Virus Corona Jateng
Update Pasien Positif Corona di Jateng Alami Lonjakan Kini Capai 1.577 Kasus
Dikutip dari website www.corona.jatengprov.go.id pukul 18.00, angka penyebaran corona di Jawa Tengah masih berada di atas 1.500an kasus.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Angka kasus corona di Jawa Tengah masih terpantau cukup tinggi hingga Kamis (4/6/2020) petang.
Dikutip dari website www.corona.jatengprov.go.id pukul 18.00, angka penyebaran corona di Jawa Tengah masih berada di atas 1.500an kasus.
Pada Kamis ini, tercatat sudah 1.577 kasus positif corona, atau lebih tinggi dari angka pada hari sebelumnya yakni 1.551 kasus.
• Pembunuhan Sadis Ayah Tiri Bunuh Balitanya Ditenggelamkan di Bak Kamar Mandi Gegara Rewel Menangis
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Ilham Bocah 14 Tahun Tewas Kesetrum Listrik Saat Perbaiki Lampu
• Media Luar Negeri Sebut Wonderkid Welber Sosok Neymar dari Indonesia, Kini Berada di Brazil
• Korea Selatan Diancam Adik Kim Jong Un, Begini Reaksinya
Dari data tersebut, 591 di antaranya, saat ini masih dalam perawatan dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah. Angka tersebut sekaligus menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasien positif covid-19, dari hari sebelumnya.
Sementara 881 di antaranya saat ini sudah dinyatakan sembuh dari corona. Sedangkan 105 lainnya dinyatakan meninggal.
Terkait jumlah kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), saat ini sudah ditemukan 5.946 kasus.
746 pasien PDP saat ini masih dirawat, 4.374 sembuh, dan 826 meninggal.
Untuk Orang Dalam Pengawasan (ODP), jumlahnya saat ini mencapai 36.456 kasus.
1.261 berstatus dalam pemantauan, dan 35.195 selesai pemantauan.
Telemedicine RSUD Tugu
Masa pandemi corona atau covid-19 membuat masyarakat menjadi khawatir untuk berobat ke rumah sakit.
Hal tersebut dibenarkan wakil direktur pelayanan RSUD Tugurejo dr Nugroho saat dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (4/6/2020).
Ia menilai, bukan hanya rumah sakit Tugurejo saja yang mengalami masa seperti itu, melainkan hampir semua rumah sakit mengalami kemungkinan atigmatisasi.
"Apalagi rumah sakit rumah sakit rujukan.
Termasuk di rumah sakit kami.
Rumah sakit tugu ini menjadi rumah sakit rujukan limit dua.
Nah, karena menjadi rumah sakit rujukan, suka tidak suka kasusnya relatif banyak," kata Nugroho.
Ketakutan tersebut membuat masyarakat menjadi khawatir setiap kali ingin berobat ke rumah sakit.
Bagi rumah sakit Tugurejo, selama masa pandemi ini terjadi penurunan pasien mencapai 50 persen.
"Itu yang menjadi kendala tersendiri. Ini dibuktikan dengan penurunan jumlah pasien yang berobat dirawat jalan maupun yang ada di rawat inap.
Sekitar sampai 50 persen," katanya.
Sebagai solusi, pihak rumah sakit Tugurejo melakukan sejumlah upaya agar masyarakat tak perlu ragu berobat ke rumah sakit.
Satu di antaranya yakni layanan telemedicine.
"Telemedicine ini merupakan tata layanan dengan pasien yang difasilitasi dengan alat komunikasi. Jadi tidak bertemu langsung atau tidak bertatap muka langsung. Ini sedang dalam proses kami kerjakan," katanya.
Lebih lanjut, Nugroho mengatakan pihaknya juga melakukan sosialisasi terkait jaminan berobat di rumah sakit tetap aman.
"Kemudian, kami sedang mencoba untuk membuat promosi, bahwa di rumah sakit kami saat ini aman untuk pasien-pasien noncovid.
Karena kita menjalankan sesuai protokol kesehatan yang ada.
Mulai dari physical distancing, kemudian cuci tangan, kemudian evaluasi suhu dan lain-lain," pungkasnya.
Pasien Positif di RSUP Kariadi Turun
Angka pasien corona di RSUP Dr. Kariadi saat ini mengalami penurunan cukup pesat bila dibandingkan dengan awal-awal pandemi corona melanda Jawa Tengah.
Pada saat itu, data menunjukkan jika RSUP Dr. Kariadi selalu menempati.urutan pertama sebagai rumah sakit yang paling banyak merawat pasien corona.
Meski begitu, sejauh ini RSUP Dr. Kariadi tak lagi berada di papan atas sebagai rumah sakit sebagai salah satu rumah sakit yang banyak merawat pasien corona.
Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, RSUP Dr Kariadi mengalami penurunan jumlah pasien corona sebab saat ini hampir seluruh rumah sakit di Jawa Tengah sudah mampu menangani pasien corona.
"Sekarang menurun karena sudah banyak rumah sakit yang mampu untuk melakukan perawatan Covid-19 ini.
Pada awalnya memang belum banyak rumah sakit yang mampu sehingga awalnya terkonsentrasi di RSUP Kariadi dan Rs. Moewardi Solo.
Tetapi sekarang ini, semua rumah sakit di Kabupaten/Kota mempunyai kemampuan perawatan covid-19 itu dengan baik," ungkap Yulianto, Rabu (3/6/2020).
Ia menambahkan, saat ini ruang isolasi di tiap-tiap rumah sakit di daera juga sudah memadai untuk menangani pasien yang terpapar virus corona.
Sehingga tak perlu lagi harus dirujuk ke rumah sakit Kariadi.
"Ketersediaan ruang isolasi itu juga cukup banyak, alat-alatnya juga semakin komplit, alat-alat APD juga cukup. Artinya tidak seperti di awal-awal dulu kita mencari APD itu sulit.
APD menjadi barang mewah karena sulit didapat," kata Yulianto.
"Sekarang relatif lebih mudah sehingga rumah sakit kita di seluruh pelosok Jawa Tengah ini mampu memiliki perawatan Covid-19.
Sehingga tidak terkonsentrasi di satu rumah sakit.
Contohnya rumah sakit Kariadi, sehingga apabila terjadi penurunan jumlah yang dirawat di rumah sakit Kariadi ini karena di daerah-daerah sudah mampu melakukan perawatan itu," jelasnya.
Adapun data terbaru di website www.corona.jatengprov.go.id pada Rabu malam, RSUP Dr. Kariadi saat ini merawat total 16 pasien covid-19.
(*)
• Mantan Kapolrestabes Semarang Brigjend Pol Abioso Kini Resmi Menjabat Wakapolda Jateng
• Mulut Pedas Donald Trump Dibungkam Twitter dan Snapchat, Facebook Membiarkan, Ini Kata Zuckerberg
• Innalillahi Wa Innailahi Rojiun, Satpam Cantik yang Hilang Ditemukan Mengapung di Bengawan Solo
• Ingat Aulia Kesuma Pembunuh Suami dan Anak Tiri? Kini Dituntut Hukuman Mati