Berita Internasional
Kisah Battle of Idlib : Pertempuran Pamungkas Rakyat Suriah
Pasukan Suriah hampir menjangkau pusat pertahanan kelompok bersenjata antipemerintah di Provinsi Idlib
TRIBUNJATENG.COM - Kisah Battle of Idlib : Pertempuran Pamungkas Rakyat Suriah
Pasukan Suriah hampir menjangkau pusat pertahanan kelompok bersenjata antipemerintah di Provinsi Idlib di Februari ini.
Kemajuan signifikan tentara Damaskus ini mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang mendukung kelompok teroris bersenjata di kantong terakhir mereka.
• Viral Selokan di Gergaji Pelem Semarang Jadi Tempat Memelihara Ikan Koi, Bersih dan Jernih
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Wahyu Warga Semarang Mendadak Meninggal di Konter Saat Membeli Hp
• Psikolog Viral, Inilah Biodata Lengkap Dedy Susanto dan Riwayat Pendidikannya
• Bermodal Emas Batangan Bergambar Soekarno dan Setumpuk Uang, Tukang Batagor Ini Ngaku Dukun
Utamanya Turki dan AS, serta negara-negara sekutunya di barat maupun Arab.
Presiden Bashar Assad tak hanya mampu menghadapi perang berdarah selama 9 tahun, tapi juga bakal memenangkannya.
Tidak cuma melawan satu dua kelompok teroris dan pemberontak, tetapi puluhan ragam organisasi, aliran, tujuan, yang semua punya sponsor masing-masing.
Masih juga ada ISIS atau Daesh, yang juga berhasil diruntuhkan hingga kubu pertahanan terakhirnya di Baghouz diluluhlantakkan.
Minggu (16/2/2020), Damaskus menuntaskan misi besarnya membebaskan Aleppo sepenuhnya.
Bagian barat tepian kota industri itu disapu bersih.
Para militan, bertumpu kelompok etnis Uyghur dan Uzbek, mundur teratur atau dihancurkan lewat serangan udara.
Kemenangan itu dirayakan penuh sukacita oleh warga Aleppo.
Kini, fokus pasukan Suriah menuju Kota Idlib sepenuhnya.
Sesuai janji Bashar Assad, inchi demi inchi tanah Suriah akan dibebaskan dari tangan asing.
Rakyat Suriah akan kembali dimerdekakan dari ancaman teroris.
Kota Idlib terletak di Provinsi Idlib.
Lokasinya sekitar 59 kilometer barat daya Aleppo, dan hanya 22 kilometer dari tapal batas Suriah-Turki.
Kota itu terbagi enam distrik, Ashrafiyeh, Hittin, Hejaz, Downtown, Hurriya, dan al-Qusur.
Sebelum perang, atau sebelum 2011, Idlib tumbuh menjadi kota urban.
Penduduknya bertambah cepat antara 2004 ke 2010.
Dari tadinya sekitar 99.000 jiwa, melesat jadi sekitar 165.000 jiwa.
Mayoritas penduduknya Muslim Sunni, ditambah minoritas Kristen.
Namun pada 2020 ini, penduduk Kristen nol, karena mereka mengungsi menyelamatkan diri.
Sejak 2011, Idlib menjadi satu dari beberapa pusat demonstrasi anti-pemerintah Damaskus.
Pada tahun itu juga kota ini jatuh ke tangan kelompok militan bersenjata.
Pada 2012, Idlib kembali direbut pasukan Suriah.
Tapi 2015, jatuh lagi ke tangan militant setelah Jabhat al-Nusra menggelar serangan besar dari tiga jurusan.
Mereka bahu membahu bersama laskar lain, seperti Ahrar al-Sham, Jund al-Aqsa dan sejumlah organisasi teroris jaringan Al Qaeda.
Sejak itu kelompok Ahrar al-Sham mendominasi pengusaan kota. Mereka punya tujuan mendirikan kekuasaan yang sepenuhnya berdasar syariat Islam.
Setelah Idlib, kota urban berikutnya yang dikuasai kelompok anti-pemerintah adalah Jisr al-Shughur, yang berpenduduk sekitar 44.000 jiwa.
Jabhat al-Nusra, cabang Al Qaeda di Suriah kini berganti nama jadi Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Ini kelompok besar, diperkuat para petempur asing, termasuk dari Indonesia.
Benih perpecahan kedua kelompok ini mulai terlihat 2017.
Jatuhnya Aleppo timur, utara dan selatan, serta Old City Aleppo, mengindikasikan mereka sudah tidak solid.
Perpecahan itu makin dalam, dan pertumpahan darah mulai terjadi di antara dua kelompok militan bersenjata itu.
Sejak awal 2020, Ahrar al-Sham dan sejumlah kelompok militan lain yang didanai Turki, menggabungkan diri menjadi National Front of Liberation.
Meski dingin, kelompok ini masih menjalin komunikasi dengan Hayat Tahrir al-Sham. Front al-Nusra berganti nama jadi HTS untuk menyembunyikan diri dari label Al Qaeda.
Sesudah Ahrar al-Sham merger jadi NFL, mereka mendapat pasokan dana, senjata, peluru, seragam, uang makan, dan menerima senjata canggih seperti rudal antitank dari Turki.
Di saat yang sama, HTS menerima pasokan kurang lebih sama dengan yang diterima NFL. Sumbernya juga sama, Turki.
NFL mengklaim memiliki 70.000 anggota. Namun sumber lokal di Idlib menginformasikan riil anggota NFL sekitar 25.000 orang.
