondisi struktur bangunan agar tidak terjadi peristiwa serupa," paparnya.
2 Anak Selamat
Sebuah bangunan tua ambruk menimpa satu rumah yang dihuni satu keluarga di Gang Buntu, Jalan Pedamaran, Kelurahan Kauman, Semarang Tengah, Kota Semarang, Selasa (28/10/2025) sekira pukul 23.52 WIB.
Terdapat empat korban dalam kejadian ini dengan satu korban meninggal dunia atas nama Mega Gita Safitri (28).
Sementara tiga korban selamat masing-masing Syahrul Adji Pramuda (20), seorang anak perempuan berinisial YAE (7) dan anak laki-laki berinisial AIS (4).
Korban anak di bawah umur ini merupakan anak dari korban meninggal dunia.
"Korban ada empat orang, mereka satu keluarga, ibu dan dua anak kandungnya serta satu orang pemuda adik dari korban meninggal dunia," ujar warga setempat, Daniel Setyo Pamuji kepada Tribun, Rabu (29/10/2025).
Pengamatan Tribun, sisi selatan bangunan rumah yang ambruk tersebut berdempetan dengan bangunan peninggalan Belanda.
Namun, bangunan Belanda lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan rumah korban.
Tinggi bangunan Belanda yang ambruk sekitar tujuh meter. Sementara luasan rumah sekitar panjang 7 meter x lebar 3 meter dengan tinggi bangunan sekira 3 meter.
Bangunan itu terbagi menjadi dua sekat kamar.
Satu ruangan di sisi barat dihuni oleh korban Mega dengan dua anaknya.
Di ruangan lainnya dihuni korban Syahrul.
Suami dari Mega saat kejadian tidak di rumah karena sedang bekerja di luar kota.
Menurut Daniel, bangunan Belanda tersebut difungsikan sebagai gudang.
Pemilik bangunan merupakan warga Jakarta.
Sebelum bangunan itu roboh, sempat terdengar suara gemuruh.
"Ada suara gemuruh lalu ada suara bruk. Adik korban (Syahrul Adji Pramuda) bisa keluar dari timbunan bangunan, ia lalu berteriak minta tolong," paparnya.
Daniel yang mengetahui kejadian itu lantas melakukan evakuasi terhadap para korban dengan alat seadanya.
Korban AIS bisa diselamatkan terlebih dahulu.
Kemudian baru korban YAE.
"Korban Mega atau ibu kandung dari dua anak tersebut ketika berhasil dievakuasi sudah dalam kondisi meninggal dunia. Ia alami luka parah di bagian kepala," bebernya.
Kerabat korban, Rizal Qoirul Rahman (33) mengatakan, ketika peristiwa tembok ambruk seluruh kerabatnya sedang tidur pulas di rumah tersebut.
Menurutnya, tembok bagian belakang rumah roboh karena faktor usia bangunan yang sudah lapuk.
"Dugaan seperti itu, karena bangunan tua," katanya.
Para korban tersebut semuanya tertimpa bangunan termasuk dua anak di bawah umur.
Namun, dua anak tersebut bisa selamat.
Satu korban, YAE dirujuk ke RS Hermina Semarang.
"Mungkin mukjizat dari Allah, anak yang paling kecil laki-laki menunggu waktu sekitar 15 menit baru bisa dievakuasi, ahamdulillah bocah itu enggak kenapa-kenapa cuman kotor semua sementara anak perempuan hampir 45 menitan baru bisa diselamatkan," terangnya.
Kemudian untuk korban meninggal dunia membutuhkan waktu evakuasi selama hampir 2 jam.
"Evakuasi dilakukan oleh warga sekitar dan tim Basarnas," kata Rizal.
Ia menyebut, rumah yang ditempati para korban sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
"Soal pemilik gudang tidak tahu yang jelas keluarga kami sudah menempati rumah ini sudah sejak zaman Bapak ketika masih hidup," katanya.
Korban meninggal dunia rencananya akan dimakamkan di TPU Bergota 2.
Baca juga: Tiang Penunjuk Arah Roboh Macetkan Pantura Brebes gegara Ditabrak Truk Tinggi Muatan Berlebih
Para korban selamat sementara menumpang di rumah tetangga.
Peristiwa ini sudah masih dilakukan penyelidikan oleh kepolisian.
Tampak di lokasi, garis polisi telah terpasang. Sejumlah pejabat pemerintah kota Semarang juga telah mengunjungi lokasi kejadian. (Iwn)
| Mensos: 3.000 Guru Terserap Mengajar di 166 Sekolah Rakyat |   | 
|---|
| Polisi Imbau Publik Tak Mudah Terprovokasi Terkait Perusakan Masjid di Bandungan Semarang |   | 
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Rabu 29 Oktober 2025: Hujan Ringan |   | 
|---|
| Kasus Konten Porno AI SMAN 11 Semarang Naik ke Penyidikan: Polisi Segera Panggil Chiko |   | 
|---|
| Panen Raya Kerang Hijau Saat Banjir di Semarang: Nelayan Tambakrejo Tanam Harapan dari Rumpon Bambu |   | 
|---|

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.