Mahasiswa Magang
Suparno Sulap Ban Bekas Jadi Meja Kursi Estetik dan Tahan Lama
Produk ini tidak hanya menarik dari sisi estetika, tetapi juga membawa pesan kuat tentang pentingnya daur ulang dalam kehidupan sehari-hari.
Suparno Sulap Ban Bekas Jadi Meja Kursi Estetik dan Tahan Lama
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Inovasi ramah lingkungan kembali lahir dari tangan kreatif warga Pati. Adalah Suparno, seorang pengrajin lokal, sukses memanfaatkan ban bekas menjadi produk furnitur berupa meja dan kursi yang unik sekaligus bernilai ekonomis.
Produk ini tidak hanya menarik dari sisi estetika, tetapi juga membawa pesan kuat tentang pentingnya daur ulang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kreativitas dan ketelatenan, Suparno mampu mengubah limbah ban yang sering dianggap tidak berguna menjadi barang bernilai jual tinggi.
Suparno menjelaskan bahwa proses pembuatan meja dan kursi berbahan ban bekas dimulai dengan menyiapkan stok bahan yang cukup. "Pertama-tama kita sudah ada stok ban bekas, lalu dipotong sesuai kebutuhan ukuran, terutama untuk meja yang biasanya berbentuk bulat," jelasnya.

Ia menambahkan, pemotongan ban tidak bisa dilakukan dengan sembarang alat. Dibutuhkan pisau khusus untuk karet yang biasanya dipesan secara online. Setelah dipotong, ban dirangkai sesuai ukuran yang dipesan konsumen. Selain pisau khusus, pengrajin juga membutuhkan alat lain seperti paku tembak, staples, dan kompresor angin. Alat-alat ini penting untuk menyatukan potongan ban agar hasilnya kokoh dan rapi.
"Kami memakai paku tembak dengan kompresor angin untuk mengaitkan bagian-bagian ban," katanya.
Proses pengerjaan satu set meja dan kursi membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk satu orang pengrajin. Menurutnya, waktu pengerjaan bisa lebih cepat jika ada tambahan tenaga kerja. Dari sisi bahan baku, Suparno mengaku tidak mengalami kendala. Ban bekas cukup mudah didapatkan sehingga stok untuk produksi selalu aman. "Selama ini lancar, stok ban aman, tidak ada kendala," ungkapnya di lokasi produksi di Dengkek RT 8/2 Kecamatan Pati Kota Kabupaten Pati.
Respon masyarakat terhadap produk ini pun sangat positif. Banyak konsumen menilai furnitur berbahan ban bekas memiliki keunggulan dibandingkan furnitur kayu. Selain harga lebih terjangkau, produk dari karet juga tahan lama dan anti serangan hama.
"Kalau dari kayu kan ada kemungkinan dimakan hewan, tapi kalau karet itu lebih awet. Masyarakat juga melihatnya sebagai pilihan alternatif," jelas Suparno. Ia mengaku belakangan ini jumlah pesanan terus meningkat seiring semakin dikenalnya produk tersebut.
Selain memberi manfaat ekonomi, usaha ini juga membawa dampak sosial. Suparno menyebut, kegiatan pengolahan ban bekas membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar. Dengan begitu, usaha ini sekaligus mendukung upaya pemberdayaan masyarakat lokal.
Kerja sama dengan komunitas lingkungan maupun masyarakat sekitar juga dilakukan. "Kita bersinergi dengan warga, agar usaha ini bisa memberi manfaat luas, tidak hanya untuk saya pribadi, tapi juga untuk orang lain," tambahnya.
Meski berjalan baik, Suparno berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk
pengembangan usaha ini. Menurutnya, dukungan dalam bentuk pembinaan maupun bantuan dana sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM.
“Kami berharap Pemda bisa memberikan pembiayaan atau pinjaman dengan bunga rendah. Itu akan sangat membantu pengrajin seperti kami untuk mengembangkan usaha,” ungkapnya penuh harap. Ia menambahkan, dukungan pemerintah juga bisa membantu memperluas pasar sekaligus meningkatkan daya saing produk UMKM berbahan daur ulang. Dengan begitu, furnitur ban bekas bisa menjadi produk unggulan daerah. (Nessa Jauhara Cahyani/Mahasiswa Unissula Magang Tribun Jateng)
Khilmi Kuliah Sambil Tekuni Pembuatan Rebana Khas Jepara |
![]() |
---|
Harga Serabi Solo Buatan Pak Suloso di Tlogosari Hanya Segini Padahal Enak Banget |
![]() |
---|
Pasar Senin Malam di Klipang Makin Ramai Pedagang dan Pengunjung |
![]() |
---|
Ternyata Pusat Kembang Ada di Pasar Bunga dan Buket Bandungan |
![]() |
---|
Kawasan Industri Wijayakusuma Kini Ramai Remaja dan Keluarga Berwisata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.