Virus Corona Jateng
Wakil Rakyat Minta Biaya Rapid Test dan Swab Corona Digratiskan: di Cina Itu Paling Mahal 50 Ribu
Persoalannya saat ini, menurutnya, banyak warga yang mengeluhkan mahalnya biaya rapid test, apalagi tes PCR.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Beberapa pekan terakhir, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di pusat dan beberapa daerah melaporkan peningkatan kasus positif Covid-19 secara signifikan.
Terkait hal ini, anggota Komisi VI DPR RI asal Pati, Marwan Jafar, mengingatkan segenap jajaran pemerintah untuk menggencarkan kembali tes cepat (rapid test) maupun polymerase chain reaction (PCR) swab demi mendeteksi penularan virus corona.
Hal tersebut ia sampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Senin (13/7/2020).
• Pedagang Kain Solo Teriak Banyak Suplier Surabaya Bebas Masuk BTC: Mereka dari Zona Hitam Corona!
• Ganjar Pranowo Marahi Bupati Brebes Ikut Gowes Massal dan Dangdutan: Ada Kades Lapor Saya
• Gempa Selatan Jawa 13 Juli 2020 Bersebelahan Gempa 8.1 M 23 Juli 1943, Pernah Bikin 213 Orang Tewas
• Ketua KPU Diduga Selingkuh Langsung Diberhentikan: Tak Bisa Jaga Kehormatannya
Persoalannya saat ini, menurutnya, banyak warga yang mengeluhkan mahalnya biaya rapid test, apalagi tes PCR.
"Ambil contoh, biaya tes cepat yang semula di kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu, saat ini di sejumlah daerah sudah meroket sampai Rp 500 ribu lebih per orang."
"Sebagai perbandingan, berdasarkan informasi yang saya terima, rapid test di Cina hanya perlu biaya sekira Rp 50 ribu."
"Itu sudah paling mahal," ujar dia.
Ia menambahkan, biaya PCR yang notabene lebih akurat hasilnya jauh lebih mahal lagi.
Bisa mencapai Rp 2 juta per orang.
"(Biaya ini) sama saja baik di rumah sakit negeri maupun swasta."
"Mohon maaf, bagi kalangan rakyat kecil seperti pedagang pasar tradisional, pekerja lepas harian, tukang ojek, dan para sopir, dengan penghasilan pas-pasan mana mungkin mereka bisa memeriksakan diri terkait virus corona," ujar mantan Ketua Fraksi PKB di DPR ini.
Menurut Marwan, sebagai solusi konkret atas permasalahan ini, segenap jajaran pemerintah, kementerian, dan BUMN hingga pemerintah daerah mesti benar-benar menggratiskan biaya rapid test dan tes PCR swab buat "rakyat biasa".
Terkait hal ini, koordinasi dan kerja sama antarpihak berwenang wajib ditingkatkan demi meringankan beban masyarakat.
Marwan mengingatkan, alokasi pembiayaan untuk penanganan Covid-19 secara nasional juga sudah dinaikkan dari semula Rp 78,51 triliun menjadi Rp 87,55 triliun.
"Di sisi lain, ada kekhawatiran dari beberapa kalangan bahwa ada oknum yang memanfaatkan situasi pandemi. Mengail di air keruh. Ada gejala komersialisasi maupun penyerahan biaya tes kesehatan ke mekanisme pasar sepenuhnya. Hal ini jangan sampai kita biarkan dan makin memberatkan rakyat," tegas dia.
Ia menambahkan, dirinya mengapresiasi penuh apabila pemerintah daerah terus jemput bola, dalam arti aktif menyelenggarakan tes untuk menemukan warga yang terpapar corona, sekalipun berkategori orang tanpa gejala (OTG).
Ia juga mengajak segenap masyarakat agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Selalu pakai masker, jaga jarak fisik, dan sering cuci tangan. Jangan anggap remeh penularan virus corona."
"Tetap waspada. Terutama saat berada di moda transportasi umum, rumah sakit, pasar tradisional, serta tempat tertutup seperti ruang perkantoran dan restoran," tandas Marwan.
(*)
• Liga 1 2020 Akan Dilanjutkan, Ini Kata Joko Ribowo PSIS Semarang
• Ambisi Besar Erdogan Bebaskan Masjid Al Aqsa Setelah Ubah Fungsi Hagia Sophia
• Anggota DPRD Jateng PDP Corona Meninggal, 50 Orang Dewan dan Staf Jalani Rapid Test, Ini Hasilnya
• Korban Gangster Sukun Stres Semarang Masih Koma, Biaya RS Tak Ditanggung BPJS: Ibunya Jualan Jamu