Berita Batang
Sempat Ditambal, 15 Hektar Tanah di Desa Jolosekti Batang Kembali Ambles 30 Centimeter
Sempat dilakukan penambalan, jalan penghubung Desa Jolosekti dan Desa Manggis kembali amblas, Senin (24/2/2020) pagi.
Penulis: dina indriani | Editor: muh radlis

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Sempat dilakukan penambalan, jalan penghubung Desa Jolosekti dan Desa Manggis kembali amblas, Senin (24/2/2020) pagi.
Jika sebelumnya fenomena penurunan tanah sekitar 50 centimeter, namun kali ini kedalaman 30 centimeter.
"Iya tadi pagi kembali amblas sekitar 30 centimeter, kemarin untuk penanganan sementara kami lakukan penambalan tapi karena ini adalah fenomena alam jadi tidak bisa dihindari," jelas Camat Tulis, Wawan Nurdiansyah saat dihubungi.
• Remaja Klaten Melakukan Seks dengan Jok Motor Berhias Pakaian Dalam Wanita Curian, Digrebek Warga
• Heboh! Bermaksud Ingin Tularkan Virus Corona, 3 Remaja di Singapura Sengaja Ludahi Tombol Lift
• Jawaban Sugeng Pria Purwokerto saat Dijanjikan Mobil oleh Warga Belanda Agar Mau Jual Koleksinya
• Setelah Ditunggu Alasan Kenapa Musim Hujan Kok Susur Sungai, Ini Jawaban Pembina Pramuka dan Kepsek
Wawan mengatakan amblasnya tanah kali ini masih bisa dilalui tapi berdampak pada 15 hektar sawah.
"Kalau yang pertama sempat mengganggu akses jalan, tapi untuk susulan ini masih bisa hanya saja berdampak pada 15 hektar sawah," ujarnya.
Saat ini pihaknya masih terus memantau situasi dan kondisi karena curah hujan juga tinggi yang bisa berdampak tanah amblas susulan.
"Dari Pemerintah Kecamatan dan pihak desa sedang koordinasi dengan DPUPR Kabupaten Batang untuk meminta segera ada penanganan darurat agar akses tidak sampai terputus lagi," ujarnya.
Sementara untuk tindak lanjut penelitian, Wawan menjelaskan bahwa Tim teknis dari ESDM Provinsi sudah melakukan penelitian dengan BPBD Kabupaten Batang kemarin Minggu (23/2/2020).
"Karena dampaknya yang sangat terlihat adalah pada 15 hektar sawah, Tim Teknis ESDM Provinsi kemarin menyarankan untuk tanah sawah tersebut dialihfungsikan tanaman keras," jelasnya.
Hal itu dikarenakan, menurut presdiksi tim teknis ahli ESDM struktur bagian bawah tanah sudah lembek seperti lumpur sehingga jika tetap dijadikan persawahan dipredisi akan semakin memperparah kondisi.
"Yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan mengantisipasi yakni merubah sawah menjadi tanaman keras," pungkasnya. (din)
• Tambang Galian C Resmi di Jateng Pun Tetap Bandel dan Tak Patuhi Aturan
• 27 Kasus Penipuan CPNS 2020 Diungkap Polda Jateng dan Jajaran, 2 Tersangka Oknum PNS
• Sah, Said dan Mat Solekan Serahkan Dokumen Persyaratan Pilkada Demak 2020 Lewat Jalur Independent
• Kenalkan Tradisi Moci di Tegal, Simbol Kesetaraan Nyong dan Koen