Wabah Virus Corona
Kesedihan Raja Salman Melihat Ramadan di Tengah Pandemi Corona yang Sepi
Raja Salman bin Abdul Aziz dari Arab Saudi mengaku sangat bersedih melihat perayaan Ramadan di sejumlah negara tahun ini yang sangat tidak seperti seb
TRIBUNJATENG.COM, ARAB SAUDI - Tahun ini, muslim di seluruh dunia sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadan.
Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini muslim di seluruh dunia merayakan Ramadan di tengah wabah corona atau covid-19.
Perayaan Bulan Suci Ramadan 1441 H atau 2020 dimulai di tengah pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena wabah Virus Corona atau Coronavirus (Covid-19).
• Update Corona 25 April di Indonesia: Terkonfirmasi Positif Covid-19 Mencapai 8.607 Kasus
• Update Corona 25 April di 34 Provinsi: Tambahan Kasus di Jateng Lampuhi Jabar, Jatim Melejit
• Sering Ditemui Sosok Misterius di Rumah Hantu Tempat Karantina, Pemudik di Sragen Isolasi Mandiri
• Di Tengah Pandemi, Kajian Kitab Kuning Digelar secara Online di Ponpes Asshodiqiyah Semarang

Negara-negara di seluruh dunia telah menerapkan penguncian (lockdwon) dan penerapan aturan jarak sosial atau social distancing dan physical distancing yang ketat.
Pembatasan itu dilakukan untuk menekan penyebaran Virus Corona yang mematikan itu.
Raja Salman bin Abdul Aziz dari Arab Saudi mengaku sangat bersedih melihat perayaan Ramadan di sejumlah negara tahun ini yang sangat tidak seperti sebelumnya.
Arab Saudi adalah tempat Kabah di Masjidil Haram yang merupakan tempat suci dan kiblat umat Islam sedunia.
Raja Salman mengatakan bahwa dia sedih karena umat Islam tidak bisa Shalat Tarawih atau Salat Tarawih bersama di masjid-masjid.
"Saya sedih bahwa bulan suci tiba di tengah-tengah keadaan yang membuat kami tidak dapat melakukan doa bersama dan tarawih di masjid karena tindakan pencegahan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat dalam memerangi pandemi Virus Corona," kata Raja Salman.
Dia mengatakan itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh SPA sebagaimana ditulis Dailymail.co.uk.
Namun demikian, tradisi sedang dilakukan di seluruh dunia untuk menandai dimulainya perayaan.
Muslim yang taat melakukan puasa atau menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga senja selama Ramadan dan berkumpul dengan keluarga untuk berbuka puasa di malam hari.
Ramadan juga merupakan bulan doa di mana umat Islam secara tradisional berkumpul dalam jumlah besar di masjid-masjid, terutama di malam hari.
Tetapi karena Coronavirus, hampir semua negara mayoritas Muslim telah menutup masjid dan meminta orang untuk salat di rumah selain memberlakukan jam malam untuk membatasi penyebaran virus yang mematikan itu.