Setelah kehilangan bagian barat Aleppo, Hama bagian utara dan selatan Idlib, HTS atau Jabhat al-Nusra masih relatif menguasai Idlib Raya.
Markas pusat dan kegiatan politik HTS ada di jantung Kota Idlib.
Mereka juga memiliki gudang-gudang senjata dan sarana perang di tengah kota. Mereka mengklaim punya 70.000 anggota.
HTS menjadikan warga sipil di Idlib sebagai tameng hidup.
Warga sipil dilarang keluar Idlib, meski Damaskus sudah membuat sekurangnya 5 koridor kemanusiaan bagi non-kombatan.
Depot senjata HTS paling besar terletak di Khan dan Sarmada.
Letak depot senjata Khan ada di dekat kamp pengungsian warga sipil.
Pada 20 November 2019, serangan udara Suriah menewaskan sejumlah warga sipil, ketika Damaskus berusaha membombardir gudang HTS ini.
Sejumlah depot kecil lain telah dipindahkan ke dekat perbatasan Turki, setelah kelompok pemberontak terusir dari Maarat al-Numan dan Khan Shaykhun.
Di Jisr al-Sughur dan beberapa wilayah sekitarnya, dikenal jadi basis kelompok bersenjata Turkistan Islamic Party.
Petempur kelompok ini umumnya berasal dari Uyghur (Xinjiang, China) dan Uzbekistan.
Jumlah mereka yang kombatan sekitar 10.000 orang, ditambah keluarganya sekitar 20.000 orang.
Total petempur antipemerintah Damaskus di Idlib Raya saat ini diperkirakan mencapai 110.000 orang dari berbagai kelompok kecil maupun besar.
Operasi militer merebut Idlib dan Aleppo dimulai Desember 2019.
Pasukan Bashar Assad telah mengambilalih kontrol wilayah seluas 1.200 kilometer persegi yang tadinya dikuasai HTS dan aliansinya.
Saat ini, Damaskuss telah menguasai kota strategis Saraqib Nahiyah yang populasi penduduknya sekitar 88.000 jiwa, serta mengontrol jalan raya M4 dan M5.
Posisi ini menjadikan HTS dan kelompok bersenjata lain kehilangan akses ke pesisir Latakia, Idlib selatan dan Aleppo utara.
Dua tujuan utama pasukan Suriah terkait operasi Januari-Februari 2020 adalah mengamankan jalan raya M5 yang menghubungkan Aleppo ke Hama.
Akses terbuka itu akan melapangkan jalan dukungan logistik dan mobilisasi pasukan secara cepat di pihak pasukan Suriah.
Terkepungnya Idlib, yang jarak front terdepan paskan Suriah hanya sekitar 8 kilometer dari pusat kota, membuat militer Turki tergopoh-gopoh.
Mereka mengirimkan pasukan tempur, pasukan komando, peralatan perang dari multiple rocket launcher hingga rudal panggul antipesawat serta rudal antitank.
Secara politik, Turki sepertinya bakal mati-matian mencegah jatuhnya Idlib ke tangan pasukan Suriah.
Diplomasi ketat mereka jalankan, mencoba melobi Rusia.
Erdogan sepertinya takut merealisasikan ultimatum dan ancamannya agar pasukan Suriah mundur dari Idlib. Perang darat frontal Turki vs Suriah, akan sangat berisiko.
Armada tempur udara Rusia sangat kuat di Suriah.
Mereka menempatkan sistem rudal S-300, arhanud Pantsir, dan menerjunkan jet-jet tempur mulai Sukhoi S-24 hingga jet-jet terbarunya.
Pesawat intai intelijen, drone, dan satelit militer juga diarahkan ke Suriah.
Jadi sulit bagi Turki jika benar-benar ingin membuka perang total melawan Suriah.
Sumber daya mereka pasti terbatas karena secara ekonomi Turki juga menerima dampak resesi global seperti beberapa negara lain.
Menlu Turki Mevut Cavosoglu melobi Menlu Rusia Sergei Lavrov di forum pertemuan Munchen, Jerman.
Pertemuan keduanya belum menghasilkan kemajuan penting.
Cavosoglu terus memepet Lavrov dan berjanji keduanya akan berunding di Moskow, guna mencari solusi terbaik di Idlib. Mungkin mengupayakan gencatan senjata.
Kehadiran pasukan Turki di Idlib, secara pengaruh tidak terlampau besar bagi Damaskus.
Daerah-daerah di Greater Idlib makin banyak dibebaskan.
Akhir bulan ini, kemungkinan pasukan Suriah bakal bisa merebut kembali Idlib sepenuhnya.
Kelompok bersenjata jika tidak tewas di medan tempur, kemungkinan diselamatkan masuk wilayah Turki.(Tribunjogja.com/ Southfront.org/xna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Battle of Idlib, Pertempuran Pamungkas Rakyat Suriah
• Kereta Cepat Bandung-Jakarta-Semarang-Surabaya Diprediksi Bakal Geser Minat Penumpang Pesawat
• Kisah Lilik Warga Semarang Temukan Buaya Wakyo Hingga Harus Berpisah Setelah 14 Tahun Dirawat
• Kisah Yuyun Janda Muda Asal Karanganyar Pakai Foto Kakak Laki-laki di Facebook Menipu Wanita Jomblo
• Siswi SMP Purworejo Korban Bullying Iba dengan 3 Pelaku : Aku Wae Sing Ora Sekolah, Aku Ora Popo
