Kabar Pahlawan Devisa
Keluarga Lega Dengar Suara Turniati setelah 17 Tahun Hilang Kontak di Kuwait
Kasus perbudakan modern yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Petarangan Kemranjen Banyumas, Parinah sempat mengegerkan publik.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Kasus perbudakan modern yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Petarangan Kemranjen Banyumas, Parinah sempat mengegerkan publik.
Parinah akhirnya bisa kembali ke kampung halaman di Banyumas setelah 18 tahun hilang kontak dengan keluarga karena kungkungan sang majikan.
Kasus serupa menimpa buruh migran lain yang masih satu desa dengan Parinah. Dialah Turniati binti Mintarja asal Desa Petarangan, Kemranjen Banyumas. Turniati dilaporkan hilang kontak dengan keluarga selama 17 tahun.
Kasus hilangnya Turniati, mulai terang. Ada harapan bagi perempuan yang bekerja sejak gadis itu, untuk berkumpul dengan keluarganya di kampung halaman.
Baca: KBMI : Banyak TKI yang Hilang Kontak dengan Keluarga, Namun tak Seberuntung Parinah
Baca: Bagaimana Gaji Parinah Selama 18 Tahun Disekap Majikan?
Baca: MENGHARUKAN! Cerita Surat Anak Parinah Minta Restu Menikah, Terungkap 13 Tahun Kemudian
Kepala Bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja Penempatan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Banyumas, Agus Widodo mengatakan, pihaknya telah mengantongi alamat lengkap dan nomor telepon yang disebut milik majikan Turniati, Murtada Kayed Ali Shehab di Kuwait Jabariyah.
===============================
*Turniati binti Mintarja TKI asal Petarangan, Kemranjen Banyumas hilang kontak dengan keluarga selama 17 tahun di Kuwait.
* Keluarga bersyukur akhirnya Turniati menjawab telepon saat dihubungi.
* Keluarga berharap pemerintah bis amembantu memulangkan Turniati.
===============================
Alamat dan nomor telepon itu jadi petunjuk awal bagi pemerintah untuk membawa pulang Turniati ke Indonesia. Nomor itu pun terdeteksi masih aktif.
Keberadaan seorang warga Kemranjen yang kini berumah tangga dengan warga Kuwait dan menetap di wilayah Jabariyah menguatkan rasa informasi itu.
Warga satu daerah dengan Turniati, itu siap membantu hingga Turniati berhasil dipulangkan ke Indonesia.
"Alamat yang diberikan ke kita akan mempermudah pemerintah untuk melacak keberadaan Turniati. Kita akan pantau terus," ujar Agus Selasa (8/5/2018).
Medio April 2018 lalu, keluarga kembali melambungkan asa. Keluarga menjajal menghubungi nomor telepon majikan yang didapat dari surat usang Turniati, 2001 silam.
Syukur-syukur, telepon diangkat dan ada jawaban soal nasib Turniati terkini.
Doa keluarga untuk keselamatan Tuniati, terjawab sudah. Suara Turniati yang menjawab telepon itu membuat keluarga lega.
Jika keadaan Turniati dipastikan baik-baik saja, harapan untuk membawa pulang perempuan itu semakin mendekati nyata.
Tetapi Turniati tak banyak bicara. Ia hanya mengungkapkan kerinduan yang mendalam kepada keluarga. Selebihnya, ia ingin pulang.
Dengan keyakinan Turniati masih di rumah majikan, keluarga berharap pemerintah segera menjemput perempuan itu di tempat kerjanya dan membawanya pulang.