Berita Batang
Pantau Tes SKD CPNS, Bupati Batang Wihaji Tegaskan Tidak Ada Peserta Titipan dan KKN
Rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) Tahun Anggaran 2019 memasuki tahapan ujian seleksi kompetensi dasar (SKD).
Penulis: dina indriani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) Tahun Anggaran 2019 memasuki tahapan ujian seleksi kompetensi dasar (SKD).
Pelaksanaannya berlangsung di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Rabu (12/2/2020).
Bupati Batang Wihaji bersama Sekda Batang Lany Dwi Rejeki menyempatkan untuk monitoring pelaksanaan SKD yang diikuti 4.166 peserta tersebut.
• Viral di Media Sosial Video Siswi SMP di Purworejo Dibully Tiga Siswa, Polisi Bentuk Tim Khusus
• Kronologi Kecelakaan Bus Sugeng Rahayu vs Truk di Madiun, Sopir Diduga Mengantuk
• Tangis Remaja Perempuan WNI Eks ISIS di Suriah, Menangis Histeris Rindukan Suasana Damai Indonesia
• 5 Hari Tersesat di Hutan, Deki Bertemu Gadis Kecil dan Pria Misterius yang Hilang Didekati
BupatI Batang Wihaji pun memastikan recruitmen CPNS di kabupaten Batang tidak ada suap menyuap maupun titipan.
"Kita pastikan seleksi CPNS sangat transparan, objektif, akuntabel dan bersih dari tutup menutup maupun sogok menyogok dan KKN," tutur Bupati Wihaji.
Dikatakannya, sistem tes sendiri menggunakan CAT Computer Assisted Test) yang diberlakukan dalam seleksi CPNS seperti pada tahun sebelumnya.
"Ruang-ruang sogok menyogok sudah tidak ada lagi, bisa mungkin ada tapi itu menerima informasi yang tersesat.
Karena dari hasil tes sendiri bisa diketahui secara langsung melalui layar monitor," jelasnya.
Bupati juga mengimbau agar peserta serius belajar, jangan mudah tergoda dengan adanya iming-iming lolos dengan pembayaran.
"Dengan ketatnya seleksi dan transparan dalam seleksi CPNS diharapkan Pemkab Batang mendapat ASN yang memiliki kompetensi dan integritas, sehingga mampu membangun Kabupaten Batang yang inovasi sesuai dengan perubahan memasuki revolusi industri 4.0," jelasnya.
Bupati juga mengapresiasi tes SKD CPNS yang berlangsung di Udinus karena dari tempat dan perangkatnya sangat layak.
"Apalagi ditambah dengan adanya tempat atau ruang khusus untuk disabelitas, ibu hamil dan peserta kecelakaan tentu sudah sangat layak," ujarnya.
Sementara Rektor Udinus Semarang mengatakan Prof Dr Edi Noersasongko, M.Kom menjelaskan terdapat 500 unit komputer yang dikendalikan oleh server dengan program dan soal yang membuat BKN.
"Bisa kita pastikan peserta tes tidak ada contekan karena puluhan ribu soal diacak sehingga satu meja soalnya pun berbeda-beda," jelasnya.
Pihaknya juga sudah melayangkan surat ke PLN agar tidak ada pemadaman.
"Kalaupun ada pemahaman kita sudah siapkan ganset atau dissel," ujarnya.
Sementara Kepala BKD Kabupaten Batang Supardi menambahkan pada tes SKD sesi pertama dengan jumlah 500 orang tersebut yang tidak hadir sebanyak 39 orang.