Berita Kudus
Terdampak Virus Corona, 535 Nasabah BPR BKK Kudus Ajukan Restrukturisasi Kredit
Sedikitnya 535 nasabah BPR BKK Kudus telah mengajukan restrukturisasi kredit yang nilainya mencapai Rp 13,4 miliar hingga Selasa (19/5/2020) ini.
Penulis: raka f pujangga | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Sedikitnya 535 nasabah BPR BKK Kudus telah mengajukan restrukturisasi kredit yang nilainya mencapai Rp 13,4 miliar hingga Selasa (19/5/2020) ini.
Direktur Utama PD BPR Kudus, Noor Mastiko menyampaikan, pihaknya selektif dalam melakukan restrukturisasi kredit sehingga tidak semua pengajuan disetujui.
"Jika sebelum Covid-19 ini angsuran kreditnya sudah 'batuk' (macet-red) maka pengajuan penangguhan atau keringanan kreditnya tidak wajar," jelas dia, disela-sela penyerahan sembako, di Pendopo Bupati Kudus.
• Disebut Fadli Zon Ambil Alih Pekerjaan Tukang Parkir, Ganjar: Maaf Kalau Panjenengan Tak Berkenan
• Kader PAN Kota Tegal Sebut Amien Rais Sengkuni Bikin Kisruh Internal, PAN Jateng: Harus Ada Sanksi
• Viral Sosok Tante Ernie Tante Pemersatu Bangsa, Juga Dikomentari Hotman Paris
• Viral Ular Piton Raksasa Bergelantungan di Atap Rumah Warga, Melahap Bulat-bulat Seekor Posum
Pihaknya mengikuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait restrukturisasi dan relaksasi kredit.
Sehingga dari jumlah tersebut, yang sudah mendapatkan penangguhan dan keringanan kredit kepada 159 nasabah yang totalnya mencapai Rp 5,1 miliar.
"Total restrukturisasi kredit yang diberikan kepada nasabah itu variatif, ada yang penangguhan pokok utang dan perpanjangan tenor.
Kamis menyesuaikan kondisi yang ada," jelas dia.
Kendati demikian, masih ada juga nasabah yang tidak ingin melakukan penangguhan kreditnya karena dinilai masih mampu.
"Ada banyak nasabah yang tetap ingin membayar meskipun di tengah wabah covid-19 ini," jelas dia.
Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, pihaknya mengaku tetap bisa menjaga likuiditas perbankan dalam zona aman.
Namun diakuinya dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit hingga akhir tahun 2020 diprediksikan turun.
"Target kredit yang semula Rp 9-10 miliar per bulan, sekarang hanya tercapai sekitar Rp 4 miliar per bulan.
Turun 50 persen dari kondisi normal," ujarnya.
Sedangkan untuk DPK yang ditargetkan mencapai Rp 20 miliar, diprediksi turun sekitar Rp 5 miliar sehingga hanya terpenuhi sekitar Rp 15 miliar.
"Awalnya dari Januari-April pengumpulan dana nasabah meningkat, tetapi bulan Mei ini mengalami penurunan. Dalam sebulan kira-kira Rp 1,8 miliar," ujar dia.