Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Piring Lidi Diminati Resto Menu Tradisional, Intip Pembuatannya di Purbalingga

Piring berbahan lidi kini cukup digemari masyarakat. Bahan dan bentuknya yang tradisional jadi daya tarik tersendiri dibanding piring berbahan kaca

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
IST
Pengrajin mempraktikkan pembuatan piring berbahan lidi di kecamatan Kutasari 

TRIBUNJATENG COM, PURBALINGGA - Piring berbahan lidi kini cukup digemari masyarakat.

Bahan dan bentuknya yang tradisional jadi daya tarik tersendiri dibanding piring berbahan kaca atau plastik.

Alas makan itu pun kini mudah dijumpai di warung-warung makan, terutama yang menyajikan menu tradisional.

Ini tak ayal menjadi peluang bagi pengrajin untuk mengembangkan usaha itu.

Industri kerajinan piring lidi itu pun berkembang di Desa Sumingkir Kecamatan Kutasari Purbalingga.

Di desa itu, setidaknya terdapat 10 pengrajin piring lidi yang tergabung dalam kelompok Sumber Berkah.

Dedy Yon Temukan Cumi dan Teri Berformalin di Pasar Pagi Tegal, Pedagang : Kulakan di Brebes

Kecelakaan Angkot Vs Vario di Ki Mangunsarkoro Semarang, Begini Kondisi Terakhir Korban

Gerebek Judi, Anggota Polres Karanganyar Tangkap 4 Pemain, Bandar Melarikan Diri

Setelah GBL, Kemensos Masih Akan Tutup 7 Lokalisasi Lain di Indonesia, Ini Lokasinya

Bahan baku pembuatan piring ini berasal dari lidi daun kelapa yang didatangkan dari Sokaraja Banyumas.

Menurut ketua kelompok Sumber Berkah Hermanto, satu ikat lidi yang dibeli seharga Rp. 4000 dapat digunakan untuk membuat 2 -3 piring.

Piring lidi itu bisa dijual dengan harga Rp. 4000 perbuah atau Rp. 45 000 perlusin piring lidi.

Setiap perajin hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk membuat satu piring lidi.

Adapun pemasaran piring lidi kelompok itu masih di tingkat lokal Purbalingga.

"Coba pak camat Kutasari mempelopori penggunaan piring lidi ini," kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi pada acara roadshow UMKM di halaman kantor Kecamatan Kutasari, Selasa (19/22).

Tinggi rendahnya permintaan memang bergantung dari kebutuhan konsumen terhadap produk itu.

Karenanya, ia mendorong pemerintah setempat untuk memelopori penggunaan piring lidi sehingga permintaan produk itu meningkat.

Piring lidi bisa menggantikan piring kaca atau plastik produksi luar.

Minimal, menurut dia, setiap ada kegiatan di Kecamatan Kutasari, pemerintah kecamaran tidak usah menggunakan piring kaca maupun plastik.

Melainkan menggunakan piring lidi yang diberi alas daun pisang.

Ini tentu akan membantu penyerapan produk lokal, disamping menciptakan kegiatan yang ramah lingkungan.

"Ini lebih bijak karena merupakan upaya membela produk-produk lokal,” kata Tiwi.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved