Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tak Sampai 1 Jam Setelah Berhubungan Intim, Jumari Habisi Nyawa Kumalasari Karena Ingin Ganti Oli

Pengakuan pelaku pembunuhan sadis, dengan membungkus jenazah korbannya ke dalam karung pupuk membuat jengkel petugas.

Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Jumari pelaku pembunuhan yang jenazah korbannya dimasukkan ke dalam karung pupuk, saat dimintai keterangan di Mapolres Pekalongan, Kamis (17/10/2019) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Pengakuan pelaku pembunuhan sadis, dengan membungkus jenazah korbannya ke dalam karung pupuk membuat jengkel petugas.

Pasalnya alasan pelaku yang diketahui bernama Jumari (31) warga Desa Yosorejo, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan diluar nalar.

Jumari mengaku menghabisi Kumalasari (29) warga Desa Depok, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, karena tak ada biaya untuk mengganti oli mesin kendaraannya.

“Karena sudah tidak ada biaya untuk mengganti oli kendaraan, jadi saya meminta Kumalasari untuk menjual perhiasannya,” jelasnya saat dimintai keterangan petugas di Mapolres Pekalongan, Kamis (17/10/2019) malam.

Karena korban tak mau memberikan perhiasannya, Jumari memaksa dengan cara mengikat korbannya.

Kapolda Jateng Sebut Tak Ada Kerawanan yang Langsung Berkaitan dengan Pelantikan Presiden

Jelang Pelantikan Presiden, Kapolda Jateng Tak Keluarkan Larangan Demonstrasi‎

Sosialisasi Penerimaan Polri, AKBP Gatot Hendro Kunjungi SMAN 1 Salatiga

Setelah Bunuh Kumalasari, Jumari Datangi Istrinya di Batang dan Melarikan Diri ke Jakarta

“Setelah mengikatnya saya ambil perhiasannya, korban pasrah saat saya ikat.

Karena takut ia melapor ke orang tua, ia saya cekik menggunakan kain yang saya ambil dari dapur,” ucapnya.

Usai tak bernyawa, Jumari memasukan jenazah korban ke dalam karung pupuk dan membawanya jenazah itu menggunakan sepeda motornya.

“Jenazah saya buang ke bantaran Sungai Sragi Baru, sebelumnya saya juga bekap mulut korban menggunakan lakban,” jelasnya.

Diakui Jumari, ia berkenalan dengan korban selama sepekan dan sering membawa korban ke rumahnya.

“Selama satu pekan kami selalu bersama, usai Kumalasari bekerja memetik bunga melati ia selalu saya ajak ke rumah,” terangnya.

Jumari juga merayu korban agar mau melakukan hubungan suami istri di rumahnya.

“Sudah lima kali kami melakukannya, yang terakhir Rabu lalu.

Kumalasari saya minta datang ke rumah, ia datang menggunakan sepeda sekitar pukul 09.00 WIB.

Setelah kami berhubungan layaknya suami istri, saya memintanya untuk menjual perhiasannya,” imbuhnya.

Namun nahas, nasib gadis pemetik bunga melati itu berakhir secara tragis.

Pasalnya Jumari menghabisinya kurang dari satu jam usai berhubungan intim.

“Saya mengikat dan membuangnya ke bantaran sungai sekitar pukul 10.00 WIB.

Lalu saya pulang ke rumah dan membersihkan sisa darah yang ada di sepeda motor saya, untuk kemudian pergi ke Subah,” tambahnya. (bud)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved