Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Umi Kalsum Petani Anggrek Asal Semarang Raup Cuan Jutaan Rupiah, Hasil Belajar Autodidak

Umi Kalsum warga Banyumanik Kota Semarang ini telah menekuni usaha anggrek sejak 2009 dari hasil belajar autodidak.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
LAYANI PENGUNJUNG - Petani anggrek, Umi Kalsum melayani pengunjung saat pameran tanaman hias di halaman eks Wonderia Semarang, Rabu (19/11/2025). Dia menyebut telah menekuni usahanya sejak 2019, diawali secara autodidak. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di sebuah stand Pameran Tanaman Hias, di halaman eks Wonderia Semarang, perempuan paruh baya, Umi Kalsum nampak duduk tenang di kursi memandang bunga angrek yang berjajar di sekelilingnya, Rabu (19/11/2025).

Sesekali, dia berdiri merapikan jajaran bunga-bunga cantik yang tertara atas meja.

Tangannya sesekali membetulkan posisi pot, memastikan setiap bunga tampil secantik. 

Baca juga: Penampakan Anggrek Black Mamba Buruan Kolektor: Umbi Anakan 20 Cm Tembus Rp15 Juta

BREAKING NEWS, Gunung Semeru Erupsi, Lontaran Awan Panas Capai 5 Kilometer dari Puncak

Heboh Spanduk Bernada Sensitif di Gerbang SD Pekalongan, Warga: Kok Aneh, Kapan Pasangnya?

Anggrek-anggrek yang tertata rapi di stand Wonderia Semarang itu bukan seluruhnya milik Umi. 

Sebagian di antara kelopak-kelopak cantik itu milik rekan-rekannya sesama anggota Asosiasi Multiflora Semarang.

Mereka saling menjaga, saling membantu, seakan merangkai kebun kecil bersama di tengah hiruk pikuk pameran.

Berjejer dendrobium yang manis, cymbidium berwarna lembut, anggrek bulan yang baru saja membuka kelopaknya, hingga catleya yang anggun dengan warna-warna tebal yang memikat mata.

Ada pula tanaman-tanaman kecil lain yang memberi sentuhan hidup pada setiap sudut stand.

Dengan kesabaran, dia menunggu pembeli datang, memandangi anggrek-anggrek itu seolah sedang menjaga titipan sang Pencipta. 

Umi Kalsum telah menekuni usaha ini sejak 2009. Berawal dari belajar secara autodidak, kini dia makin terampil merawat hingga menyilangkan berbagai jenis dan warna anggrek

Usahanya bisa berjalan tak lepas dari bantuan dari pemerintah sebesar Rp4 juta yang dia gunakan untuk membangun green house berukuran 2x6 meter, membeli bibit, dan peralatannya. 

"Saya berupaya bagaimana caranya ini berhasil dan bisa mengembalikan pinjaman itu."

"Setelah usaha saya jalan, saya mau mengembalikan uang itu, ternyata itu bantuan. Jadi, tidak perlu dikembalikan," tutur warga Banyumanik Semarang tersebut, Rabu (19/11/2025). 

Harga Anggrek

Di balik kecantikan anggrek yang sering memikat mata, ada perjalanan panjang yang tak banyak orang tahu. 

Beberapa jenis membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya berani menunjukkan bunganya.

Katlea, misalnya, butuh sekira lima tahun hingga mekar. Bahkan, jenis yang tergolong cepat seperti dendrobium tetap memerlukan setidaknya satu setengah tahun untuk siap berbunga.

Baca juga: Arti Bunga Anggrek Ungu, Dikirim Presiden Prabowo saat Jokowi Ulang Tahun: Simbol Apa?

PSIS Semarang Babak Belur di Kandang Sendiri, Suporter Langsung Temui Bos Baru, Ini Desakan Mereka

"Aku Rasulullah" Pria Berambut Ikal Ngaku Nabi Bikin Gaduh Terminal Bungurasih, Apakah ODGJ?

Selain lama, merawat anggrak juga membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. 

Umi Kalsum pun sudah hafal di luar kepala karakter setiap jenis mana yang harus ditempatkan di area gelap, mana yang justru suka panas, mana yang tak tahan air hujan, dan mana yang makin subur jika terkena terik. 

"Kalau cuaca lagi panas, saya siram lantainya biar ada penguapan," sebutnya. 

Harga anggrek pun dibanderol beragam bergantung jenis dan usia tanam.

Di level bibit, dia banderol mulai Rp25 ribu. Anggrek remaja hingga dewasa mulai Rp65 ribu.

Angrek yang telah berbunga misalnya Dendrobium dibanderol Rp75 ribu hingga Rp100 ribu, Cymbidium Rp75 ribu hingga Rp85 ribu.

Anggrek bulan sedikit lebih mahal kisaran Rp135 ribu hingga Rp150 ribu. Ada pula yang dibanderol hingga jutaan rupiah. 

"Tapi kalau di sini (pameran) kebanyakan kalangan menengah, saya sediakan yang terjangkau saja," ucapnya. 

Dari perjalanan usahanya, dia pernah menikmati omzet hingga sekira Rp30 juta sebelum pandemi.

Namun diakuinya, pendapatannya kini tak lagi setinggi masa itu, seiring bertambahnya jumlah petani anggrek yang membuat persaingan semakin ketat.

"Tapi, Alhamdulillah sudah bisa untuk menyekolahkan anak-anak sampai kuliah," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved