Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Perusahaan Ini Tawarkan Gaji Tinggi Tapi Kesulitan Rekrut SDM

Kesulitan merekrut SDM di level managerial juga dirasakan oleh PT Pan Brothers, Tbk & Group. Padahal di perusahaan tersebut untuk level manager

Harian Warta Kota/Henry Lopulalan
Ilustrasi - Penukaran uang dolar ke rupiah. Editor: Mohamad Yoenus 

TRIBUNJATENG.COM -- Kesulitan merekrut SDM di level managerial juga dirasakan oleh PT Pan Brothers, Tbk & Group.

Padahal di perusahaan tersebut untuk level manager mendapatkan gaji menggiurkan.

HRM General Manager PT Pan Brothers Tbk & Group Nurdin Setiawsan ‎ mengungkapkan, kesulitan mencari tenaga kerja di level managerial disebabkan karena sedikitnya SDM berpengalaman.

Selain itu, susah mencari orang yang produktif meski hal tersebut telah dibuktikan dengan melampirkan beberapa sertifikat kompetensi.

Info CPNS Oktober 2019, Pendaftaran di SSCN.BKN.go.id Mulai November, Ini Jadwal dan Formasinya

Heboh Penemuan Mayat Wanita Tanpa Busana di Hotel Omega

Ingat Juru Bicara Gus Dur Yang Selalu Pakai Blangkon Ini? Inilah Kabar Terkini Sastro Al Ngatawi

"Sertifikat penting tapi lebih penting kemampuan melakukan pekerjaan di lapangan secara produktif.

Produktif yang dimaksud misalnya di level managerial perusahaan harus memperoleh profit, caranya yaitu orang harus ahli dalam membuat strategi bisnis, dan mampu mengerahkan atau menggerakkan bawahannya," kata Nurdin..

Sering kali dijumpai di lapangan, kompetensi seseorang lebih terfokus pada skill.

Padahal untuk level managerial kemampuan teknis teori saja tidak cukup, SDM juga harus memiliki kemampuan managerial dan sikap mental yang bagus. Bahkan kedua faktor tersebut paling utama.

"Pendidikan vokasi seharusnya ada pembentukan sikap mental dan karakter, baru kemudian skill dan vokasi. Kemampuan managerial ini bisa dididik dengan cara kebiasaan aktif mengikuti organisasi," ujarnya.

Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu.

Selfie Maut : Mau Selfie di Sungai, Wanita Pengantin Baru Tenggelam Bersama 3 Anggota Keluarga

Kala Bule Belanda Dibuat Katrok oleh Yati Pesek dan Ciblek di Lapangan Jatayu Kota Pekalongan

Ada dua model perekrutan di Pan Brothers yaitu eksternal atau mengambil dari luar. Serta internal yakni melalui regenerasi telent management sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Melalui model ini sumber daya yang ada akan dipromosikan jabatannya ke level yang lebih tinggi.

"Sedangkan perekrutan eksternal bisa mencari dari orang berpengalaman atau fresh graduate untuk kemudian dididik melalui program management development program," imbuhnya.

Melalui program Management development program, perusahaan akan melakukan perekrutan di kampus-kampus dan setelah disaring serta diseleksi calon karyawan tersebut dididik selama dua tahun enam bulan.

Untuk jangka panjang cara ini lebih sering dilakukan. Sedangkan jika membutuhkan posisi kunci secara mendesak biasanya ia merekrut tenaga yang sudah berpengalaman, atau mempromosikan karyawan untuk naik jabatan. ‎

Sejauh ini pihaknya paling sering melakukan perekrutan untuk mengisi posisi kunci di level managerial dengan cara eksternal.

Diakuinya bahwa di posisi managerial Pan Brothers sering mengalami kekosongan akibat sulit mencari tenaga baru sesuai kriteria yang diinginkan perusahaan.

Khususnya untuk posisi dengan tingkat turn over tinggi seperti manager marketing atau produksi. Di satu sisi level di bawahnya belum siap untuk promosi.

Sehingga akibatnya perusahaan memilih seseorang untuk rangkap jabatan.

Akibat susahnya mencari SDM untuk menduduki posisi managerial, perusahaan mengambil langkah mentorship program. Hal ini sudah dijalani sejak 2016.

Sebelumnya dibertitakan di Jawa Tengah terdapat tingkat pengangguran terbuka didominasi oleh lulusan Diploma mencapai 8,41%, disusul lulusan SMK sebesar 7,94%.

Sukini Menangis Anaknya 16 Tahun Seusai Demo Ditahan Polisi Tanpa Surat: Saya Bodoh Gak Tahu Apa-apa

Secara absolut pengangguran bertambah sekitar 10 ribu orang. Padahal masih banyak lowongan di perusahaan yang belum terisi.

Terutama lowongan kerja dengan skill khusus atau kebutuhan SDM di level manajerial. Sejumlah perusahaan besar di Jawa Tengah mengalami hal itu. Padahal posisi manager di perusahaan-perusahaan tersebut akan diberikan gaji besar, bisa 10 kali lipat dibanding UMK Jawa Tengah tahun 2019.

