Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kadinkes Jateng Sebut Ada Pergeseran, Penyakit Tidak Menular Sebabkan Kematian

Sejak tahun 2000 hingga sekarang, penyebab kematian disebabkan karena penyakit tidak menular.

Penulis: Bare Kingkin Kinamu | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/BARE KINGKIN KINAMU
Kadinkes Jateng Yulianto Prabowo saat menjelaskan kesimpulan terkait penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dalam Rangka Memperingati ke-54 HKN di Lt 8 Kantor Dinkes Jateng Jalan Kapt. Piere Tendean No. 24 Semarang, Kamis (29/11/2018). 

"Ada berbagai hal yang bisa diperbaiki mulai dari sistem pelayanan kesehatan, asuransi kesehatan, promosi kesehatan yang efektif, kekuatan kepedulian oleh tenaga medis, dan ilmu para tenaga medis," jelas Yulianto usai materi Seminar selesai.

Alumni kedokteran Universitas Gadjah Mada tersebut menjelaskan evaluasi oleh masing-masing UPT Kesehatan sangat diperlukan untuk menyadarman pola perilaku sehat dalam masyarakat.

"Merubah pola hidup seseorang itu tidak mudah, meski bisa, masyarakat harus benar-benar peduli dan niat untuk hidup sehat," tutup penjelasan dr. Yulianto Prabowo, M.Kes kepada Tribunjateng.com.

"Ini merupakan momentum yang baik bagi Dinkes Jateng untuk memperbaiki kualitas kesehatan di masyarakat melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)," tutur Prof. Dr. Laksono Trisnantoro.

Sebagai narasumber Profesor Laksono mengungkapkan capaian-capaian di Jawa Tengah dan beberapa penyakit dalam data bisa dijadikan bahan evaluasi.

Adanya sinergitas semua unit kesehatan di Jawa Tengah, mulai dari puskesmas, rumah sakit, dan dinas-dinas Kesehatan menjadi kunci inti untuk melakukan peningkatan upaya kesehatan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Jateng dr. Wahyu Setianingsih menjelaskan Seminar ini dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan.

"Upaya pengendalian penyakit ini tentu dilakukan untuk pencapaian sasaran Progam Indonesia Sehat yaitu meningkatkan derajat kesehatan," jelas dr. Wahyu Setianingsih.

Indeks kesehatan tersebut bisa dilihat dari angka kematian bayi dan ibu, dan lainnya.

Dari sisi pelayanan kesehatan, narasumber ahli lulusan The John Hopkin University, Maryland, USA Prof. Dr. Hamam Hadi menjelaskan pola makan harus dijaga benar.

"Jangan sampai kelebihan gula dan garam," jelasnya.

"Lihat ini, strok di Indonesia di tahun 2015 menduduki peringkat pertama," jelasnya.

Selain Prof. Dr Hamam Hadi, narasumber yang menjelaskan terkait pelayanan medis yakni Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr.dr Sutopo Patriajati.

"Kita juga harus mengevaluasi capaian Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), yakni partisipasi masyarakat dan produktivitasnya terhadap perilaku hidup sehat, tercapai atau tidak," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved