Puluhan Korban Banjir Demak Masih Mengungsi, Lainnya Pulang Rumah Bersihkan Lumpur
Korban terdampak bencana banjir Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, sudah kembali ke rumah masing-masing mulai Senin (13/1/2020).
Penulis: Moch Saifudin | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Korban terdampak bencana banjir Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, sudah kembali ke rumah masing-masing mulai Senin (13/1/2020).
Memasuki hari kelima, air sudah mulai surut pada malam harinya.
Warga lantas pulang untuk membersihkan rumah dari lumpur yang tertinggal banjir.
"Senin (13/1/2020) malam, saya sudah tidur di rumah," jelas Siti Saroh (50), warga Dukuh Gobang, Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Rabu (15/1/2020).
• Diskon Hingga 30 Persen Seluruh Rute Penerbangan Citilink, Syarat Utama Member Garudamiles
• PDIP Tunda Umumkan Rekomendasi Pilkada Solo 2020, Begini Hasil Analisis Pengamat Politik
Ia menjelaskan, listrik pun sudah mulai menyala pada Senin (13/1/2020).
Kemudian dia bersama keluarga membersihkan rumah seperti perabotan hingga pakaian.
Senada juga disampaikan warga setempat, Musriyah (59).
Selang sehari, dia mulai menempati tempat tinggalnya sejak Selasa (14/1/2020) sore.
"Butuh waktu dua hari untuk membersihkan latri (lumpur) dari dalam rumah. Dua anak (laki-laki) saya yang membersihkan, itupun belum kamar mandinya," jelasnya.
Ia pun sudah cukup lega lantaran bisa mencuci dan menanak nasi.
Hal serupa juga dirasakan warga lainnya, Mustaidah (35).
• Tersisa Satu Slot Pemain Asing, PSIS Semarang Ingin Cepat Clear, Komunikasi dengan Flavio Beck
• Plt Bupati Kudus Janji Kirim Bibit Tiap Jumat - Penuhi Target 600 Ribu Tanaman di Patiayam
Dia dan keluarga membersihkan rumah selama tiga hari berturut sejak Senin.
"Tiga hari bersih-bersih. Waktu banjir air masuk sekira selutut lebih sedikit. Sedangkan lumpurnya sekira 20 sentimeter," jelasnya.
Sementara Kepala Dusun Gobang, Rofik mengatakan, warganya sebagian besar sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan tempat tinggal.
Lanjutnya, baik di kantor kecamatan, tanggul, masjid musala, sekolah dan lainnya.
"Sampai hari ini masih ada 30 dari 600 KK, warganya yang masih mengungsi di masjid, musala, dan kerabat terdekat."
"Hal itu lantaran rumahnya tak ditinggikan atau berlantai tanah," jelasnya.
• Parade Kebangsaan Kemenag Kendal, Diikuti 4 Ribu Peserta, Kenakan Pakaian Adat, Bupati: Luar Biasa
• Dirilis Sore Ini, Realme 5i Boyong Dua Varian Memori, Berikut Spesifikasi dan Harga di Semarang
Ia menjelaskan, rumah panggung atau yang ditinggikan, sudah relatif bisa ditempati untuk saat ini.
Rumah panggung tersebut merupakan konsep bangunan rumah kebanyakan di rumah sekira 30 KK yang langsung menggunakan alas tanah.
"30 KK yang masih menginap. Ya musala, masjid, dan kerabat terdekat, tinggal dekatnya mana," jelasnya.
Ia menambahkan, sebagai dukuh yang terdekat dengan tanggul jebol, pihaknya menjelaskan, warganya masih membutuhkan kebutuhan air bersih, baik untuk minum, masak maupun membersihkan rumah.
"Sekira enam tangki setiap harinya bantuan datang di Dukuh Gobang," jelasnya.
• Tanami Lahan Kritis Patiayam Kudus, Gubernur Jateng Usulkan Tebang Satu Pohon Denda Rp 10 Juta
• Video Penjelasan Kapolda Jateng tentang Keraton Agung Sejagat Purworejo
Sementara Kalakhar BPBD Kabupaten Demak, M Agus Nugroho mengatakan, tiga dukuh di Desa Trimulyo yang paling parah, terdampak banjir lumpur.
Lanjutnya, yaitu Dukuh Gobang, Solowire, dan Solodoko.
"Setiap hari BPBD Kabupaten Demak menggelontorkan air bersih sejumlah 20 tangki."
"Itu untuk pemenuhan air kebutuhan minum, masak, dan membersihkan rumah," jelasnya. (Moch Saifudin)