Berita Regional
Satu Anggota TNI dari Yonif Raider 400/BR Gugur di Intan Jaya Papua, Diserang KKB Saat Patroli
Seorang prajurit TNI dari Satgas Yonif R 400/BR, Pratu Firdaus, gugur saat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Titigi,
TRIBUNJATENG.COM - Seorang prajurit TNI dari Satgas Yonif Raider 400/BR atau Banteng Raiders Kodam IV/Diponegoro, Pratu Firdaus, gugur saat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua, Jumat (6/11/2020).
Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan, kontak senjata terjadi saat Pratu Firdaus dan sejumlah prajurit lainnya sedang melakukan patroli di Kampung Titigi.
Dalam kontak senjata itu, seorang prajurit TNI lainnya juga terluka terkena tembakan.
Baca juga: Pesan Ki Manteb Soedarsono Ke Gading Pawukir Putra Ki Seno Nugroho: Terusno Sejarahe Bapakmu
Baca juga: Tubuh Gunung Merapi Terus Mengembung, BPPTKG Yogyakarta: Intensitas Kegempaan Lebih Tinggi
Baca juga: Kamar Putri Kerajaan Arab Dimasuki Maling di Perancis, Barang Mewah Senilai Rp 10,1 Miliar Lenyap
Baca juga: Viral Video Syur Mirip Gisel di Twitter hingga Trending, Tagar Gempi & Skandal Juga Menyusul
"Saat ini sedang dilaksanakan proses evakuasi korban," kata Suriastawa melalui rilis, Jumat.
Suriaswata menyesalkan kejadian tersebut karena hingga kini bukan hanya TNI yang menjadi korban, tetapi juga warga sipil.
Jual senjata ke KKB
Polda Papua menetapakan tiga orang sebagai tersangka kasus jual beli senjata api.
Adapun ketiga tersangka yaitu anggota Brimob Kelapa Dua Bripka MJH, DC yang merupakan ASN dan anggota Perbakin Nabire, dan FHS mantan anggota TNI AD.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menjelaskan, dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa Bripka MJH sudah tujuh kali membawa senjata api ke Nabire dengan upah berkisar dari Rp 10 juta hingga Rp 30 juta tergantung jenis senjata api yang dibawa.
Senjata api itu dijual kepada pemesan melalui DC dengan harga berkisar Rp 300 juta hingga Rp 350 juta tergantung jenis.
Saat ini polisi masih mencari keberadaan pemesan berinisial SK.
"Hingga kini SK belum ditemukan, sehingga penyidik belum bisa meminta keterangan dari yang bersangkutan," kata Waterpauw dikutip dari Antara, Senin (2/11/2020).
Kapolda Papua mengakui anggota di lapangan sudah lama memonitor adanya kasus jual beli senjata api ke kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Hal ini setelah melihat aksi kelompok bersenjata khususnya di wilayah Intan Jaya makin meningkat hingga menimbulkan korban jiwa baik warga sipil maupun aparat keamanan.
Terungkapnya kasus tersebut setelah ada informasi masuknya dua pucuk senjata api jenis MI16 dan M4 melalui Timika ke Nabire.
Petugas melakukan pendalamanan hingga akhirnya kasus itu terbongkar dengan diamankannya Bripka MJH setibanya di Nabire via Timika dan Makassar.