Berita Banjarnegara
Dampak Pandemi, Satwa di TRMS Serulingmas Banjarnegara Terancam, Pengelola Galang Donasi
Pandemi Covid 19 bukan hanya berdampak pada manusia. Di antaranya satwa-satwa di Taman Rekreasi Marga Satwa (TRMS) Serulingmas Banjarnegara.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada manusia. Kesejahteraan satwa di kebun binatang pun terancam.
Di antaranya satwa-satwa di Taman Rekreasi Marga Satwa (TRMS) Serulingmas Banjarnegara.
Di alam liar, satwa bisa mencari makan sendiri untuk bertahan hidup. Tetapi di lembaga konservasi atau kebun binatang, satwa yang dipelihara menggantungkan pakan dari pemberian perawatnya.
Ini menuntut pengelola lembaga konservasi menjamin kesejahteraan satwa-satwanya.
Itu bukan pekerjaan mudah tentunya. Butuh biaya besar untuk merawat ratusan satwa dilindungi yang terancam kepunahannya.
• Korea Utara Ancam Musnahkan Amerika Serikat dengan Nuklir Jika Terus Provokasi Korsel
• Update Corona 22 Juni di Indonesia: Dalam Sehari, Pasien Positif Bertambah 954 Orang, 35 Meninggal
• Seorang Anggota TNI Tewas Ditembak di Hotel Jakarta, Sempat Dibawa Ke Rumah Sakit
• Belum Lama Bebas Bersyarat, John Kei Kini Terancam Hukuman Mati
• Nongkrong Tengah Malam di Semarang, Pemuda Ini Diserang OTK Pakai Celurit, Motor Hilang
Jika tak ada hambatan semisal pandemi, kesejahteraan satwa di kebun binatang aman-aman saja. Pakan mereka tetap terjamin.
Hasil penjualan tiket kunjungan cukup untuk menanggung biaya perawatan, termasuk pakan hewan.
Masalahnya, pandemi Covid-19 membuat pengelola lembaga konservasi harus menutup loket wisata.
Direktur Perumda Taman Rekreasi Marga Satwa (TRMS) Serulingmas Banjarnegara, Lulut Yekti Adi mengatakan, semenjak ditutup untuk wisatawan Maret 2020 lalu, pihaknya tidak menerima pemasukan sama sekali dari kunjungan wisatawan.
"Sementara pengeluaran untuk satwa sangat besar," katanya, Senin (22/6/2020).
Dalam kondisi apapun, satwa-satwa harus tetap dijamin kesejahteraannya.
Pengelola tentu kebingungan lantaran operasional pakan biasanya ditanggung dari pendapatan hasil penjualan tiket pengunjung.
Menurut Lulut, biaya pakan untuk satwa-satwa yang dilindungi ini cukup besar, sekitar Rp 100 jutaan tiap bulan.
Hampir separuh biaya itu dikeluarkan untuk pakan hewan karnivora semisal harimau, singa dan buaya.
Seekor harimau atau singa dalam sehari bisa menghabiskan 5 sampai 6 kilogram daging, baik daging sapi, ayam, hingga babi hutan.