Menelusuri Bisnis Daging Anjing di Jateng : Sehari Sekitar 800 Ekor Anjing Dikonsumsi
Di sejumlah daerah di Jawa Tengah masih ditemukan warung yang menyajikan olahan daging anjing.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di sejumlah daerah di Jawa Tengah masih ditemukan warung yang menyajikan olahan daging anjing.
Warung itu ada yang menyamarkan namanya menjadi "Sate Jamu, Tongseng Gukguk, Gule We**s Balap, Warung Gukguk" dan lain-lain.
Beberapa hari lalu viral Bupati Karanganyar, Juliyatmono meminta para pemilik olahan daging anjing menutup warungnya menuai banyak pujian dari aktivis pecinta binatang.
• Misteri Kasus Pembunuhan Gadis Alumni IPB Terungkap, Inilah Penjahat Kelaminnya
• Buaya Muara Sepanjang 3 Meter yang Resahkan Warga Perairan Nusakambangan Cilacap Akhirnya Tertangkap
• BREAKING NEWS: Seorang Pekerja Proyek Jembatan di Salatiga Tewas Tersengat Listrik
• Breaking News! Warga Kota Semarang Dilaporkan Hilang di Pemandian Air Panas Guci Tegal
Pemkab Karanganyar akan mengajak para pengusaha kuliner sate jamu atau olahan daging anjing berembuk sekaligus memberikan modal untuk beralih usaha.
Bupati menyatakan, mencegah jauh lebih penting, dan menyiapkan generasi jauh lebih penting.
Anjing bukan binatang ternak yang lazim dikonsumsi masyarakat dan tidak dikembangbiakkan.
Ia mengatakan, anjing dipelihara untuk hal tertentu, misalnya untuk bantu melacak, atau sebagai penjaga rumah.
"Tapi kan harus dijaga kesehatannya. Karena penyakit yang diakibatkan oleh anjing itu mengkhawatirkan, apalagi kalau liar. Juga menyebabkan masyarakat tidak nyaman.
Apalagi dikonsumsi melalui warung terbuka, akhirnya juga disamarkan, sate jamu, sate wedus balap. Kami yakin mereka tidak punya izin usaha," kata Bupati Juliyatmono.
Ditinjau dari sisi kesehatan, olahan daging anjing dikhawatirkan menyebarkan penyakit rabies.
Penyakit ini merupakan golongan zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Virus penyakit mematikan yang disebut belum ada obatnya ini menyerang sistem syaraf.
Utamanya ditularkan dari air liur hewan rabies dengan gigitan atau cakaran.
Hewan yang bisa terkontaminasi dan menyebarkan virus rabies antara lain anjing, kucing atau kera.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan jika daging anjing diolah secara baik, secara medis tidak bisa dijadikan sarana penyebaran rabies.