Lantas, kenapa lowongan dengan skill tertentu dan iming-iming gaji besar itu tidak terpenuhi oleh SDM Jawa Tengah?

Tribun Jateng menemui pimpinan atau pemilik perusahaan-perusahaan yang mengalami hal tersebut. Sebut saja, PT Cengkeh Zanzibar yang sebagian usahanya berlokasi di Kendal, Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.

Perusahaan perkebunan yang bergerak di bidang buah-buahan dan cengkeh ini kesulitan mendapatkan SDM dengan keahlian khusus.

Direktur Umum SDM PT Cengkeh Zanzibar, Rifi Nurlistyaningrum, menjelaskan segala upaya sudah dilakukan untuk menemukan SDM yang dibutuhkan oleh perusahaan. Bahkan pihaknya sudah melakukan roadshow di beberapa universitas yang memiliki lulusan sarjana pertanian.

"Mengajak kerjasama universitas yang memiliki fakultas pertanian atau perkebunan sudah kami lakukan. Membuat pelatihan khusus jangka pendek juga sudah kami lakukan untuk mendapatkan SDM yang tepat. Tapi tetap saja tidak berhasil. Karena rata-rata mereka hanya mendapatkan ilmu pertanian secara umum, bukan yang spesifik," terangnya.

Sulitnya mencari SDM yang ahli di pertanian maupun perkebunan diakui Rifi juga karena faktor gengsi mereka. Para sarjana pertanian cenderung memilih bekerja di sektor industri maupun perkantoran karena dianggap lebih bergengsi.

"Anggapan mereka bekerja sebagai ahli pertanian disamakan dengan petani. Padahal tidak. Akhirnya kami putuskan untuk membawa konsultan komoditi dari Thailand yang ahli di tanaman lengkeng," beber Rifi.

Kronologi Cita Citata Ngambek Setelah Dimaki Yusuf Oebelet di Gladi Pekan Kebudayaan Nasional

Untuk sementara, mendatangkan ahli dari luar negeri menjadi satu-satunya solusi yang dilakukan PT Cengkeh Zanzibar. Namun dalam waktu dekat, perusahaan perkebunan ini juga akan membuat suatu yayasan pemberdayaan SDM yang ahli di berbagai komoditi.

"Namanya Yayasan Ilmu Tani. Sistemnya seperti sekolah. Mengajarkan mereka yang memiliki minat di bidang perkebunan atau pertanian untuk menjadi lebih ahli. Lokasi yayasan ada di Kabupaten Temanggung," katanya.

Kesulitan rekrut SDM dengan skill khusus juga dialami PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk unit Grobogan. Industri yang bergerak di bidang produksi pakan ternak ini sulit mencari diploma jurusan peternakan.

Head of HRD & GA PT Japfa Comfeed Indonesia, Irwan Sudaryanto, mengatakan selama ini pihaknya sudah bekerjasama dengan seluruh universitas di Jawa Tengah. Namun, mereka lebih banyak lulusan sarjana.

"Yang kami butuhkan justru lulusan D3 Peternakan. Kalau S1 ketinggian dan jika SMK kurang. Jadi hambatannya di situ. Namun prinsipnya kami dari jurusan manapun tetap bisa, asal mau ditempatkan di mana saja," terangnya.

Untuk menemukan SDM dengan skill khusus, perusahaan ini menyediakan fasilitas pelatihan selama enam bulan. Pelatihan ini yang akan menentukan posisi karyawan di perusahaan tersebut.

"Selama enam bulan mereka kami dampingi untuk melakukan beberapa tugas pekerjaan. Setelah akhir masa training, kami akan mengevaluasi kinerja mereka untuk posisi tertentu. Jadi karyawan baru tidak serta merta mendapatkan tugas pekerjaan sepenuhnya," jelas dia.

Untuk menemukan karyawan yang unggul, biasanya Irwan akan menyesuaikan antara karakter karyawan dan perusahaan. Terutama yang selaras dengan visi misi perusahaan.

"Maka kami akan memberikan pertanyaan apa yang kamu bisa. Prestasi apa yang dimiliki selain nilai akademik. Itu penting bagi kami, karena menjadi nilai tambah ketika perusahaan membutuhkan," tambah Irwan.

Kemampuan yang dimaksud Irwan tak harus berhubungan dengan pekerjaan. Sebagai contoh kemampuan olahraga tertentu, musik, event organizer, atau lainnya.

"Dengan kemampuan itu, pasti suatu saat akan berguna bagi perusahaan. Mungkin bisa saja membentuk tim olahraga atau misal kami ada acara, mungkin bisa mengajak karyawan yang sudah berpengalaman di EO," ujarnya.

Dirinya mengakui, jika beberapa ilmu yang diajarkan di tiap universitas terkadang tidak sejalan dengan kebutuhan perusahaan. Maka, bagaimanapun perusahaan tetap wajib melakukan pelatihan. (tim)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved