Mahasiswa Magang
Khilmi Kuliah Sambil Tekuni Pembuatan Rebana Khas Jepara
Satu di antaranya adalah Muhammad Khilmi Zakariya (21), mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Semarang yang menekuni usaha pembuatan rebana
Khilmi Kuliah Sambil Tekuni Pembuatan Rebana Khas Jepara
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Usaha kerajinan rebana di Jepara tak hanya digeluti para perajin senior, tetapi juga oleh anak muda.
Satu di antaranya adalah Muhammad Khilmi Zakariya (21), mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Semarang yang menekuni usaha pembuatan rebana sejak 2018.
Bertempat di Rengging, Pecangaan, Kabupaten Jepara, Khilmi mengembangkan usaha bernama khilmirebanaa. Dari tangan-tangan muda inilah, rebana berkualitas diproduksi dan dipasarkan hingga ke berbagai daerah di Indonesia.
Dalam sekali produksi, satu set rebana biasanya terdiri dari rebana 4, bass 1 (bonus stik), tam 1, darbuka 1 dan keprak 2. Setiap bulannya, usahanya mampu mengirim rata-rata empat set ke sejumlah wilayah di Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan.
Proses pembuatan rebana ini menggunakan kayu mahoni dan kayu nangka. Kayu mahoni dinilai paling baik karena menghasilkan suara yang lebih nyaring sekaligus tahan lama. Bahan-bahan tersebut sebagian besar diperoleh dari kawasan Jepara yang memang terkenal sebagai sentra kayu.
Dalam mengelola usahanya, Khilmi dibantu oleh empat karyawan. Dengan adanya tenaga tambahan, proses produksi rebana bisa berjalan lebih cepat dan mudah. Masing-masing karyawan mempunyai bagian pengerjaan tersendiri.
Usaha ini berawal dari 2018, ketika Khilmi mencoba menjual rebana secara online. “Awalnya ikut-ikutan teman jualan rebana di media sosial. Karena banyak yang pesan, saya belajar memproduksi sendiri,” ujarnya.
Kini produk khilmirebanaa tidak hanya dipasarkan di sekitar Jepara, tetapi juga merambah ke luar daerah. Jenis rebana ukuran 32 dalam satu set disebut paling banyak diminati pembeli.
Selain memproduksi rebana, Khilmi juga melayani pesanan bedug yang biasa untuk masjid. Hal ini menjadi tambahan peluang usaha sekaligus upaya menjaga tradisi alat musik pukul di tengah perkembangan zaman.
Dari segi kualitas, rebana yang diproduksi oleh Khilmi diklaim bisa bertahan lama. “Alhamdulillah bisa awet, karena kami menggunakan bahan yang bagus dan premium,” jelas Khilmi.
Meski begitu, ada beberapa kendala yang kerap dihadapi. Faktor cuaca menjadi salah satu hambatan karena saat musim hujan proses produksi ikut terganggu. Selain itu, ketersediaan kulit untuk pengepresan kadang sulit ditemukan.
Kendala tersebut tidak membuat Khilmi surut langkah. Ia justru semakin bersemangat mengembangkan usaha agar produk rebana Jepara semakin dikenal luas. “Harapan saya, rebana dari Jepara bisa lebih bersaing dan diakui kualitasnya. Karena sebenarnya rebana disini sudah sangat bagus,” ucapnya.
Usaha yang dirintis sejak 2018 ini menjadi bukti bahwa generasi muda mampu melestarikan seni tradisional sekaligus membuka peluang ekonomi. Bagi yang berminat atau ingin mengenal usaha rebana milik Khilmi, bisa mengubungi 0857-0116-1401 atau datang ke khilmirebanaa di Rengging, Pecangaan, Kabupaten Jepara. (Nadilla Amalina/Mahasiswa Unissula Magang Tribunjateng.com)
Harga Serabi Solo Buatan Pak Suloso di Tlogosari Hanya Segini Padahal Enak Banget |
![]() |
---|
Pasar Senin Malam di Klipang Makin Ramai Pedagang dan Pengunjung |
![]() |
---|
Ternyata Pusat Kembang Ada di Pasar Bunga dan Buket Bandungan |
![]() |
---|
Kawasan Industri Wijayakusuma Kini Ramai Remaja dan Keluarga Berwisata |
![]() |
---|
Ternyata Ini Bumbu Khas Lontong Tuyuhan Rembang Bikin Ketagihan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.